TRALITA

2201755245 Theodorus Ketua
2201792051 Shafira Hary Maharani
2201779011 Maria Fransisca Rosario Riantoby
2201784913 Anastasya Veronica Hadi
2201842794 Shinta Margareta Habeahan

Pada waktu ini, kebutuhan akan hiburan dan entertainment sangat naik tajam setiap
tahunnya dan hal ini mendorong konsumsi terutama dalam produk-produk kreatif seperti
konsumsi media hingga konsumsi produk hasil media. Budaya pop luar terutama yang berasal
dari barat, Jepang dan Korea telah membawa daya tarik yang luar biasa bagi masyarakat di
Indonesia terutama anak-anak muda dan disamping itu juga menimbulkan rasa cinta atau suka
terhadap budaya yang dikagumi. Produk-produk seperti lagu, film, animasi, game, pakaian,
mode, merchandise, video, produk-produk audio visual hingga barang-barang eksklusif
mendorong konsumsi masyarakat terutama para penggemar budaya tersebut. Di satu sisi,
keinginan masyarakat terutama anak-anak muda yang ingin menuangkan rasa keingintahuan dan
kebebasan berekspresi melahirkan terobosan baru dalam gaya konsumsi para penggemar.
Dalam hal ini, budaya pop Jepang memperkenalkan anime dan manga (komik Jepang)
yang dikenal dengan tokoh-tokoh dan karakter yang memiliki rupa yang unik, penampilan yang
menarik, identitas yang menakjubkan hingga ciri khas yang sama sekali tidak dimiliki dalam
sosok lain. Melalui hal ini, lahirlah konsep cosplay atau costume play yang memfasilitasi
penggemarnya untuk berpakaian dan berdandan layaknya karakter-karakter fiksi yang digemari.
Karena hal ini, permintaan akan layanan pembuatan dan design kostum mengalami kenaikan
yang signifikan setiap tahunnya dan ini menjadi pasar potensial yang menjadi daya tarik
tersendiri bagi pelaku usaha dan investor.
Dalam perspektif lain, budaya lokal Indonesia juga mengalami kemerosotan seiring
budaya lain yang lebih modern telah masuk dalam kehidupan masyarakat sehingga terbatas pada
fungsi seremonial, promosi wisata dan pelestarian. Namun, melihat pemahaman budaya pop
sebagai budaya yang berkembang hingga bisa mencapai tingkat popularitas tertentu maka bisa
dipastikan bahwa budaya lokal Indonesia memiliki potensi untuk disamakan sebagai budaya pop
yang bisa popular dan melahirkan banyak segmen pasar maupun pelanggan yang nantinya
menjadi ladang dalam menghadirkan sebuah ide bisnis baru.

1.2 Solusi Permasalahan
Melalui gambaran permasalahan diatas, Tralita mencoba untuk menggabungkan dua
konsep budaya yang berbeda untuk melahirkan sesuatu yang berbeda yang bisa melirik mata
calon pelanggan maupun pasar potensial. Ide yang diusung adalah kostum tradisional Lolita yang
memiliki ciri khas budaya nusantara namun memiliki unsur budaya pop Lolita yang saat ini
terkenal terutama dikalangan anak muda.
Sebagai informasi, konsep Lolita merupakan konsep pakaian yang lahir dari inspirasi
pakaian perempuan yang dipakai oleh kalangan bangsawan Eropa terutama pengaruh Victorian
dari Inggris pada abad ke-18 dan gaya dari periode Rococo yang sekarang menjadi bagian subculture dari budaya pop Jepang yang menggambarkan konsep imut atau cuteness.
Dorongan kebebasan berekspresi hingga rasa keingintahuan anak muda dalam mencoba
suatu hal juga mendorong lahirnya ide ini dan melalui konsep ini, selain menyediakan kebutuhan
desain kostum untuk para penggemar, menyediakan wadah berekspresi para pelanggan,
membuka pasar budaya pop yang baru, hal ini juga diharapkan mendorong tumbuh kembangnya
budaya lokal yang bisa menarik dan menyamakan dirinya layaknya budaya-budaya popular
lainnya.