Dalam proyek Creative CV ini, saya memilih pendekatan yang berbeda dari format CV konvensional. Alih-alih menyajikan data secara datar, saya membangunnya sebagai mini zine bertema bakery yang dipadukan dengan elemen khas personal branding saya, yaitu ikon tomat. Perpaduan ini menghasilkan sebuah CV yang bukan hanya informatif, tetapi juga menyenangkan untuk dijelajahi—layaknya masuk ke dunia kecil buatan saya sebagai ilustrator.

Mengapa Mini Zine?

Keputusan untuk menggunakan format mini zine didasarkan pada dua hal:

praktis dan punya daya tarik visual yang kuat. Mini zine memungkinkan saya menampilkan karya, identitas, dan kepribadian dengan cara yang lebih ekspresif. Bentuknya ringkas, bisa dilipat, dan menghadirkan story experience yang rapi seperti membaca buku kecil.

Teknik ini menurut saya sangat cocok dengan karakter karya ilustrasi yang playful dan penuh warna. Selain itu, zine memberi ruang bagi saya untuk menggabungkan narasi visual dengan storytelling sehingga proses membaca CV terasa lebih seperti perjalanan singkat, bukan dokumen formal.

Konsep Walkthrough: Mengunjungi Bakery Sang Illustrator

Inti dari desain ini adalah menciptakan walkthrough experience, seolah-olah pembaca sedang benar-benar berkunjung ke bakery milik saya—namun alih-alih roti, yang dijual adalah karya ilustrasi.

Berikut alur pengalaman yang saya bangun:

  1. Cover: Mengikuti Persona Menuju Bakery

Halaman pertama memperlihatkan persona saya yang mengajak pengunjung masuk ke bakery kecil. Elemen warna cerah, ikon tomat, dan atmosfer hangat membentuk kesan pertama bahwa ini adalah dunia ilustratif yang penuh karakter.

  1. Daftar Menu: Identitas dan Biodata

Memasuki bakery, pengunjung disambut dengan menu board. Namun, alih-alih daftar roti dan pastry, yang tertera adalah:

  • biodata diri,
  • kontak,
  • pendidikan,
  • pengalaman, dan
  • informasi penting lain.

Saya mengemasnya sebagai “menu” agar tetap selaras dengan tema bakery tanpa menghilangkan fungsi informasi utama dalam CV.

  1. Goodies yang Sedang Dipanggang

Masuk lebih dalam, pengunjung melihat beberapa “goodies” atau roti imajinasi yang sedang di-bake.

Di sini, elemen bakery digunakan untuk menggambarkan proses kreativitas: karya yang masih “hangat”, ide-ide baru, dan perkembangan skill ilustrasi.

  1. Etalase Karya: Memilih Pastry = Memilih Ilustrasi

Tahap berikutnya adalah bagian etalase bakery. Pengunjung bisa “memilih” ilustrasi saya layaknya memilih pastry favorit.

Karya-karya saya dipajang sebagai produk bakery, menghadirkan metafora bahwa setiap karya adalah “hidangan” yang saya buat dengan teknik, rasa, dan gaya khas.

  1. Paper Bag: Membawa Pulang Karya

Di bagian akhir, pengunjung melihat ilustrasi yang dimasukkan ke dalam paper bag bertema bakery. Paper bag ini menjadi simbol bahwa pembaca telah membawa pulang sesuatu—yakni pengalaman mengenal saya sebagai ilustrator dan cuplikan karya yang saya buat.

Bagian ini sekaligus menjadi closing scene yang manis, menegaskan bahwa seluruh perjalanan visual tadi adalah bentuk hospitality kreatif yang saya berikan, seperti seorang baker yang memberikan paket pesanan untuk dibawa pulang.

Identitas Visual yang Manis, Berkarakter, dan Penuh Storytelling

Mini zine CV ini dirancang bukan hanya agar terlihat menarik, melainkan agar menjadi pengalaman yang memorable. Dengan menggabungkan:

  • tema bakery yang hangat,
  • elemen tomat sebagai signature visual,
  • warna cerah khas ilustrasi,
  • cerita perjalanan yang runtut,
  • dan kemasan mini zine yang praktis,

saya ingin menunjukkan bahwa seorang ilustrator tidak hanya dinilai dari teknik menggambar, tetapi juga dari cara menyampaikan identitas diri melalui konsep, narasi, dan visual yang konsisten.

Proyek ini adalah bentuk eksplorasi diri, branding personal, dan kreativitas yang saya kemas dalam format yang mudah dinikmati—sebuah CV yang tidak hanya dibaca, tetapi dialami.