KONSEP BUSINESS MODEL CANVAS UNTUK PENGEMBANGAN UKM KERAJINAN PERAK
Program Binus Bangun Desa (BBD) tahun 2018 ini, tim kami membimbing salah satu UKM Kerajinan Perak, diskusi dengan pemilik Kerajina Perak Bapak Eka, dilakukan dengan beberapa kali pertemuan, dimana kami melakukan dengan cara diskusi secara informal tidak dilakukan dengan cara formal di kelas.
Adapun hasil diskusi kami sajikan dalam bentuk Business Model Canvas, sehingha semua pihak dapat menganalisanya dan dapat mendapatkan peluang bisnis ini, dengan konsep kolaborasi.
Gambar 1. BMC Kerajinan Perak
Sumber : Jajat Sudrajat (2018)
Pada gambar 1 diatas terlihat pada bagian Customer Segment, saat ini konsumennya perhiasan untuk pria dan wanita berupa cincin, namun setelah kami diskusi, mereka hanya menjual berupa ring cincin nya saja, sesuai pesana dari toko-toko di Pasar Tanah Abang Jakarta. Jadi parner bisnis nya saat ini baru dengan Grosir Pasar Tanah Abang, Pengrajin ini dalam kegiatan bisnisnya (key Activities) yaitu membeli bahan baku, kemudian diproduksi sesuai order. Kelebihan yang dimilki UKM ini mereka dapat membuat bentuk atau design apa saja sesuai order, sehinga setelah produksi selesai mereka aklan mengantarkan langsung ke Pasar Tanah Abang.
Gambar 2. BMC Kerajinan Perak (Pengembangan)
Sumber : Jajat Sudrajat (2018)
Pada gambar 2, kami mencoba mengembangkan BMC dengan mengembangkan konsumen (Customer Segmentation) dengan menambah komunitas pencita kerajinan perak, sehingga harapannya produksinya kan bertambah dengan jenis atau desain lainnya seperti gantungan kunci, perhiasan dan souvenir lainnya.
Dengan dikembangkannya segmentasi konsumen, diharapkan akan meningkatkan nilai tambah (value proposition) terhadap produk tersebut sehingga kahirnya diharapkan dapat membuat merek sendiri atau brand dana tentunya akan meningkatkan harga jualnya. Dengan demikian partner bisnis (Key Partner) akan bertambah bukan hanya dengan Toko atau Grosir di Pasar Tanah Abang Jakarta saja, namun harus bekerjasama dengan institusi lainnya seperti dengan Binus University sebagai institusi pendidikan, Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung dan atau Provinsi Jawa Barat bahkan dengan Kementrian UMKM dan Kemntrian lainnya.
Dengan konsep BMC ini dapat terlihat seberapa besar potensi dan sumber daya yang dimiliki para UKM, sehingga langkah apa yang akan dilakukan untuk program berikutnya, tentunya selain modal yang sering menjadi paradigma pengembangan usaha, namun belum tentu itu yang utama, kalau sumber dayanya belum siap dan bahkan kalau marketnya belum jelas.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini kami dapat memahami bahwa institusi pendidikan bukan segalanya dapat memecahkan permasalahan UMKM, kami sebagai dosen kewirausahaan tentunya tidak lebih ahli di banding Pak Eka sebagai pemilik dalam hal produksi dan penjualan produk kerajina perak. Kami dan mahasiswa serta dosen lainnya dapat membantu pemahaman secara konsep bisnis, sehingga dapat bersama-sama saling mengembangkan sesuai kompetensi dan pengalamannya. Hal ini harus kita sadari bersama-sama paradigma kolaborasi tersebut.
Published at :