People Innovation Excellence
 

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI, MINDSET TERHADAP PERJALANAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN COACHING SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (1)

 

by RoniHeryatno / D6522

Entrepreneurship menjadi topik menarik untuk di bahas beberapa tahun terakhir ini, bahkan euphoria entrepreneuship ini mulai diangkat dalam pembahasan-pembahasa dalam berbagai kegiatan melalui berbagai media. Pandangan masyarakat tentang entrepreneurship mulai terbuka. Semula masyarakat memahami entrepreneurship sebagai sarana untuk belajar berbisnis, akan tetapi sebenarnya membahas entrepreneurship tidak hanya mengajarkan bagaimana berbisnis, tetapi lebih kompleks daripada itu (Changing Paradigms of International Entrepreneurship Strategy, n.d.). Saat ini materi entrepreneurship sudah mulai diajarkan ke peserta didik mulai dari tingkat SD sampai dengan universitas (Soetrisno et al., 2022). Entrepreneurship menjadi sesuatu pembeda satu universitas dengan universitas lain. Lulusan yang dilengkapi dengan kemampuan entrepreneurial menjadi daya jual dunia kerja. Warna entrepreneurship masing-masing universitas juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua atau calon mahasiswa bahkan menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan.

Saat ini banyak nama-nama entrepreneur muda mulai bersinar baik di dalam negeri ataupun luar negeri dengan segudang prestasi. Lebih membanggakan lagi bahwa entrepreneur ini banyak yang masih berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa tetapi bisnisnya sudah berdampak besar di masyarakat. Beberapa dari entrepreneur ini tidak berasal dari keluarga pebisnis. Menjadi sebuah perdebatan panjang, karena sebagian masyarakat meyakini entrepreneur dikhususkan bagi mereka yang memiliki bakat alamiah, sedangkan sebagian masyarakat berpendapat menjadi entrepreneur tidak harus memiliki bakat tetapi dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi dan minset yang dimilikinya (Papulova & Papula, 2015).

Enterpreneurial Journey

Perjalanan entrepreneurial (entrepreneurship journey) menurut (Cha & Bae, 2010) adalah sebuah proses yang dimulai saat ada penemuan akan peluang bisnis, yang kemudian diikuti dengan penciptaan ide bisnis hingga lahir entrepreneur baru – dimana didalamnya terdapat proses improvisasi serta membutuhkan kekuatan untuk menghadapi ketidakpastian. Lebih jauh lagi diterangkan. Proses entrepreneur dapat dilihat sebagai interaksi antara entrepreneur dan peluang. Proses kewirausahaan adalah entrepreneur journey di mana seorang entrepreneur akan berusaha berbagai sumber daya, termasuk keuangan dan SDM, sambil membangun fungsi yang dibutuhkan

Entrepreneurial journey dipahami sebagai sebuah perjalanan untuk menghasilkan nilai bagi orang lain, dan perjalanan ini didorong oleh keyakinan mereka yang terlibat bahwa dengan menghasilkan nilai bagi orang lain adalah tiket untuk menghasilkan nilai bagi diri mereka sendiri (Mcmullen & Dimov, 2013).

(Sørensen et al., 2007) memberikan gambaran tentang entrepreneurial journey. Perjalanan ini dikategorikan menjadi tiga kategori besar. Kategori pertama; entrepreneurial journey  adalah sebuah perjalanan yang telah ditentukan sebelumnya (pre-defined). Karena telah ditentukan, ada penjelasan obyektif tentang bagaimana sebuah perusahaan bisa berdiri. Kategori kedua adalah semi-structrured journey atau perjalanan semi terstruktur. Perjalanan kategori ini juga dapat dijelaskan secara obyektif, meski secara hasil, lebih tidak terduga dibanding kategori pertama. Kategori ketiga memandang entrepreneurial journey  sebagai sebuah proses social untuk membangun sebuah peluang dan merupakan sebuah proses yang berjalan terus menerus dengan proses yang dinamis (Sørensen et al., 2007).

Perdebatan tentang proses perjalanan entrepreneur telah menjadi bahan perbincangan peneliti dari waktu ke waktu. Diskusi tentang apakah entrepreneur terlahir atau diciptakan menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Salah satu peneliti yang dengan tegas menyatakan bahwa entrepreneur adalah sebuah hasil “penciptaan” adalah Neha Kumari. (Kumari, 2018) menyatakan bahwa pengusaha sukses tidak selalu berasal dari keluarga pengusaha atau pengusaha. Berbagai contoh yang tampak adalah munculnya orang-orang yang memiliki gagasan untuk mencerahkan dunia dengan ide, pemikiran, penemuan, dan inovasi mereka. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan banyak pengusaha sukses yang tidak dilahirkan dengan keterampilan untuk menjadi seorang pengusaha.

