UI/UX : Merancang Design Aplikasi Pengingat Minum Obat
Berikut ini adalah sebuah perancangan desain aplikasi mobile “HappyHealth” yang dikerjakan sebagai bagian dari tugas mata kuliah Digital Creative Thinking, Universitas Bina Nusantara. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Rekxi Kristiawan, Richard Nestor Chandra, dan Justin Sebastian Santoso.
Seluruh proses ideasi, pemilihan metode kreatif, serta pengembangan prototipe dilakukan oleh tim sebagai bentuk latihan berpikir kreatif dan pemecahan masalah berbasis desain. Referensi dan sumber daya eksternal yang digunakan telah dicantumkan dalam daftar pustaka. Proyek ini bersifat edukatif dan tidak ditujukan untuk tujuan komersial.

Latar Belakang
Seiring bertambahnya zaman, kesehatan masih termasuk kedalam aset terpenting pada hidup kami. Tetapi, tak jarang saya menemukan orang yang lupa minum obat, entah dikarenakan sibuk akan produktifitas, terlalu menyepelekan, ataupun malas untuk bergerak. Biasanya tergolong pada umur 18–59 tahun, kebanyakan dari kalangan remaja, dewasa, dan lansia. Disini kami tekankan karena bukan hanya penyakit klasik / ringan saja yang ada pada kalangan remaja & dewasa (contohnya: batuk, flu, meriang, dan lain-lain), tetapi penyakit kronis / berat yang terkadang ada pada lansia. Contohnya: diabetes, kanker, jantung, dan lain-lain. Tetapi setelah dipikir-pikir, jika obat itu penting, seharusnya anda harus memprioritaskan agar jangan sampai lupa minum obat.
Kalau sudah parah bisa membuat kepikiran lagi, maka dari itu seperti pepatah “sedia payung sebelum hujan” yang artinya “siap-siap dahulu sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi”.
Fase Discover: Menggali Akar Masalah
Kami mengidentifikasi bahwa adanya kesulitan dalam mengingat jadwal minum obat, atau bisa dinamakan lupa / menyepelekan minum obat. Penyakit ringan / kronis sama-sama berbahaya jika dibiarkan. Penyakit ringan, penyakit yang terlihat namun berbahaya jika disepelekan. Penyakit kronis, penyakit yang tidak terlihat namun sangat berbahaya jika dibiarkan.
Fase Define: Merumuskan Solusi Inti
Setelah mengumpulkan berbagai temuan di fase Discover, kami menyaring dan mendefinisikan masalah tersebut secara spesifik. Kami merancang aplikasi kesehatan bernama HappyHealth.
Didalamnya terdapat tampilan: waktu untuk menandakan berapa lama lagi anda untuk minum obat, tampilan obat yang ingin anda pilih untuk dijadikan sebagai minum obat nantinya, tampilan timer yang telah anda pasang, tampilan data kesehatan anda (sebagai data diri / riwayat terakhir kesehatan anda), tampilan notifikasi bahwa obat anda sudah waktunya diminum (terdapat pilihan: jeda / tolak), dan tampilan rumah sakit terdekat dari lokasi anda.

Fase Develop: Mewujudkan Desain
Disini kami membuat wireframe terlebih dahulu, untuk awal proses desain kami sebagai representasi dasar dari halaman / isi aplikasi nantinya.


User Flow diatas yaitu arah / jalannya aplikasi HappyHealth dari tampilan home sampai mengatur fitur pengingat minum obat dalam mode bergetar.

User flow adalah serangkaian tugas yang perlu dilakukan oleh seorang pengguna untuk menyelesaikan beberapa proses pada suatu aplikasi, fitur, situs, atau perangkat lunak.
Kemudian kami mengembangkan prototype dengan perpaduan warna dan tipografi yang kami rancang. Kami menjadikan pengalaman pengguna agar dapat memaksimalkan dalam penggunaan aplikasi ini.
Fase Deliver: Pengujian Usabilitas dan Temuan Krusial
Fase terakhir berfokus pada pengujian solusi yang telah kami kembangkan langsung dengan pengguna secara langsung. Kami melakukan usability testing dengan melibatkan dua partisipan aktif pengguna smartphone.
Fungsionalitas & Pengalaman Pengguna
Saya meminta tolong kepada dua pengguna yang bernama Ryan Hadiyanto & Muhammad Ashyim Al Thaisyir As’ad, mereka adalah mahasiswa Bina Nusantara (BINUS) Semarang.
- Ryan Hadiyanto:
Masih sedikit kesulitan karena ada yang seharusnya dapat dipencet dan menimbulkan interaktif ternyata tidak terjadi apa-apa, “walaupun prototype tapi kalau bisa dipencet lebih asik” katanya. Dan masih ada yang bentuk nya kurang konsisten, ada yang persegi panjang dan ada yang rounded, “dilihat kurang enak jadinya” katanya.
2. Muhammad Ashyim Al Thaisyir As’ad:
Untuk progress minum obat seharusnya ada notifikasi setelah minum obat, ternyata tidak ada apa-apa, “kita lihat di progress kok progress nya hanya centang? tidak ada hal-hal / notifikasi demikian?” “sejauh ini tapi sudah oke, namun ada yang perlu ditingkatkan pada UX nya” katanya.
Potensi & Saran Perbaikan pada “Happy Health”
Jika dilihat pada dua usability testing diatas, aplikasi ini jika sedikit diperbaiki akan lebih oke. Pada UI seharusnya penggunaan pada bentuknya konsisten. Lalu walaupun hanya prototype belum aplikasi nyata, harus tetap di maksimalkan. Pada wireframe progress minum obat seharusnya ada hal-hal / aksi notifikasi, tidak hanya centang saja.
Kesimpulan
So far, prototype aplikasi HappyHealth terbukti valid secara fungsional dan memiliki potensi dalam mendukung manajemen kesehatan di Indonesia. Namun kami juga harus menerima atas saran & perbaikan pada 2 usability testing tadi, seperti masih rumitnya pada UX aplikasi ini, dan kurangnya interaktif, dan sebagainya. Kami sangat berterimakasih atas saran dan dukungan pada dua usability testing guna menjadikan aplikasi ini elok di mata masyarakat / para pengguna nantinya.
Comments :