Pesan Kemanusiaan dari Final Lompat Tinggi Olimpiade Tokyo
Oleh: Frederikus Fios
Hidup bukan soal tentang siapa yang menang dan menjadi juara, namun soal siapa yang juara dalam berbagi dan peduli pada kemanusiaan.
Sungguh, suatu pengalaman berharga kita petik dari Stadium Olympic, Tokyo, Jepang pada Minggu (1/8/2021). Ada yang aneh, tak biasa namun menyentuh rasa kemanusiaan kita semua. Adalah Mutaz Barshim (atlit lompat tinggi asal Qatar) dan Gianmarco Tamberi (atlit asal Italia) saling berbagi medali emas dalam cabang olahraga lompat tinggi putra Olimpiade Tokyo kali ini. Padahal harusnya emas lompat tinggi ini jatuh ke tangan satu orang saja sebagai juara yakni Mutaz Barshim, namun apa yang terjadi? Sungguh dramatis.
Kompetisi untuk meraih lompatan tertinggi berlangsung seru sekali dalam laga final di stadion Olimpic Tokyo kali ini. Baik Barshim (Qatar) maupun Tamberi (Italia) sama-sama mencatatkan lompatan setinggi 2,37 meter di Stadion Olympic, Tokyo. Akhirnya keduanya sama-sama diberi kesempatan oleh panitia lomba untuk memperbaiki lompatan sebanyak 3 kali, namun tidak ada yang berhasil melewati lebih tinggi lagi dari ketinggian itu. Satu kali lagi kesempatan diberikan kepada kedua atlit ini, namun atlit Italia, Tamberi tiba-tiba mengalami cedera kaki yang sangat serius.
Sebetulnya ini kesempatan emas bagi atlit Qatar, Mutaz Barshim untuk meraih juara dan mendapatkan emas ini untuk dirinya saja. Namun karena tidak ada pesaing lagi dalam lompatan ini, ia pun tidak mau melakukan lompatan itu sendiri.
Barshim bertanya kepada panitia “Apakah medali emas bisa bersama diraih bila saya tidak melakukan percobaan terakhir?” Panitia memeriksa dan menyatakan “bisa dan dengan demikian medali emas akan diperoleh keduanya secara bersama-sama”. Tanpa berpikir panjang, Barshim pun langsung menyatakan tidak akan mencoba lagi. Dalam suatu tayangan cuplikan video, tampak Tamberi senang sekali dan meloncat kegirangan sampai berguling di lantai arena lomba. Barshim dan Tamberi sama-sama bahagia, sama-sama senang, sama-sama juara.
Dari peristiwa ini kita belajar kehidupan, kita belajar kearifan dan kebijaksanaan menjalani kehidupan yang hakiki. Bahwa nilai-nilai fundamental kehidupan bukan soal kompetisi, pertarungan untuk merebut juara satu dan mendapatkan hadiah atau piala atau emas sekalipun. Namun perlombaan kehidupan yang sejati atau otentik adalah berbagi, peduli pada sesama, empati, solider, bela rasa dan sportifitas.
Dalam dunia sekarang ini, ketika banyak orang berlomba untuk meraih prestasi dan juara hanya untuk dirinya saja dan lupa akan nasib orang lain yang mungkin harus dikorbankan, tercederai, terluka, sakit hati, akibat sikap dan tindakan egois kita yang terkadang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa peduli pada perasaan dan situasi orang lain, kita terketuk nurani kemanusiaan kita dengan pengalaman langka Barshim dan Tamberi. Barshim tentu patut kita apresiasi lebih. Karena berjiwa besar.
Di tengah usaha kita untuk keluar dari pandemi COVID 19 saat ini, kita belajar juga bahwa kita tidak boleh hanya mau selamat sendiri dalam usaha meluputkan diri dari COVID 19 ini untuk kita dan keluarga kita saja. Namun kita diingatkan untuk berbagi, peduli dan solider dengan orang lain yang mungkin masih sakit, atau bahkan menderita berbagai kesulitan lain entah masalah ekonomi, masalah sosial atau masalah psikologis di tengah pandemi Covid 19 yang masih menghantui kita saat ini.
Terinspirasi dari Olympic, Japan, mari kita tingkatkan semangat peduli, respek pada nilai-nilai kemanusiaan, empati, berbagi dan lebih memperhatikan kebaikan/kebahagiaan sesama daripada kebahagiaan individual-egoistis diri kita.
Emas yang sesungguhnya adalah juara dalam melakukan perbuatan baik dan bijak pada sesama di saat mereka berada pada posisi atau situasi hidup yang sulit. Kebesaran jiwa kita diukur ketika kita mengambil sikap untuk tidak mengambil untung di tengah kesulitan atau penderitaan sesama kita. Mari lebih peduli sesama dan respek pada nilai kemanusiaan karena itulah makna hidup yang otentik dan keberartian diri kita bagi sesama di sekitar kita.