Menelusuri Nilai Budaya China Melalui Layar Lebar: Antusiasme Mahasiswa dalam Kegiatan Nonton Bersama Film Ne Zha

Dalam era globalisasi saat ini, kegiatan pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Pendekatan edukatif yang memadukan hiburan dan budaya semakin digemari karena mampu menumbuhkan minat belajar lintas budaya. Salah satu kegiatan yang berhasil menggabungkan unsur pendidikan, hiburan, dan pemahaman budaya adalah nonton bersama film Ne Zha yang dilaksanakan di International Corner BINUS @Medan pada 17 Oktober 2025 pukul 10.00–12.00 WIB.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari program Cultural Movie Screening yang bertujuan memperkenalkan budaya China kepada mahasiswa melalui karya film animasi yang sarat makna dan nilai moral.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi media pembelajaran lintas budaya. Mahasiswa dapat memahami nilai-nilai tradisi China, filosofi kehidupan, serta pesan moral yang terkandung di dalamnya. Antusiasme mahasiswa terlihat sejak awal acara, yang menunjukkan tingginya minat terhadap film-film bertema budaya Asia.

Menelusuri Nilai Budaya China Melalui Layar Lebar: Antusiasme Mahasiswa dalam Kegiatan Nonton Bersama Film Ne Zha

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan singkat tentang latar belakang film Ne Zha. Pemutaran trailer dan penjelasan tokoh-tokoh utama dilakukan untuk memberikan konteks kepada peserta. Mahasiswa terlihat sangat antusias; beberapa di antara mereka bahkan sudah mengenal kisah Ne Zha dari literatur atau platform media sosial seperti TikTok dan YouTube, di mana cuplikan film ini banyak dibahas karena animasinya yang menawan.

Ketika film dimulai, ruangan berubah menjadi suasana hening dan fokus. Setiap adegan yang menampilkan pertarungan epik atau momen emosional disambut dengan reaksi spontan dari penonton. Mahasiswa terpukau oleh kualitas visual dan musik latar khas Tiongkok yang memadukan alat musik tradisional seperti guqin dan pipa dengan orkestra modern.

Usai pemutaran film, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi reflektif. Dalam sesi ini, mahasiswa diajak untuk berbagi pendapat mengenai makna film serta unsur budaya yang mereka temukan. Beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa film Ne Zha tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membuka pandangan baru tentang nilai-nilai moral, seperti perjuangan melawan prasangka, pentingnya kepercayaan diri, dan tanggung jawab terhadap pilihan hidup.

Unsur Budaya Tiongkok dalam Film Ne Zha

Film Ne Zha merupakan adaptasi modern dari legenda klasik yang berasal dari kisah “Fengshen Yanyi” (封神演义) atau Investiture of the Gods, salah satu karya sastra paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok. Melalui film ini, penonton diajak memahami berbagai unsur budaya China yang menyatu dalam jalan cerita, karakter, simbol, dan nilai moral.

  • Mitologi dan Kepercayaan Tradisional

Ne Zha menampilkan berbagai elemen mitologis yang bersumber dari kepercayaan Taoisme. Tokoh-tokoh seperti Taiyi Zhenren (dewa pelindung Ne Zha) dan Ao Bing (putra Raja Naga Laut Timur) merupakan representasi dari dewa-dewi dalam sistem kosmologi China kuno. Mitologi ini bukan sekadar latar belakang cerita, tetapi juga mencerminkan cara pandang masyarakat China terhadap harmoni antara manusia dan alam semesta, serta pertentangan antara takdir dan kehendak bebas.

  • Konsep Yin dan Yang

Tema utama film ini adalah pertarungan antara Ne Zha dan Ao Bing, dua sosok yang dilahirkan dari energi Yin dan Yang. Hal ini menggambarkan prinsip keseimbangan alam semesta dalam filsafat China. Yin dan Yang tidak digambarkan sebagai kebaikan dan kejahatan mutlak, tetapi sebagai dua kekuatan yang saling melengkapi. Film ini mengajarkan bahwa harmoni dan pemahaman antar perbedaan merupakan kunci kehidupan yang seimbang.

  • Nilai Keluarga dan Pengorbanan

Hubungan Ne Zha dengan orang tuanya menjadi inti emosional film. Orang tua Ne Zha digambarkan penuh kasih, berjuang untuk melindungi anak mereka dari prasangka masyarakat. Ini mencerminkan nilai penting dalam budaya Tiongkok yaitu xiao (孝) atau filial piety — penghormatan kepada orang tua dan keluarga.
Nilai ini mengajarkan pentingnya kesetiaan, cinta keluarga, dan pengorbanan demi kebaikan bersama.

  • Estetika Seni dan Arsitektur China

Latar film memperlihatkan pemandangan khas negeri China kuno — pagoda, istana dewa, dan pakaian tradisional bergaya dinasti. Warna merah dan emas mendominasi, melambangkan keberuntungan dan kekuatan. Bentuk awan, naga, dan pola-pola ornamental juga mencerminkan simbolisme tradisional Tiongkok yang sarat makna filosofis.

  • Pesan Moral Universal dari Budaya Timur

Selain aspek visual dan simbolik, Ne Zha menyampaikan pesan moral yang berakar dari ajaran Konfusianisme dan Taoisme: manusia dapat melampaui takdirnya melalui usaha dan kebajikan. Ne Zha yang lahir dari “energi iblis” membuktikan bahwa asal-usul tidak menentukan nilai seseorang.
Pesan ini relevan dengan nilai-nilai modern seperti inklusivitas, semangat pantang menyerah, dan penerimaan diri.

Antusiasme Mahasiswa dan Dampak Pembelajaran

Kegiatan nonton bersama ini mendapat sambutan luar biasa dari mahasiswa berbagai jurusan. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa mereka belum pernah menonton film animasi China yang sekuat Ne Zha baik dari segi visual maupun emosional. Mereka merasa terinspirasi oleh semangat tokoh utama yang berjuang melawan takdir dan persepsi negatif masyarakat.

Bagi mahasiswa yang mempelajari bahasa dan budaya China, kegiatan ini menjadi pengalaman belajar kontekstual. Mereka tidak hanya mengenal kosa kata atau tata bahasa, tetapi juga memahami konteks budaya yang membentuk cara berpikir masyarakat China. Kegiatan seperti ini terbukti efektif meningkatkan cultural awareness dan intercultural competence di kalangan mahasiswa.

Menelusuri Nilai Budaya China Melalui Layar Lebar: Antusiasme Mahasiswa dalam Kegiatan Nonton Bersama Film Ne Zha

Kegiatan nonton bersama film Ne Zha di International Corner BINUS @Medan bukan sekadar tontonan hiburan, melainkan wadah edukatif yang memperkaya wawasan lintas budaya mahasiswa. Melalui kisah mitologis yang dikemas dalam animasi modern, mahasiswa belajar tentang nilai-nilai universal seperti keberanian, perjuangan melawan stigma, keseimbangan hidup, dan pentingnya keluarga — nilai-nilai yang menjadi inti dari budaya China.

Antusiasme mahasiswa menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis budaya dapat dikemas secara menarik dan menyenangkan. Dengan kegiatan seperti ini, kampus tidak hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang dialog antarbudaya yang memperkuat toleransi dan pemahaman global.

Sebagaimana pesan dari film Ne Zha:

“Takdirku bukan ditentukan oleh langit, tetapi oleh diriku sendiri.”

Ungkapan ini menjadi refleksi kuat bagi generasi muda — untuk berani menentukan arah hidup, melampaui batas, dan membuka diri terhadap dunia yang beragam.