Pendididikan entrepreneurship kemudian dipandang sebagai kunci penting dalam pengembangan entrepreneurship (Mikić et al., 2019). Lebih jauh dijelaskan, pendidikan kewirausahaan memiliki kombinasi pembelajaran eksperimental (knowledge), pengembangan keterampilan dan, yang terpenting, perubahan cara berpikir individu (mindset). Penelitian telah menunjukkan bahwa kewirausahaan dapat dipelajari karena pendidikan dapat membantu untuk mencapai dan meningkatkan kesadaran dan penerimaan kewirausahaan sebagai pilihan karir yang berharga.

Pendidikan entrepreneurship juga berperan terhadap pengembangan entrepreneurship melalui intensi berwirausaha. Hal ini dapat dicapai melalui faktor individu (sikap terhadap perilaku, motivasi kewirausahaan, sumber daya kewirausahaan dan kontrol perilaku yang dirasakan) dan pendidikan kewirausahaan (Boahemaah et al., 2020).

Pendidikan kewirausahaan dapat bertindak atas tiga elemen proses kewirausahaan yaitu: orang yang terlibat didalamnya, lingkungan tempatnya berada, serta karater dari peluang yang dikerjakan. Peran utama Pendidikan kewirausahaan adalah dalam mempersiapkan orang untuk berhasil mencoba start-up (Liñán, 2007).

Berbicara tentang Entrepreneurial Knowledge tentu akan melibatkan entrepreneurial education. (McIntyre & Roche, 1999) menyatakan bahwa Pendidikan entrepreneurial adalah ‘proses memberikan konsep dan keterampilan kepada individu untuk mengenali peluang, dan untuk memiliki wawasan dan harga diri untuk bertindak di mana orang lain ragu-ragu,  termasuk instruksi dalam pengenalan peluang, mengatur sumber daya dalam menghadapi risiko, dan memulai usaha bisnis, sebagaimana dikutip oleh (Liñán, 2007).

Entrepreneurial knowledge dianggap sebagai bahan utama kegiatan kewirausahaan dan mendirikan usaha baru karena dampaknya yang tinggi terhadap niat kewirausahaan yang mengarah pada kesuksesan individu, organisasi, dan nasional melalui keberlanjutan ekonomi (Widding, 2005).

Lebih lagi, entrepreneurial knowledge mengacu pada pengetahuan individu tentang operasi bisnis, ketersediaan sumber daya, identifikasi peluang, eksploitasi, dan aktivitas kewirausahaan lainnya, yang mewakili kemampuan pengusaha potensial untuk mengenali peluang dan mengejarnya dan memungkinkan pengusaha untuk memahami, mengekstrapolasi dan menafsirkan informasi, dan sumber daya dan memanfaatkannya secara unik, menghasilkan produk atau layanan baru (Roxas, 2014).

Entrepreneurial knowledge berasal dari interaksi individu dengan masyarakat tempatnya berada, pendidikan, pelatihan (Liñán, 2007) dan praktik langsung, sehingga dianggap lebih penting dalam pengembangan sumber daya manusia (Turker & Selcuk, 2009).

Entrepreneurial intention dikatakan niat untuk memulai usaha sendiri. Motivasi entrepreneurial dinyatakan memiliki berhubungan positif dengan entrepreneurial intention (Nidhi & Kumari, 2021).  Pengaruh Motivasi kewirausahaan terhadap niat berwirausaha dimediasi oleh sikap, norma subyektif, dan tingkat perilaku yang dirasakan (Solesvik, 2013).

Motivasi kewirausahaan memiliki dimensi yang luas dan mengeksplorasi semua itu dalam satu studi tidak mungkin karena itu studi saya menggunakan teori faktor pendorong dan penarik untuk faktor motivasi. Faktor pendorong bisa berupa faktor pribadi atau eksternal yang berkonotasi negatif, tetapi faktor penarik menarik keinginan orang untuk memulai bisnis baru sebagai peluang. Faktor pendorong yang memaksa individu untuk memulai bisnis sendiri dan mengadopsi kewirausahaan seperti pendapatan rendah dan pasar kerja yang lemah merupakan faktor pendorong di negara berkembang (Nidhi & Kumari, 2021). Faktor penarik adalah faktor motivasi yang meningkatkan keinginan individu untuk mencapai sesuatu atau mewujudkan sesuatu, seperti menjadi mandiri merupakan salah satu faktor penarik (Kirkwood, 2009).

 

 


Published at :
Leave Your Footprint

    Periksa Browser Anda

    Check Your Browser

    Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

    Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

    Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

    Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

    We're Moving Forward.

    This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

    If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

    Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

    1. Google Chrome
    2. Mozilla Firefox
    3. Opera
    4. Internet Explorer 9
    Close