Mengenal Kriteria Ide Kreatif

Berdiskusi merupakan salah satu langkah terbaik untuk bertukar ide dan pendapat. Melalui pertukaran ide dan pendapat, seseorang dapat menambah wawasan terkait suatu topik tertentu atau membantu orang tersebut dalam menyelesaikan masalah atau tantangan. Pada suatu usaha diskusi dapat ditemukan dalam bentuk rapat koordinasi untuk mengevaluasi kondisi atau posisi usaha saat ini di lingkungan bisnis, dan merencanakan langkah strategis atau operasional dalam rangka mencapai tujuan usaha. Dalam pertukaran ide serta pendapat, besar kemungkinan akan muncul suatu gagasan baru yang merupakan hasil asimilasi dari dua atau lebih ide dan pendapat ke dalam suatu gagasan baru yang mewakilkan aspirasi dari pihak yang melakukan diskusi.

Kaufman dan Sternberg dalam buku yang berjudul The Cambridge Handbook of Creativity menjelaskan bahwa gagasan dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk abstrak dari ide yang dimiliki oleh seseorang, atau dihasilkan dalam suatu diskusi. Ketika seseorang atau suatu kelompok menyatakan bahwa gagasan yang baru saja mereka hasilkan adalah suatu ide atau gagasan yang kreatif, terdapat unsur subjektifitas pada asumsi tersebut. Sebagai contoh, Anda menyatakan bahwa mendaur ulang galon air menjadi sebuah pot tanaman merupakan sebuah ide kreatif. Terdapat beberapa orang yang mungkin akan setuju dengan pendapat bahwa ide tersebut adalah ide kreatif, namun kemungkinan terdapat individu atau kelompok yang kurang dapat menerima bahwa ide tersebut sebagai ide kreatif juga tidak nol.

Berdasarkan fenomena tersebut, Kaufman dan Sternberg menyampaikan bahwa terdapat tiga kriteria sederhana untuk mengukur tingkat kreatifitas dari suatu gagasan atau ide. Kriteria pertama adalah originalitas. Ide atau gagasan yang kreatif wajib dapat menunjukkan suatu keunikan atau nilai kebaruan dibandingkan dengan ide atau gagasan sebelumnya. Originalitas merupakan suatu pengukuran yang memiliki tingkat subjektifitas yang cukup tinggi. Seorang individu atau kelompok penggagas dapat menyatakan bahwa ide atau gagasan yang mereka hasilkan memiliki tingkat originalitas karena menurut mereka belum pernah ada yang menyampaikan ide atau gagasan tersebut. Tidak ada yang dapat membuktikan apakah memang benar ide atau gagasan yang dihasilkan merupakan sesuatu yang unik dan baru, kecuali terdapat pihak yang bersedia mengklaim bahwa ide atau gagasan tersebut sudah pernah ada sebelumnya.

Untuk melengkapi kriteria originalitas, Kaufman dan Sternberg menambahkan dua kriteria tambahan untuk suatu ide kreatif. Kriteria kedua adalah, suatu ide kreatif memiliki nilai manfaat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Ide atau gagasan yang baru dan unik tidak dapat menjadi suatu ide yang kreatif ketika ide atau gagasan tersebut tidak memiliki tujuan tertentu atau dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan suatu masalah. Kriteria terakhir yang akan melengkapi tiga kriteria ide kreatif adalah kesesuaian. Suatu ide yang baru, unik, dan memiliki nilai manfaat perlu dilengkapi dengan kesesuaian terhadap aturan dan norma di masyarakat dimana ide atau gagasan tersebut akan direalisasikan atau diimplementasikan. Ketika Anda memiliki ide yang baru dan unik, serta dapat memiliki nilai manfaat untuk menyelesaikan malah yang Anda hadapi. Pastikan ide tersebut dapat direalisasikan tanpa melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat, karena ketidaksesuaian ide atau gagasan dengan peraturan atau norma akan membuat ide dan gagasan tersebut tidak dapat direalisasikan sama sekali dan membantu Anda menyelesaikan masalah yang Anda hadapi.

Referensi

Kaufman, J. C., & Sternberg, R. J. (Eds.). (2010). The Cambridge handbook of creativity. Cambridge University Press.

Putu Adi Putra Arimbawa