Menempa Sensitivitas Visual Melalui Teknik Arsir Tekstural

Di era digital yang sarat teknologi, kemampuan menggambar manual tetap menjadi fondasi tak tergantikan dalam dunia Desain Komunikasi Visual (DKV). Salah satu mata kuliah yang mengedepankan nilai tersebut adalah Drawing for Design—sebuah ruang eksplorasi visual yang mengasah ketelitian mata, ketajaman tangan, dan kepekaan rasa dalam memvisualkan bentuk dan tekstur.
Drawing for Design di DKV Binus @Semarang bukan sekadar latihan membuat garis atau membentuk objek. Dalam kelas ini, mahasiswa diajak untuk melihat dengan cermat—memahami bagaimana cahaya bekerja di permukaan, bagaimana tekstur memengaruhi persepsi visual, dan bagaimana nilai-nilai gelap terang bisa menciptakan ilusi tiga dimensi.
Salah satu teknik esensial yang menjadi pilar pengajaran adalah arsir. Teknik arsir tidak hanya digunakan untuk menciptakan bayangan, tetapi juga sebagai alat utama untuk menerjemahkan tekstur objek secara meyakinkan.
Fokus pada Empat Tekstur Kunci: Batu, Bulu, Rumput, Kayu dalam proses pembelajaran, mahasiswa DKV Binus @Semarang diajak untuk memahami dan merepresentasikan empat jenis tekstur alami yang umum namun menantang:

Artwork By Lois Anastasia Lilian | 2802403151
1. Batu (Rock Textures) Mahasiswa mempelajari karakter kasar, berat, dan tak beraturan dari permukaan batu melalui teknik arsir padat dan tumpang tindih. Latihan ini melatih persepsi volume dan berat visual.

Artwork By Lois Anastasia Lilian | 2802403151
2. Bulu (Feather Textures) Mengarsir bulu membutuhkan pendekatan halus dan presisi tinggi. Mahasiswa diajak memahami gerak, irama, dan arah goresan yang mampu menggambarkan kelembutan dan kehalusan yang khas.

Artwork By Lois Anastasia Lilian | 2802403151
3. Rumput (Grass Textures) Tekstur rumput menantang karena bersifat acak namun ritmis. Melalui latihan ini, mahasiswa mengembangkan sense of rhythm dan belajar menggabungkan garis cepat yang tetap terkendali.

Artwork By Lois Anastasia Lilian | 2802403151
4. Kayu (Wood Textures) Pembelajaran teknik arsir untuk kayu menekankan pada pola-pola organik, guratan halus, dan perbedaan tekstur antara permukaan baru dan yang sudah aus. Hal ini membantu mahasiswa memahami karakter benda yang hidup dan penuh sejarah.
Setiap sesi Drawing for Design di DKV Binus @Semarang tidak hanya berisi latihan teknis, tetapi juga sesi refleksi, diskusi visual, dan studi referensi dari seniman-seniman klasik dan kontemporer. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa membangun kesadaran estetika dan kemampuan analitis terhadap karya sendiri maupun orang lain.
Mahasiswa didorong untuk mendokumentasikan proses mereka, mulai dari sketsa awal hingga hasil akhir, serta menuliskan catatan perkembangan sebagai bentuk reflektif journal. Ini adalah bagian dari pendekatan pembelajaran berbasis proses yang mendalam.
Drawing for Design adalah bukti bahwa menggambar bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga bentuk berpikir dan merasakan. Melalui latihan arsir batu, bulu, rumput, dan kayu, mahasiswa dilatih bukan hanya untuk menggambar, tetapi untuk melihat dan meresapi dunia dengan cara yang baru.
Comments :