Kata Logika berasal dari Bahasa Yunani Logos, yang terjemahaan dalam Bahasa Inggris adalah reason. Pada masa Yunani kuno logika ini diperkenalkan oleh Aristoteles dan disebut dengan logika klasik. Prinsip dari logika klasik ini adalah penalaran silogisme. Silogisme tersusun atas premis dan kesimpulan.
Dengan menggunakan silogisme seseorang dapat membedakan apakah suatu argumen bersifat valid atau tidak. Masa setelah Aristoteles, logika klasik berkembang menjadi logika modern. Pada masa itu mulai dikenalkan simbol-simbol logika untuk menyatakan suatu premis serta nilai kebenarannya. Logika modern ditemukan oleh Augustus De Morgan dan George Boole.
Pada dasarnya Logika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metode dan prinsip yang digunakan untuk membedakan penalaran yang baik dan penalaran buruk. Penalaran ini mempelajari bentuk atau struktur argumen (pernyataan individu). Pembelajaran ini memberikan para peserta pengetahuan mengenai tiga sistem logika dasar yaitu Logika Kategori, Logika Preposisi, dan Logika Predikat. Ketiganya digunakan untuk menguji suatu argumen. Dalam menguji suatu argumen setiap sistem logika menggunakan metode yang berbeda.
Pada Logika Kategori akan mempelajari cara menganalisis struktur subjek-predikat dalam suatu kalimat dan salah satu pengujian validitasnya dapat menggunakan Diagram Venn, sedangkan pada Logika Proposisi fokus pada hubungan kalimat dan pengujian validitasnya dapat menggunakan tabel kebenaran, dan terakhir Logika Predikat adalah gabungan dari keduanya untuk menganalisis penalaran dan hubungan kalimat yang kompleks. Selain itu, peserta akan mempelajari cara bagaimana melakukan konversi kalimat natural menjadi kalimat logika preposisi menggunakan aturan inferensi yang berlaku.