Warna-Warna Jumbo: Gak Cuma Estetik, Tapi Punya Rasa
Film animasi Jumbo yang dirilis pada tahun 2025 menjadi salah satu karya paling menonjol dari industri animasi Indonesia. Disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduksi oleh Visinema Studios, film ini mengisahkan petualangan Don, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang sering merasa rendah diri karena tubuhnya yang besar dan menjadi korban perundungan. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Meri, peri kecil dari dunia lain yang mengajaknya dalam perjalanan penuh keajaiban dan penemuan jati diri.
Yang menarik, keberhasilan Jumbo tidak hanya terletak pada ceritanya yang menyentuh dan relatable, tapi juga pada pendekatan visualnya—terutama dalam penggunaan warna. Warna-warna cerah dan dinamis dalam film ini bukan sekadar pemanis layar. Mereka punya fungsi psikologis yang kuat, membantu membangun suasana, menyampaikan emosi karakter, dan menjalin kedekatan emosional dengan penonton.
Sejak awal, penonton disambut oleh palet warna yang hangat dan ramah—biru langit, hijau segar, kuning cerah—yang memberi rasa nyaman dan aman. Warna-warna ini berperan penting dalam memperkenalkan dunia Don yang penuh potensi meski diliputi keraguan. Ketika Don kehilangan buku dongeng kesayangannya, atmosfer visual berubah menjadi lebih suram dan dingin, memperkuat rasa kehilangan yang dialaminya. Namun begitu ia mulai membangun kembali kepercayaan dirinya, warna-warna cerah kembali muncul, mengiringi transformasi emosionalnya.
Dalam dunia psikologi warna, palet seperti yang digunakan di Jumbo memang punya efek menenangkan dan membangun rasa aman, terutama untuk penonton muda. Kuning sering diasosiasikan dengan keceriaan dan harapan—tepat untuk menggambarkan semangat Don. Biru muda yang mendominasi adegan-adegan tenang memberi ruang bagi penonton untuk ikut merenung dan merasa teduh. Sementara warna ungu atau merah muda digunakan dengan bijak untuk menunjukkan keajaiban dan emosi yang lebih dalam tanpa membuat suasana jadi berat.
Warna-warna ini juga dipakai sebagai penanda pertumbuhan karakter. Saat Don merasa kecil dan tidak yakin pada dirinya, visual di sekitarnya cenderung redup, bahkan sedikit kelabu. Tapi seiring perjalanan dan keberanian yang tumbuh dalam dirinya, dunia pun ikut berubah—lebih terang, lebih penuh warna, dan terasa hidup. Ini bukan cuma memperkuat narasi, tapi juga membantu penonton memahami bahwa emosi bisa berubah, dan perubahan itu sah-sah saja.
Jumbo adalah salah satu bukti bagaimana animasi bisa jadi media kuat untuk menyampaikan pesan mendalam secara halus. Ia tidak hanya menyasar anak-anak, tapi juga orang tua dan penonton lintas usia. Ceritanya ringan, tapi punya banyak lapisan; visualnya indah, tapi juga punya rasa. Dalam dunia yang sering terlalu cepat dan bising, Jumbo memberi ruang untuk merasakan—dengan cerita, warna, dan hati.
DKV BINUS Medan + AI
Comments :