PERENCANAAN KAS JANGKA PENDEK BAGI USAHA BISNIS RINTISAN (Bagian Pertama)

Usaha bisnis rintisan umumnya akan memasuki tahap survival dalam siklus hidupnya, yaitu tahap dimana usaha bisnis tersebut sudah memperoleh pendapatan penjualan namun belum tentu dapat menutupi semua biaya operasionalnya. Pada tahap ini pengelolaan kas menjadi hal yang krusial. Apabila usaha bisnis rintisan tidak dapat melewati fase ini maka keberlangsungan hidupnya dapat terancam. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengelola kas dalam tahap survival adalah dengan melakukan perencanaan kas jangka pendek. Perencanaan tersebut dapat membantu usaha bisnis rintisan untuk melewati fase survival dalam siklus hidupnya.

Pada dasarnya perencanaan kas jangka pendek dapat dilaksanakan dalam jangka waktu bulanan sampai satu tahun. Perencanaan kas jangka pendek dapat dilakukan dengan menyusun hal – hal di bawah ini (Leach & Melicher, 2021):

  1. Sales schedule, yaitu penyusunan jadwal penjualan. Jadwal ini memuat proyeksi penjualan dan estimasi penerimaan penjualan bulanan. Apabila suatu usaha bisnis memiliki dua jenis penjualan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit, maka perlu ditentukan terlebih dahulu persentase penjualan tunai dan kredit dari total estimasi penjualan tiap bulan. Hal tersebut dapat membantu usaha bisnis untuk menentukan besarnya pendapatan yang akan diterima dari penjualan kredit maupun tunai. Secara garis besar penyusunan jadwal ini dapat membantu pelaku bisnis untuk memperkirakan tingkat penjualan yang akan dicapai dan besarnya penerimaan penjualan yang akan diperoleh beberapa bulan mendatang.
  2. Purchase schedule, yaitu penyusunan jadwal pembelian. Jadwal ini berisi estimasi pembelian persediaan dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pembelian tersebut. Pada jadwal ini pelaku bisnis perlu memperkirakan nilai persediaan akhir, persediaan awal, dan harga pokok penjualan agar dapat menentukan besarnya pembelian persediaan yang harus dilakukan beberapa bulan mendatang. Selain itu, melalui jadwal ini pelaku bisnis dapat memperoleh gambaran mengenai besarnya pengeluaran untuk melakukan pembelian persediaan selama beberapa bulan ke depan.
  3. Wages and commissions schedule, yaitu penyusunan jadwal gaji atau upah dan komisi. Pada jadwal ini pelaku bisnis dapat memperoleh gambaran mengenai besarnya gaji atau upah dan komisi yang ditanggung oleh usaha bisnis dalam beberapa bulan mendatang. Kemudian dalam jadwal ini pelaku bisnis juga dapat memperkirakan besarnya pengeluaran untuk membayar gaji atau upah dan komisi karyawan selama beberapa bulan ke depan. Tentu saja hal ini akan membantu pelaku bisnis untuk memperkirakan beban yang harus ditanggung serta arus kas keluar untuk melakukan pembayaran gaji dan komisi pekerja. Pembayaran gaji atau upah dan komisi adalah hal yang krusial sehingga jadwal ini akan membantu pelaku bisnis memprediksi pengeluaran tersebut sehingga menghindari keterlambatan pembayaran yang merupakan hak pekerja.

Ketiga jadwal di atas pada akhirnya menjadi data keuangan yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran kas atau cash budget. Secara garis besar anggaran kas memuat proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas. Estimasi mengenai penerimaan kas dapat diperoleh dari sales schedule, sedangkan proyeksi pengeluaran kas beberapa datanya dapat diperoleh dari purchase schedule dan wages and commissions schedule. Selain menggunakan data keuangan dari ketiga jadwal di atas, anggaran kas dapat disusun dengan memasukkan item – item lain seperti beban lain – lain, beban sewa, atau bahkan pembelian aset tetap sebagai proyeksi pengeluaran kas. Melalui selisih proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas maka pelaku bisnis dapat mengetahui apakah usaha bisnis tersebut mengalami surplus kas atau defisit kas selama beberapa bulan mendatang.

Bersambung ke bagian dua …

Sumber:

Leach, J.C. & Melicher, R. W. 2021. Entrepreneurial Finance. 07. Boston: Cengage Learning.

 

AJENG MIRA HERDIANA, S.E., M.M