Tahapan Ideation dalam Design Thinking bukan sekadar sesi curah gagasan (brainstorming) yang liar tanpa arah. Justru di sinilah ide-ide besar lahir, namun hanya jika fondasinya kuat—yakni berasal dari empati yang mendalam dan definisi masalah yang tajam. Startup yang berhasil tidak memulai dari “apa yang bisa kita buat”, melainkan dari “apa yang dibutuhkan manusia.” Karena itu, Ideation adalah momen untuk melompat bebas, tapi tetap dengan kaki berpijak pada realitas pengguna.

Salah satu teknik yang efektif dalam tahap ini adalah Brainstorming Terstruktur, di mana setiap ide harus menjawab pertanyaan How Might We (HMW) yang dirumuskan pada tahap Define. Dengan cara ini, ide-ide tidak mengambang, melainkan langsung terhubung dengan kebutuhan pengguna. Aturan brainstorming—seperti defer judgement, build on the ideas of others, dan go for quantity—digunakan untuk menjaga aliran ide tetap kreatif dan terbuka. Dalam startup, ini sangat krusial karena mendorong kolaborasi lintas fungsi: dari tim produk, desain, hingga pemasaran.

Selain brainstorming, teknik seperti SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, Reverse) juga sangat membantu. Teknik ini mengajak tim melihat masalah dari sudut yang tidak biasa dan memicu ide-ide disruptif, namun tetap relevan karena dimulai dari pemahaman pengguna. Misalnya, bagaimana jika solusi yang biasa digunakan bisa digabung dengan teknologi yang sedang tren? Atau, bagaimana jika fitur yang tidak penting justru di-eliminasi agar pengguna tidak merasa terbebani?

Teknik lainnya adalah Crazy 8s—sebuah metode visual yang menantang setiap anggota tim untuk menggambar 8 ide dalam 8 menit. Teknik ini melatih kecepatan berpikir kreatif dan menghindari mental block yang sering muncul karena perfeksionisme. Dalam konteks startup, kecepatan eksplorasi ide sangat penting, namun tetap harus mengikuti benang merah dari empati dan definisi masalah yang telah ditetapkan. Crazy 8s memberi ruang bagi keberagaman sudut pandang, yang nantinya bisa disatukan dalam sesi dot voting untuk memilih ide yang paling menjanjikan.

Tahap Ideation adalah fase penggabungan antara imajinasi dan akurasi. Startup yang sukses dalam menciptakan solusi digital yang bermakna adalah mereka yang mampu menggali sebanyak mungkin ide, namun hanya mengeksekusi ide yang benar-benar berakar dari kenyataan pengguna. Empati membuat ide bernyawa. Definisi masalah yang jelas memberi arah. Dan ideation menjadi ruang lahirnya inovasi yang bukan hanya keren, tapi juga dibutuhkan. Di situlah kekuatan sejati Design Thinking berada—bukan pada alatnya, tapi pada proses berpikir yang manusiawi dan terfokus.