POTENSI EKSPOR INDONESIA DAN INVESTASI DI INDONESIA (3)
by Adhi Bawono S.T., M.M
Potensi lain seperti industri pulp dan kertas yang bahan bakunya lebih banyak tersedia di tanah air dengan negara tujuan utama ekspor bubur kertas tahun 2019 adalah Tiongkok (72,67 persen), Korea Selatan (6,68 persen), Bangladesh (5,41 persen), India (4,87 persen) dan Turki (2,39 persen). Hal ini menjadi potensi besar, bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara Thailand dan Vietnam yang sedang gencar dalam mengembangkan industry pulp and papernya.
Potensi hasil mineral dan energi juga cukup besar di Indonesia, dari data BPS 87,27 persen nilai ekspor hasil tambang Indonesia pada tahun 2019 adalah batu bara dan lignit, dan 12,39 persen adalah pertambangan bijih logam. Selain itu dengan adanya tren mobil listrik yang membutuhkan baterai lithium dengan nikel sebagai bahan bakunya menjadikan Indonesia menjadi negara penting karena cadangan nikel terbesar di dunia. Dengan menggencarkan investasi untuk pembangunan fasilitas produksi industry lithium baterai dan mobil listrik agar Indonesia masuk dalam global supply chain sehingga produk yang memiliki nilai tambah menjadikan potensi ekspor baru dibanding dengan ekspor barang mentah. (Komunikasi, 2020).
Potensi industry kreatif juga menjadi potensi ekspor bagi Indonesia. Di Indonesia terdapat 16 subsektor ekonomi kreatif berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2015 tentang perubahan atas Perpres Nomor 6 Tahun 2009 tentang Badan Ekonomi Kreatif. Keenam belas subsektor ekonomi kreatif tersebut, meliputi: (1) Arsitektur; (2) Desain interior; (3) Desain Komunikasi Visual; (4) Desain Produk; (5) Film, Animasi, dan Video; (6) Fotografi; (7) Kriya; (8) Kuliner; (9) Musik; (10) Fashion; (11) Aplikasi dan Game Developer; (12) Penerbitan; (13) Periklanan; (14) Televisi dan Radio; (15) Seni Pertunjukan; dan (16) Seni Rupa. Pada periode 2010 hingga 2016, secara rata-rata pertumbuhan ekspor ekonomi kreatif sebesar 6,93 persen per tahun (Bekraf & BPS, 2017). Dalam periode ini, nilai ekspor ekonomi kreatif mengalami tren peningkatan. Berdasarkan tabel dibawah , nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 19,99 miliar USD, tumbuh pesat dari 13,51 miliar USD di tahun 2010. Adanya peningkatan ini didorong oleh kenaikan permintaan pada pasar utama ekspor ekonomi kreatif (Bekraf & BPS, 2017). (Samsu et al., 2019)
Tabel nilai ekspor ekonomi kreatif dan
kontribusinya terhadap ekspor nasional 2010-2016
Untuk mengundang investasi, skema kerjasama ekonomi dengan negara lain seperti dengan disahkannya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) perlu juga dilakukan. Kerjasama ini membuat potensi ekspor Indonesia akan meningkat Dengan akses pasar baru, ekspor Indonesia diprediksi akan meningkat hingga 11% dalam lima tahun atas kesepakatan RCEP yang terdiri 10 negara anggota ASEAN serta enam negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN, yakni Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. RCEP akan membuat investasi meningkat lebih dari 20%, seperti dikutip dari Wakil Mentri Luar Negeri Mahendra Siregar, Produk Domestik Bruto dalam 10 tahun ke depan juga akan meningkat. Selain itu, 60 juta UMKM akan terkena dampak positif dengan adanya kerja sama perdagangan ini (Kontan, 2021) Untuk mengundang investasi iklim investasi perlu diperbaiki. Dengan UU Cipta Kerja, Pemerintah berharap bisa mendorong penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, penyederhanaan regulasi dan perizinan, serta peningkatan daya saing. Dengan mengurangi peraturan daerah dan pusat yang overlap diharapkan iklim investasi dapat diperbaiki dan mengundang investasi dari luar negeri. Keyakinan Indonesia adalah tempat usaha yang aman, kredibel, dan sangat menguntungkan serta kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil diharapkan mampu memberikan rasa optimisme para investor. Pembukaan Kawasan ekonomi khusus, Kebijakan pengaturan penanaman modal terbuka bagi seluruh bidang usaha, kecuali yang dinyatakan tertutup yang hanya bisa dilakukan pemerintah pusat melalui Daftar Prioritas Investasi (DPI) juga wajib disosialisasi dengan pemerintah daerah agar selaras dengan program dan kebijakan pemerintah. Selain industry pengolahan yang telah menjadi menyumbang ekspor sektor non migas, potensi industry sektor kreatif juga dapat pula diberikan perhatian. perusahaan permodalan ventura luar diberikan kemudahan agar berinvestasi lewat startup yang mengisi ruang digital kita sehingga hulu dan hilir sektor digital dapat dikuasai pemain local sehingga kedaulatan digital Indonesia tetap terjaga.
Referensi
BPS. (2020a). Analisis Komoditas Ekspor 2012-2019.
BPS. (2020b). Badan Pusat Statistik. PDB Indonesia Triwulanan 2016-2020. 98. www.freepik.com
Kemendag. (2021). Perkembangan Ekspor NonMigas (Sektor) – Portal Statistik Perdagangan. https://statistik.kemendag.go.id/growth-of-non-oil-and-gas-export-sectoral
Komunikasi, B. (Kementrian kordinator B. K. dan I. (2020). Janji Investasi Produsen Industri Baterai Lithium Dan Mobil Listrik Kepada Menko Luhut. https://maritim.go.id/janji-investasi-produsen-industri-baterai-lithium-mobil-listrik/
Kontan. (2021). RCEP bakalan meningkatkan ekspor Indonesia hingga 11% dalam lima tahun. https://nasional.kontan.co.id/news/rcep-bakalan-meningkatkan-ekspor-indonesia-hingga-11-dalam-lima-tahun
Mankiw, N. G. (2006). Teori Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Samsu, Loka, I., Resti, V., & Monika, A. K. (2019). Potensi Ekspor Ekonomi Kreatif Tahun 2019. Diterbitkan Oleh: Pusat Studi Agama Dan Kemasyarakatan (PUSAKA), 29–40.
Published at :