Menjadi Karyawan atau Pengusaha
Oleh: Abdullah Umar, ST, MM
Sering kali kita dengar terutama saat-saat menjelang wisuda, setelah ini mau kemana ya. Kerja dikantoran atau buka usaha sendiri. Dilema ini yang sering kita dengar dari para calon wisudawan dan wisudawati. Tapi ini kenyataan yang terjadi, dan mereka semua harus bisa memilih. Karena semua berkaitan dengan masa depan yang akan dihadapi.
Menurut data yang dilansir BPS pada bulan Februari 2009 yang lalu menunjukkan bahwa jumlah penganggur di kalangan terdidik sampai dengan Februari 2009 telah mencapai 1.113.020 orang. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan hampir dua kali lipat dari angka pada 2004 yang tercatat sebesar 585.358 orang. Persentase penganggur di kalangan terdidik juga meningkat drastis. Pengangguran terdidik tercatat mencapai 12,0 persen pada Februari 2009, yang juga meningkat dua kali lipat dari persentase pada 2004 yang hanya mencapai 5,7 persen. Ironisnya, peningkatan penganggur di kalangan terdidik terjadi pada saat jumlah pengangguran secara keseluruhan mengalami penurunan, baik dalam persentase maupun secara absolut. BPS menunjukkan bahwa jumlah persentase pengangguran terus menurun dari 9,86 persen dari angkatan kerja pada 2004 menjadi 8,14 persen dari angkatan kerja pada 2009. Demikian pula, secara absolut, jumlah penganggur turun dari 10.251.351 orang pada 2004 menjadi 9.258.964 juta orang pada 2009 (Badan pusat statistik, 2009).
Tentunya dari data tersebut diatas, maka peluang untuk merebut satu posisi kerja yang kosong akan semakin kecil.
Alternative untuk mencapai masa depan, adalah menjadi seorang wirausaha. tetapi yang sering menjadi pertanyaan para calon wisudawan adalah:
- Mau usaha apaan.
- Gak punya pengalaman.
- Gak punya modal.
- Takut rugi.
- Orang tua menyuruh saya untuk kerja di perusahaan.
Kerja di perusahaan alias karyawan atau menjadi wirausaha itu sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain:
Kelebihan:
- Kerja di perusahaan atau karyawan.
– Mendapatkan gaji dan fasilitas sehingga aman financial.
– Penggunaan waktu yang konsisten.
– Tidak memerlukan modal.
– Mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan ilmu.
– Jenjang Karir.
- Menjadi wirausaha.
– Tidak terikat dengan waktu.
– memiliki kebebasan.
– menciptakan lapangan kerja.
– Hasil tak terbatas.
– Bisa memanfaatkan hobi menjadi peluang usaha.
– menjadi pemimpin di perusahaan sendiri.
– Suasana kerja yang dapat diatur sendiri.
Kekurangan:
- Kerja di perusahaan atau karyawan
– Suasana kerja yang tidak terduga.
– Suasana persaingan kerja yang ketat.
– Waktu yang cukup ketat, terutama kalau deadline lagi mengejar.
– Sewaktu-waktu bisa di PHK.
- Menjadi wirausaha
– Tidak memiliki penghasilan tetap
– Tidak mendapatkan fasilitas, tunjangan dan asuransi.
– Rela mengeluarkan uang pribadi untuk menuntupin kerugian yang terjadi.
– Memerlukan modal.
– Sewaktu-waktu bisa bangkrut.
Setiap pilihan selalu ada resiko yang akan diterima, baik itu menjadi karyawan atau menjadi seorang wirausaha. Ada juga yang akhirnya berpikiran, kerja dulu sementara. Setelah itu berhenti dan menjadi seorang wirausaha. ada juga yang menjadi karyawan sambil memiliki bisnis sendiri. Yang lain tentunya memilih menjadi seorang wirausaha murni.
Akhirnya semua kembali dalam keyakinan diri sendiri dalam menentukan pilihan, mau jadi karyawan atau menjadi wirausaha. Yang penting semua bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang banyak.
Referensi: Data Badan Pusat Statistika (2009)
Published at :