Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan disrupsi di berbagai sektor industri, muncul satu profil profesional yang semakin dibutuhkan di masa depan: Digitechpreneur—entrepreneur yang tidak hanya andal secara bisnis, tetapi juga fasih memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan solusi inovatif. Namun, menjadi Digitechpreneur bukan hanya soal ide dan teknologi, melainkan juga tentang keterampilan (skills) yang terus berevolusi seiring perubahan zaman.

1. Digital & Data Literacy

Kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan memanfaatkan data menjadi fondasi utama. Di masa depan, setiap keputusan bisnis harus berbasis data (data-driven). Seorang Digitechpreneur perlu menguasai tools analitik, memahami dasar-dasar pemrograman, serta mampu menafsirkan dashboard digital agar dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

Contoh praktis: Menggunakan Google Analytics untuk membaca perilaku konsumen, atau mengolah data penjualan dengan Excel dan BI tools untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.

2. Growth Mindset dan Adaptability

Perubahan adalah satu-satunya yang pasti dalam dunia digital. Digitechpreneur harus memiliki growth mindset—keyakinan bahwa kemampuan bisa terus berkembang melalui pembelajaran. Keterampilan ini membuat mereka cepat belajar hal baru, lincah menghadapi tantangan, dan tidak kaku terhadap perubahan teknologi atau pasar.

Adaptability akan menjadi kunci ketika model bisnis harus pivot karena tren berubah begitu cepat.

3. Design Thinking dan Problem Solving

Tidak cukup hanya menjual produk atau layanan; Digitechpreneur perlu berpikir sebagai problem solver. Design thinking membantu dalam mengembangkan solusi berbasis empati, iteratif, dan berorientasi pada pengguna. Ini sangat penting untuk menciptakan produk digital yang relevan dan berkelanjutan.

Contoh: Melibatkan pengguna dalam uji coba prototipe dan melakukan perbaikan berdasarkan feedback langsung.

4. Entrepreneurial Leadership

Skill kepemimpinan di era digital berbeda dari pendekatan tradisional. Digitechpreneur perlu menjadi pemimpin yang kolaboratif, visioner, dan inspiratif. Mampu membangun tim lintas fungsi, termasuk desainer, programmer, dan digital marketer, serta menciptakan budaya kerja berbasis tujuan.

Leadership dalam startup tidak selalu berarti mengatur, tapi mengarahkan dan memberi ruang eksplorasi pada tim.

5. Digital Marketing dan Branding

Memahami perilaku digital konsumen serta menguasai strategi pemasaran digital seperti SEO, SEM, social media, dan content marketing adalah keharusan. Branding yang kuat di ranah digital akan membedakan startup dari kompetitor, sekaligus menarik investor dan mitra strategis.

6. Financial & Business Model Literacy

Di era digital, pemahaman terhadap model bisnis berbasis platform, freemium, atau subscription harus dimiliki. Selain itu, Digitechpreneur harus mampu membaca laporan keuangan, menghitung unit economics, dan memahami valuasi startup sebagai bagian dari strategi pertumbuhan.

7. AI & Emerging Technology Awareness

Meskipun tidak semua Digitechpreneur adalah programmer, pemahaman dasar mengenai Artificial Intelligence, blockchain, Internet of Things (IoT), dan teknologi masa depan lainnya akan memberikan keunggulan kompetitif. Paling tidak, mereka harus tahu bagaimana teknologi ini bisa diaplikasikan untuk memperkuat bisnisnya.

Digitechpreneur Bukan Sekadar Tren, tapi Masa Depan

Skill-skill di atas tidak hanya akan menjadikan seorang Digitechpreneur unggul di masa kini, tetapi juga relevan di masa depan. Pendidikan formal saja tidak cukup—dibutuhkan kombinasi pembelajaran mandiri, pengalaman langsung, dan keberanian untuk terus bereksperimen.

Dengan menguasai keterampilan masa depan ini, Digitechpreneur tidak hanya akan menjadi pemain di industri, tetapi juga pembentuk masa depan bisnis dan teknologi.