Trapped in Screens: How the Digital Age is Testing Our Mental Health and How to Break Free

Trapped in Screens: How the Digital Age is Testing Our Mental Health and How to Break Free

Penulis: Harris Prasetya Rahmandika, S.M., M.M., CIRM.

Introduction

Di era digital seperti sekarang, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform digital lainnya memudahkan kita untuk terhubung dengan orang lain. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada dampak serius yang sering kali diabaikan: kesehatan mental. Artikel ini akan membahas bagaimana era digital memengaruhi kesehatan mental, tantangan yang dihadapi, serta solusi untuk menjaga keseimbangan mental di tengah kehidupan yang serba terhubung.

  1. Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental

Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi, tetapi juga membawa dampak negatif pada kesehatan mental. Menurut American Psychological Association (APA, 2021), penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian. Hal ini disebabkan oleh faktor seperti perbandingan sosial yang tidak sehat, cyberbullying, dan tekanan untuk selalu tampil sempurna.

  1. Fenomena “Fear of Missing Out” (FOMO)

Salah satu dampak psikologis yang paling umum di era digital adalah Fear of Missing Out (FOMO), yaitu perasaan cemas karena takut ketinggalan informasi atau kegiatan yang dianggap penting. Menurut Przybylski et al. (2013) dalam studi yang diterbitkan di Computers in Human Behavior, FOMO dapat menyebabkan stres, gangguan tidur, dan penurunan kualitas hidup. FOMO sering dipicu oleh kebiasaan terus-menerus memeriksa notifikasi dan media sosial.

  1. Kecanduan Teknologi dan Dampaknya

Kecanduan teknologi, terutama smartphone dan media sosial, telah menjadi masalah serius di era digital. Menurut World Health Organization (WHO, 2021), kecanduan teknologi dapat mengganggu pola tidur, mengurangi produktivitas, dan memicu isolasi sosial. Studi oleh Twenge et al. (2018) juga menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari di media sosial cenderung mengalami gejala depresi.

  1. Solusi untuk Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital

Meskipun tantangannya besar, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan mental di era digital:

  • Membatasi Waktu Layar: Menetapkan batasan waktu penggunaan gadget dan media sosial.
  • Mempraktikkan Digital Detox: Mengambil jeda dari teknologi untuk fokus pada aktivitas offline.
  • Membangun Hubungan Nyata: Menjaga interaksi tatap muka dengan keluarga dan teman.
  • Mencari Bantuan Profesional: Jika merasa overwhelmed, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.

Menurut Mayo Clinic (2022), langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

  1. Peran Teknologi dalam Meningkatkan Kesehatan Mental

Tidak semua dampak teknologi buruk. Ada juga inovasi yang dirancang untuk mendukung kesehatan mental, seperti aplikasi meditasi (Headspace, Calm), platform konseling online (BetterHelp, Talkspace), dan komunitas virtual yang mendukung. Menurut Harvard Medical School (2021), teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.

Kesimpulan

Era digital membawa tantangan baru bagi kesehatan mental, tetapi juga menawarkan solusi inovatif. Penting bagi kita untuk menyadari dampak negatif teknologi dan mengambil langkah proaktif untuk menjaga keseimbangan mental. Dengan membatasi penggunaan teknologi, mempraktikkan kebiasaan sehat, dan memanfaatkan alat digital yang mendukung, kita dapat hidup lebih seimbang di dunia yang serba terhubung ini.

Referensi

American Psychological Association (APA). (2021). Health advisory on social media use in adolescence. Diakses dari https://www.apa.org/topics/social-media-internet/health-advisory-adolescent-social-media-use

Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out. Computers in human behavior29(4), 1841-1848.

World Health Organization (WHO). (2021). Gaming Disorder. Diakses dari https://www.who.int/standards/classifications/frequently-asked-questions/gaming-disorder

Mayo Clinic. (2022). Telehealth: Technology meets health care. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/consumer-health/in-depth/telehealth/art-20044878

Harvard Medical School. (2021). Digital Technology for Mental Health: Apps and Beyond. Diakses dari https://hsph.harvard.edu/exec-ed/news/digital-technology-for-mental-health-apps-and-beyond/