Online Privat Tutor: Tinjauan Riset (Part 2)

Dalam implementasinya, penyedia les privat online memberikan layanannya dalam berbagai bentuk, seperti synchronous dan asynchronous. Kelas virtual adalah contoh pendekatan sinkron dari layanan bimbingan belajar. Kelas virtual adalah kelas real-time yang disampaikan melalui internet (Zhang & Bray, 2019). Beberapa pribadi online penyedia bimbingan belajar yang tidak memiliki platform mandiri menggunakan perangkat lunak sinkron gratis. Namun, pelajaran yang direkam sebelumnya juga merupakan fitur umum yang diberikan oleh penyedia sebagai opsi asinkron. Kegiatan lain yang biasanya disediakan oleh perusahaan les privat online adalah les privat, bantuan pekerjaan rumah, dan persiapan ujian (Ventura & Jang, 2010).

 

Bimbingan les privat masih kurang mendapat perhatian dari dunia akademik (Bray, Kwo, & Jokic, 2015). Situasi ini juga berlaku untuk les privat online. Meskipun pertumbuhannya cepat dan pengaruhnya global (Bray & Kobakhidze, 2014), hanya sedikit diskusi penelitian yang membahas les privat online. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk wawasan di daerah ini. Penelitian ini menggunakan Indonesia sebagai studi kasus. Alasan utama memilih Indonesia adalah Indonesia memiliki lebih dari 15 juta siswa yang terdaftar dalam satu platform les privat online saja. Jumlah tersebut merupakan angka yang sangat substansial, mengingat jumlah Indonesia hanya 45 juta. Sektor pendidikan, yang didominasi oleh penyedia les privat online, juga disinyalir akan melahirkan startup unicorn Indonesia berikutnya (startup dengan valuasi lebih dari $1 miliar US Dollar). Tingginya penggunaan les privat online dan pertumbuhan penyedia les privat online memberikan alasan kuat bahwa saat ini masih sedikit penelitian yang membahas tentang les privat online di Indonesia.

 

Penelitian ini menyelidiki topik ini lebih dalam, mengekstrak poin pembelajaran yang berharga dari les privat online, dan mengubahnya menjadi rekomendasi yang dapat diterapkan untuk pendidik. Dalam upaya memahami les privat online ini, perilaku siswa dalam melanjutkan teknologi les privat online disorot. Ada dua alasan utama yang menjadi alasan kuat dalam melakukan penelitian. Pertama, studi tentang penerimaan les privat online atau platform serupa telah dilakukan dalam berbagai konteks, memberikan temuan yang dapat diterapkan pada praktik les privat online di dunia nyata. Studi yang berfokus pada penggunaan berkelanjutan akan memperluas pemahaman saat ini tentang les privat online (Arpaci, Al-Emran, & Al-Sharafi, 2020; Harja, Irawan, & Ambarwati, 2019; Islami, Asdar, & Baumassepe, 2021; Yang & Su, 2017). Kedua, karena les privat online adalah produk komersial, biaya mempertahankan pengguna yang sudah ada jauh lebih rendah dibandingkan dengan akuisisi pengguna baru. Kurangnya keunggulan kompetitif nyata yang disediakan oleh platform les privat online (kecuali untuk efek ukuran jaringan) memperkuat pentingnya penggunaan yang berkelanjutan dibandingkan dengan penerimaan. Siswa dapat memilih salah satu platform yang tersedia dan menerima layanan yang relatif sama, membuat adopsi awal menjadi kurang relevan (Eriksson & Nilsson, 2007; Rothe, Täuscher, & Basole, 2018). Dengan demikian, memahami mengapa siswa berniat untuk melanjutkan les privat online mereka dapat mengungkapkan bagaimana les privat online menjadi sangat populer dan dianggap sebagai alat yang berharga untuk belajar di mata pelajar. Juga, mengingat bahwa siswa atau orang tua menghabiskan sejumlah uang untuk layanan les privat online, yang membangun harapan terhadap layanan, kerangka kerja tertentu dapat lebih menjelaskan kelanjutan siswa dalam les privat online.

 

 

 

Referensi:

Arpaci, I., Al-Emran, M., & Al-Sharafi, M. A. (2020). The impact of knowledge management practices on the acceptance of Massive Open Online Courses (MOOCs) by engineering students: a cross-cultural comparison. Telematics and informatics, 54, 101468.

Bray, M., & Kobakhidze, M. N. (2014). The global spread of shadow education Qualities of education in a globalised world (pp. 185-200): Springer.

Bray, M., Kwo, O., & Jokic, B. (2015). Researching private supplementary tutoring. Methodological lessons from diverse cultures. Hong Kong: Comparative Education Research Centre.

Eriksson, K., & Nilsson, D. (2007). Determinants of the continued use of self-service technology: The case of Internet banking. Technovation, 27(4), 159-167.

Harja, Y. D., Irawan, M. I., & Ambarwati, R. (2019). Measure The Significance of Learning Value and Trust Factors for Online Learning Technology Acceptance in Indonesia. IPTEK The Journal for Technology and Science, 31(2), 188-200.

Islami, M. M., Asdar, M., & Baumassepe, A. N. (2021). Analysis of Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use to the Actual System Usage through Attitude Using Online Guidance Application. Hasanuddin Journal of Business Strategy, 3(1), 52-64.

Rothe, H., Täuscher, K., & Basole, R. C. (2018). Competition between platform ecosystems: a longitudinal study of MOOC platforms. Paper presented at the ECIS.

Ventura, A., & Jang, S. (2010). Private tutoring through the internet: Globalization and offshoring. Asia Pacific Education Review, 11(1), 59-68.

Yang, H.-H., & Su, C.-H. (2017). Learner behaviour in a MOOC practice-oriented course: In empirical study integrating TAM and TPB. International Review of Research in Open and Distributed Learning: IRRODL, 18(5), 35-63.

Zhang, W., & Bray, M. (2019). Mapping and analyzing private supplementary tutoring: Approaches and themes (Vol. 2, pp. 3-6): SAGE Publications Sage UK: London, England.

 

SATRIA FADIL PERSADA, S.KOM., MBA., PH.D