Kapabilitas Kunci untuk Merevolusi Perusahaan di Era Digital
Transformasi digital tidak hanya menuntut perusahaan mengubah produk atau layanan mereka, tetapi juga menuntut perubahan mendasar dalam cara kerja internal dan kapabilitas organisasi. Dalam bab “Do You Have the Crucial Capabilities to Reinvent the Enterprise?”, Weill dan Woerner menekankan bahwa perusahaan harus memiliki fondasi organisasi yang kokoh agar dapat beradaptasi dan berkembang di tengah tekanan digital. Tanpa kapabilitas kunci yang mendukung, strategi digital secanggih apa pun akan gagal dieksekusi dengan optimal.

Penulis mengidentifikasi delapan kapabilitas organisasi utama yang harus dikembangkan untuk menciptakan next-generation enterprise. Kapabilitas tersebut mencakup antara lain: memahami kebutuhan dan tujuan pelanggan, menjadikan suara pelanggan sebagai pusat pengambilan keputusan, menciptakan budaya berbasis data (evidence-based), menyediakan pengalaman pelanggan multiproduk dan multikanal, membangun kemitraan yang strategis, serta memodularisasi layanan melalui API (Application Programming Interfaces). Tak kalah penting adalah kemampuan untuk menyeimbangkan efisiensi, keamanan, dan kepatuhan di seluruh proses bisnis.
Perusahaan seperti Aetna dan BBVA menjadi contoh sukses dalam membangun kapabilitas ini secara strategis. Aetna, misalnya, mengalihkan fokusnya dari sekadar penyedia asuransi menjadi organisasi yang membantu pelanggan mencapai kesehatan yang lebih baik melalui data dan layanan digital. BBVA juga mereformasi struktur internal dan budaya organisasinya agar lebih lincah dalam merespons kebutuhan digital pelanggan. Transformasi ini tidak hanya soal teknologi, tetapi tentang kemampuan manusia dan proses yang mendasarinya.
Weill dan Woerner juga memperkenalkan konsep organisasi ambidextrous—yakni perusahaan yang mampu secara bersamaan berinovasi sambil menjaga efisiensi. Untuk mencapainya, perusahaan harus berani melakukan “operasi besar-besaran” dalam struktur dan pola pikir organisasi. Hal ini bisa meliputi pembentukan tim lintas fungsi, mengadopsi pendekatan agile, serta berinvestasi dalam pelatihan digital bagi karyawan dari berbagai level. Kapabilitas digital bukanlah proyek sekali jalan, melainkan hasil dari upaya berkelanjutan yang terintegrasi dengan tujuan bisnis.
Bab ini memberikan wawasan bahwa membangun kapabilitas organisasi adalah prasyarat untuk bertahan dan unggul dalam persaingan digital. Perusahaan yang mampu mengidentifikasi kelemahannya dan secara aktif mengembangkan delapan kapabilitas tersebut akan lebih siap untuk melakukan reinvensi secara menyeluruh. Transformasi bukan hanya soal memiliki visi, tetapi juga tentang kesiapan sistemik untuk mewujudkannya.
Referensi:
Weill, P. and Woerner, S.L., 2018. What’s Your Digital Business Model? Six Questions to Help You Build the Next-Generation Enterprise. Boston: Harvard Business Review Press.
Comments :