INOVASI KEMASAN JAMU TRADISONIL
INOVASI KEMASAN JAMU TRADISONIL
Oleh JAJAT SUDRAJAT D5029
Siapa bilang jamu tradisionil yang suka di gendong Mba Tukang Jamu, saat ini digemari oleh Milenial, Inovasi kemasan jamu tradisional ini hasil inovasi dari mahasiswa Binus University dalam tugas pameran di stand Kampus Anggrek. Mereka sangat inovatif sekali mengemas bisnis jamu tradional yang bahan bakunya banyak sekali ditemukan di Desa-Desa seluruh Nusantara.
Gambar 2. Katalog Produk
Bahan baku seperti Kunyit, Asam, Wedang uwuh, Beras, Teh, sereh, Lemon, Madu dibuat minuman yang menarik sehingga kolaborasi antara bahan baku satu sama lain menjadi produk minyman yang menarik, inovatif sekali tim mahasiswa membuat produk minuman seperi Kunyit Asam, Wedang Uwuh, Beras Kencur, Teh Sereh Lemon Madu, dan diberi merek/barnd “ Produk Tradisi Kita”.
Gambar 3. VP Produk Tradisi Kita
Matakuliah Entrepreneurship memotivasi mahasiswa Binus University untuk membuat ide yang inovatif, berbagai konsep belajar dan tugas dikemas oleh unit Binus Entrepreneurship Center (BEC), sehingga mahasiswa berhasil membuat ide yang inovatif dengan bimbingan para dosen yang profesional. Konsep Business Model Canvas (BMC) (Osterwalder, A., & Pigneur, Y. 2010), mulai dikenalkan kepada mahasiswa Entrepreneurship 1, kemudian konsep tersebut dilanjutkan di Entrepreneurship 2 dengan mempelajari lebih fokus, salah satunya mahasiswa harus dapat menemukan Value Propotition dalam produk ide bisnis, sebagai contoh Value Propotion “ Tradisi”; pertama menggunakan rempah-rempah Nusantara yang menyehatkan tubuh, kedua memperkenalkan dan melestarikan minuman khas Indonesia, ketiga Menggunakan gula alami dan tidak menggunakan pengawet dan keempat tersedia ukuran yang beragam, dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Untuk memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan bisnisnya, mereka diberikan informasi untuk mengikuti berbagai kompetisi baik hibah Dikti seperti Program kewirausahaan Mahasiswa (PKM), Komptisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI), Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), dan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), serta Wirausaha Muda Mandiri (WMM). Namun sangat sngat sedikit mahasiswa yang mau terus mengembangkan bisnisnya, mereka target utama mendapatkan nilai A.
Berdasarkan pengalaman kami mengajar di kelas, kami berusaha memotivasi mahasiswa salah satunya dengan memberikan poin tambahan nilai, apabila mereka mau melakukan tugas tambahan, selai tugas-tugas yang sudah ditetapkan di kelas seperti membuat kelompok untuk menciptakan ide bisnis, kemudian dipresentasikan di depan kelas untuk mengetahui kelompok yang layak untuk mengembangkan ide bisnisnya untuk direalisasikan. Tugas tambahan tersebut antara lain dosen memberikan paket penilaian; Paket A babgi mahsiswa yang sudah menjalankan bisnisnya sendiri, Paket B mahasiswa yang mau membantu bisnis orang tuanya dengan membuat Business Model Canvas perusahaan orangtuanya, Paket C kelompok mahasiswa yang berani menjalankan ide bisnis yang dibuat di kelompokya, mereka antusias mengikuti paket-paket yang ditawarkan dosennya.
Referensi :
Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation: A Handbook for
Visionaries,Game Changers, and Challengers. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Sudrajat, J. (2018). Inovation of Entrepreneurship Learning with Business Model Canvas Game. https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57188823135
Published at :