Tahapan Define dalam Design Thinking adalah momen penting yang menentukan arah seluruh proses inovasi. Setelah empati dibangun dan berbagai informasi dikumpulkan dari pengguna, tim harus mampu merumuskan masalah utama secara jelas dan fokus. Tanpa definisi masalah yang tepat, solusi yang dihasilkan berisiko meleset dari kebutuhan nyata pengguna. Oleh karena itu, Define berfungsi sebagai jembatan strategis antara eksplorasi masalah dan penciptaan solusi.

Salah satu metode yang umum digunakan dalam tahap Define adalah Point of View (POV) Statement. Melalui POV, tim menyusun rumusan masalah dengan format yang berfokus pada pengguna, kebutuhannya, dan wawasan penting yang ditemukan. Contohnya: “Seorang ibu bekerja membutuhkan cara yang fleksibel untuk memantau kegiatan anaknya di rumah karena ia merasa bersalah tidak bisa selalu hadir secara langsung.” Pernyataan seperti ini membantu tim memahami konteks emosional dan fungsional dari permasalahan yang hendak dipecahkan.

Metode lain yang dapat digunakan adalah How Might We (HMW) Questions. Setelah rumusan masalah dalam bentuk POV disusun, tim dapat mengubahnya menjadi pertanyaan terbuka yang mendorong eksplorasi solusi. Misalnya, dari POV tadi bisa muncul pertanyaan seperti: “Bagaimana kita dapat membantu ibu bekerja merasa lebih terhubung dengan anaknya dari jarak jauh?” Pertanyaan How Might We membuka ruang kreatif tanpa langsung membatasi arah solusinya, sekaligus menjaga fokus pada kebutuhan pengguna.

Selain itu, tim juga bisa menggunakan teknik seperti Affinity Mapping untuk mengelompokkan insight pengguna berdasarkan pola tertentu. Metode ini membantu tim menyaring data dari tahap empati, menemukan tema-tema utama, dan memprioritaskan isu yang paling penting untuk dipecahkan. Di sinilah kerja kolaboratif sangat dibutuhkan, karena sudut pandang yang beragam akan memperkaya hasil analisis dan memperkuat keakuratan rumusan masalah.

Tahapan Define bukan sekadar merumuskan satu kalimat masalah, melainkan proses berpikir kritis yang memastikan inovasi dibangun di atas landasan yang benar. Dengan pendekatan yang sistematis—seperti POV, HMW, dan Affinity Mapping—startup dan tim kreatif dapat menghindari asumsi, menyaring noise dari data lapangan, dan fokus pada kebutuhan yang paling bermakna. Masalah yang didefinisikan dengan tepat akan membuka jalan bagi solusi yang tepat pula.