Mengulik Jiwa Entrepreneurship Mahasiswa
JAKARTA – Jiwa entrepreneurship bisa mulai diasah sejak masih berada di bangku kuliah. Selain menghasilkan uang jajan tambahan, entrepreneurship juga mengajarkan mahasiswa untuk menciptakan lapangan kerja sehingga mindset mereka ketika lulus tak terpaku menjadi seorang pegawai.
Menjadi entrepreneur muda sudah dilakukan oleh seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada, Azka Azifa. Jeda waktu lulus SMA hingga masuk kuliah dia manfaatkan untuk berbisnis katering. Menurutnya, bisnis semasa muda tidak menimbulkan risiko yang besar.
“Sekarang sudah banyak anak muda yang punya bisnis. Soalnya kalau sudah dijalani dan punya penghasilan itu menyenangkan,” tuturnya.
Layanan katering Azka berbentuk nasi boks. Dia mengaku, mempromosikan usahanya mulai dari teman-teman sekitar dan teman dari kampus lain. “Usahaku ini sesuai pesanan. Kalau ada teman yang lagi bikin acara aku suka menawarkan pakai kateringku saja. Waktu itu pernah dapat order sampai 1.500 boks,” ucapnya.
Pada awal usahanya, mahasiswi jurusan Ekonomi dan Bisnis ini mengeluarkan modal sekira Rp2-3 juta. Setelah beberapa tahun digeluti, dia sudah mempunyai dua orang yang membantunya memasak. Sementara omzet terbesar yang pernah didapat, yakni Rp6-7 juta.
“Saya tabung uangnya. Soalnya kuliah pakai beasiswa. Saat ini sedikit saya kurangi soalnya masuk semester lima ini lagi sibuk sama kuliah,” terangnya.
Sementara Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti saat menjadi keynote speaker di final DBS Young Economist Stand-Up mengatakan, Indonesia butuh lebih banyak entrepreneur muda. Sehingga, ucap dia, Kemristekdikti berencana membuat mata kuliah entrepreneurship.
“Saat ini Indonesia menjadi negara nomor 16 yang paling berpengaruh di dunia. Pada 2030 Indonesia punya cita-cita menjadi negara nomor enam terbesar di sektor ekonomi,” ujarnya.
Dia menambahkan, fungsi perguruan tinggi berkembang dari agen pendidikan dan penelitian menjadi agen pembangunan budaya. Sehingga, lanjut Ghufron, ada pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan.
Published at :