Perkerjaan Masa Depan Perempuan.

Peran perempuan di tempat kerja merupakan hal yang dahulunya sensitive dibahas (Ricka Handayani, 2020) terkait dengan apakah pantas seorang perempuan melanjutkan karirnya? Apakah wajar bagi seorang perempuan yang paling berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut seakan menjadi boomerang bagi orang-orang yang percaya bahwa perempuan tidak memiliki tempat untuk berkarir, menggapai cita-cita, bahkan mencukupi kebutuhan keluarga.

Karena peran perempuan di tempat kerja saat ini menjadi salah satu tolak ukur adanya keberhasilan khususnya pada beberapa sector industry, seperti pada study Asriani & Ramdlaningrum (2019) peran perempuan di tempat kerja yang terfokus pada beberapa sector diantaranya sector manufaktur, jasa dan pertanian.

Namun sayangnya pada studi tersebut juga dilampirkan hasil bahwa peran perempuan di tempat kerja masih berkisar separuh dari total keseluruhan perempuan usia produktif di tahun 2018.

Mengatasi masalah akan adanya kesenjangan pengetahuan terkait dengan kesempatan bagi perempuan untuk bekerja saat ini sudah diperjelas dengan beberapa temuan studi, salah satunya seperti temuan studi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berargumen bahwa beberapa jenis pekerjaan yang cenderung lebih banyak berkembang ada di sector secara tradisional di dominasi oleh perempuan seperti misalnya usaha kecil dan menengah, Kesehatan, Pendidikan dan layanan sosial.

Disamping itu setelah diperluasnya digitalisasi juga berdampak pada usaha dan pekerjaan lain secara general termasuk pekerjaan yang secara traditional dikerjakan oleh perempuan seperti misalnya ritel, perdagangan, serta jasa makaan dan minuman. Adanya digitalisasi juga memperlihatkan bahwa masih banyaknya perempuan yang juga masih belum dapat memanfaatkannya, berdarkan data transaksi e-commerce pada periode 2016-2017, penggunaan platform digital oleh perempuan usaha kecil relative rendah, bahkan berkurang oada oeriode wkatu tersebut yakni 42,7 persen ke 34,4 persen (Asriani & Ramdlaningrum. 2019)

Hal tersebut menandakan bahwa perlu adanya pemanfaatan menyeluruh dengan ajakan persuasive maupun diskriptif yang perlu dilakukan dan ditujukan untuk perempuan, pekerjaan masa depan untuk perempuan agar dapat bermulti peran sangat terbuka luas, “terbatas” bukan lagi kata yang tepat untuk perempuan pada masa ini, mereka dapat memanfaatkan segala kesempatan yang ada khususnya pada beberapa sector yang disebutkan sebelumnya, terlebih lagi pekerjaan masa depan yang juga terkait dengan pengembangan teknologi bagi perempuan merupakan hal yang perlu dianggap penting, kita juga perlu memandang bahwa partisipasi permpuan untuk pekerjaan masa depan yang melibatkan teknologi dan juga pekerjaan lain yang termasuk didalamnya merupakan input yang dapat dinilai dan di akui.

RIZA RIZQIYAH, S.M., MBA.