Dalam era globalisasi yang semakin pesat, batas antar negara seakan memudar, memungkinkan arus informasi, budaya, dan perdagangan bergerak lebih bebas dari sebelumnya. Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya lokal yang beragam, tidak luput dari pengaruh budaya luar yang masuk melalui berbagai saluran, seperti media sosial, hiburan, pariwisata, hingga perdagangan internasional (Wulandari et al., 2023). Tren global yang berkembang di dunia, mulai dari gaya hidup, fashion, kuliner, hingga teknologi, perlahan-lahan membentuk pola konsumsi masyarakat Indonesia dan mempengaruhi preferensi pasar dalam negeri. Masuknya budaya luar ke Indonesia tidak hanya berdampak pada gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari masyarakat, tetapi juga menciptakan peluang baru dalam sektor perdagangan. Produk-produk yang mengadopsi unsur budaya asing, baik dari segi desain, konsep, maupun fungsinya, semakin diminati oleh konsumen lokal. Di sisi lain, fenomena ini turut mendorong pelaku usaha Indonesia untuk bersaing secara global, menyesuaikan produk mereka dengan tren internasional demi memperluas pasar ekspor (Jadidah et al., 2023).

Namun, di balik peluang tersebut, ada pula tantangan yang harus dihadapi, seperti risiko tergesernya produk lokal oleh barang impor dan perubahan nilai budaya masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana tren budaya luar memengaruhi pasar Indonesia, serta sejauh mana dampaknya terhadap perdagangan internasional. Globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap budaya di berbagai negara, termasuk Indonesia (Moenardy & Alamsyah, 2023). Budaya luar yang masuk ke Indonesia, seperti budaya Korea dan budaya Barat, tidak hanya mempengaruhi gaya hidup dan kebiasaan masyarakat tetapi juga berdampak pada perdagangan internasional. Perubahan ini dapat dilihat dalam meningkatnya impor produk budaya, perubahan preferensi konsumen, serta munculnya peluang bisnis baru (Devitasari et al.,2023).

 

  1. Budaya Pop Korea (K-Pop dan K-Drama): Fenomena Hallyu atau Korean Wave telah melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Musik K-Pop, drama Korea (K-Drama), fashion, hingga kosmetik asal Korea Selatan menjadi sangat populer. Banyak anak muda Indonesia yang mengadopsi gaya berpakaian, tata rias, bahkan gaya hidup ala Korea. Industri makanan Korea juga berkembang pesat, terbukti dari menjamurnya restoran Korea di berbagai kota besar di Indonesia (Jadidah et al., 2023).
  2. Budaya Barat (Fashion dan Musik): Budaya Barat, khususnya dari Amerika dan Eropa, sudah sejak lama memengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia. Dari musik pop, rock, hingga hip-hop, banyak anak muda yang menjadikan musisi barat sebagai panutan. Di bidang fashion, tren pakaian casual seperti jeans, t-shirt, sneakers, dan streetwear ala Eropa-Amerika sangat mendominasi gaya berpakaian generasi muda Indonesia (Jadidah et al., 2023).
  3. Kuliner Jepang: Makanan Jepang seperti sushi, ramen, tempura, dan bento semakin akrab di lidah masyarakat Indonesia. Restoran Jepang banyak ditemukan di pusat perbelanjaan hingga gerai makanan kaki lima. Selain makanannya, budaya minum teh Jepang (ocha) juga mulai digemari. Pengaruh ini juga terlihat dalam tren minuman seperti matcha yang semakin popular (Jadidah et al., 2023).

 

Masuknya budaya luar ke Indonesia tidak hanya memengaruhi gaya hidup dan kebiasaan masyarakat, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap perdagangan internasional. Pengaruh budaya asing menciptakan tren konsumsi baru di dalam negeri, yang pada akhirnya meningkatkan permintaan terhadap berbagai produk dan jasa dari luar negeri (Moenardy & Alamsyah, 2023). Misalnya, maraknya budaya pop Korea atau Korean Wave (Hallyu) telah mendorong masyarakat Indonesia untuk membeli berbagai produk asal Korea Selatan, seperti kosmetik, pakaian, makanan, hingga produk hiburan seperti musik K-Pop dan serial drama. Kondisi ini secara langsung memperkuat arus impor produk dari negara asal budaya tersebut ke Indonesia (Devitasari et al.,2023).

Selain meningkatkan impor, budaya luar juga mendorong pertumbuhan bisnis waralaba internasional di Indonesia. Banyak merek global di sektor makanan, minuman, fesyen, dan hiburan yang membuka cabang atau menjalin kerja sama bisnis di Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar lokal yang semakin akrab dengan gaya hidup internasional. Contoh yang nyata adalah kehadiran restoran cepat saji asal Amerika Serikat seperti McDonald’s dan Starbucks, restoran Jepang seperti Sushi Tei, hingga kafe dan restoran Korea yang semakin banyak bermunculan. Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya asing telah menciptakan peluang baru dalam perdagangan jasa lintas negara melalui sistem franchise dan lisensi dagang.

Di sisi lain, masuknya budaya luar juga memacu pelaku usaha lokal untuk berinovasi dan menyesuaikan produk mereka dengan selera global. Banyak pelaku industri kreatif Indonesia yang mengadopsi unsur-unsur budaya asing dalam desain produk mereka, seperti fesyen, kuliner, hingga hiburan, agar lebih kompetitif di pasar internasional. Hal ini mendorong ekspor produk lokal yang telah disesuaikan dengan tren global, sehingga memperluas jaringan perdagangan internasional Indonesia. Misalnya, produk-produk batik modern, kopi kekinian, serta makanan ringan khas Indonesia kini semakin diterima di pasar luar negeri karena mengikuti standar dan selera global (Wulandari et al., 2023).

Masuknya budaya luar ke Indonesia membawa pengaruh besar terhadap gaya hidup masyarakat sekaligus membuka peluang dalam perdagangan internasional. Tren global meningkatkan permintaan produk impor dan mendorong kerja sama bisnis lintas negara, sementara pelaku usaha lokal semakin terdorong untuk berinovasi agar dapat bersaing di pasar global. Meski menawarkan berbagai peluang ekonomi, pengaruh budaya asing juga menghadirkan tantangan bagi pelestarian budaya lokal. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengelola arus budaya luar secara bijak agar dapat memaksimalkan manfaat ekonomi tanpa mengabaikan identitas budaya bangsa.

Referensi

Jadidah, Ines, Tasya., et al. (2023). Analisis Pengaruh Arus Globalisasi Terhadap Budaya Lokal (Indonesia). Academy of Social Science and Global Citizenship Journal. 3 (2), 40-47. https://doi.org/10.47200/aossagcj.v3i2.2136

Devitasari, D., Khotimah, E., & Renviana, L. (2023). Analisis Pengaruh Perdagangan International (Ekspor dan Impor) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2018-2022. Profetik Jurnal Ekonomi Syariah. 2 (2), 705-719. http://dx.doi.org/10.24952/profjes.v2i2.10380

Moenardy, Dwi, F., & Alamsyah, Achmad, A. (2023). Budaya Sebagai Kekuatan Perdagangan Internasional Masyarakat Asia. Jurnal Perdagangan Internasional. 1 (1), 34-42. https://doi.org/10.33197/jpi.v1i1.1085