Dari Layar ke Budaya: Wadah Publik dan Semangat Anak Muda dalam Komunitas Film & Animasi Medan

Medan: Kota yang Selalu Bergerak
Medan bukan hanya soal kuliner legendaris, bahasa yang khas, atau musik yang penuh energi. Di balik hiruk-pikuknya, kota ini juga menyimpan potensi besar di bidang kreatif, terutama film dan animasi. Generasi muda Medan kini semakin berani menjadikan layar sebagai medium berekspresi, berbagi cerita, sekaligus merawat budaya.
Di ruang-ruang komunitas, festival film lokal, hingga platform digital, karya anak muda Medan semakin banyak diperbincangkan. Inilah bukti bahwa kota ini sedang bergerak menuju era baru: era di mana layar bukan lagi sekadar hiburan, tetapi ruang publik yang menyatukan kreativitas dan kebudayaan.
Layar sebagai Ruang Publik Baru
Bagi generasi Gen Z, layar punya makna lebih dalam. Layar ponsel, layar bioskop, layar laptop, hingga layar animasi—semuanya adalah panggung baru tempat ide-ide dilahirkan. Lewat film pendek, animasi 2D/3D, motion graphic, hingga konten digital kreatif, mereka mengomunikasikan pesan yang tak hanya visual, tapi juga emosional.
Di layar, isu sosial bisa dibahas dengan cara yang ringan tapi mengena. Identitas budaya bisa dipresentasikan ulang dengan gaya modern. Dan yang paling penting: layar membuat siapa saja bisa berbicara dan didengar, tanpa batas ruang dan waktu.
Semangat Komunitas Kreatif: Contoh Jong Batak
Di Medan, tumbuh banyak komunitas yang menjadikan budaya sebagai inspirasi. Salah satunya adalah komunitas Jong Batak, yang hadir sebagai ruang bagi anak muda untuk merayakan identitas dan mengeksplorasi budaya lewat media kreatif.
Hari ini, semangat itu tidak hilang. Justru hadir kembali dalam bentuk baru: karya film dan animasi. Generasi muda Medan mewarisi semangat Jong Batak dengan menghidupkan cerita-cerita lokal ke dalam visual yang segar, modern, dan relate dengan audiens masa kini.
Mereka sadar, budaya tidak boleh berhenti di buku sejarah atau museum. Budaya harus hadir dalam kehidupan sehari-hari—dan layar adalah cara paling efektif untuk melakukannya.
DKV Binus @Medan: Ruang Belajar dan Berkarya
Di tengah perkembangan ini, Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Binus @Medan hadir sebagai ruang bagi mahasiswa untuk mengasah kreativitas sekaligus berpikir kritis. DKV tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis seperti desain grafis, film, atau animasi. Lebih dari itu, mahasiswa dilatih untuk:
- Mengenali identitas budaya: bagaimana nilai lokal bisa diangkat menjadi konten kreatif yang menarik.
- Menguasai teknologi kreatif: dari software editing, animasi 3D, sampai visual storytelling.
- Berkolaborasi dengan komunitas: aktif merangkul dan bekerjasama dengan kelompok film, animasi, maupun komunitas kreatif lokal di Medan. Kolaborasi ini membuka ruang pertukaran ide, memperkuat jejaring, sekaligus memberi pengalaman nyata yang membekali mahasiswa untuk masuk ke industri.
- Siap bersaing global: karya tidak berhenti di Medan, tetapi bisa melangkah ke panggung nasional bahkan internasional.
Dengan pendekatan ini, DKV Binus @Medan menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, antara cerita lokal dan audiens global.
Dari Medan untuk Dunia
Satu hal yang membedakan karya anak muda Medan adalah rasa. Ada identitas, ada budaya, ada keunikan yang tidak bisa ditiru. Inilah modal besar untuk bersaing di era global.
Bayangkan, film pendek yang lahir dari kampung di tepi Danau Toba bisa ditonton di festival film Eropa. Animasi yang terinspirasi dari motif ulos bisa viral di media sosial. Semua itu mungkin, dan sudah mulai terjadi. Dunia kreatif tidak lagi mengenal batas, dan generasi kreatif Medan punya kesempatan besar untuk mengambil peran.
“Dari layar ke budaya” bukan sekadar slogan. Ia adalah gambaran nyata perjalanan kreativitas anak muda Medan. Dari layar, mereka belajar mengenal diri. Dari layar, mereka menghidupkan kembali budaya. Dari layar, mereka berjejaring dengan dunia.
Dengan semangat Jong Batak yang diwariskan, ditambah dukungan akademik dari DKV Binus @Medan, generasi kreatif Medan siap melangkah lebih jauh: berkarya, berbudaya, dan berdampak. Dari Medan, untuk Indonesia, bahkan untuk dunia.
Prodi DKV BINUS @Medan x AI
Comments :