Mengapa Startup Digital yang Tumbuh Selalu Unggul dalam Penjualan & Berempati?

Mengapa Startup Digital yang Tumbuh Selalu Unggul dalam Penjualan & Berempati?

Penulis: Riefky Prabowo, S.E., M.A.B

Banyak startup digital bermimpi untuk tumbuh pesat, tetapi hanya sedikit yang benar-benar berhasil. Salah satu faktor kunci yang sering diabaikan adalah kombinasi kemampuan menjual yang kuat dan empati tinggi terhadap pelanggan. Startup yang hanya fokus pada menjual produk tanpa memahami kebutuhan pelanggan cenderung gagal di tahap awal. Sebaliknya, startup yang berkembang pesat selalu menyeimbangkan antara strategi penjualan yang efektif dan kepedulian terhadap pengalaman pengguna.

Menurut penelitian Griva et al. (2021), startup digital tahap awal yang mengalami pertumbuhan cenderung meningkatkan kapabilitas penjualan mereka sekaligus menunjukkan empati tinggi kepada pelanggan. Dengan kata lain, bukan hanya strategi pemasaran atau teknologi canggih yang membuat startup sukses, tetapi juga bagaimana mereka memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.

Kapabilitas Penjualan: Fondasi Pertumbuhan Startup Digital

Kemampuan menjual adalah salah satu aspek utama yang membedakan startup yang tumbuh dengan yang stagnan. Startup yang berkembang pesat memiliki strategi penjualan yang kuat, termasuk:

1. Pemahaman Produk yang Mendalam – Mereka tahu bagaimana menjelaskan nilai produk mereka dengan jelas kepada pelanggan.
2. Adaptasi dengan Pasar – Mereka selalu memperbarui pendekatan mereka berdasarkan tren pasar dan kebutuhan pelanggan.
3. Personalisasi dalam Penjualan – Tidak hanya sekadar menawarkan produk, tetapi juga memberikan solusi yang spesifik untuk masalah pelanggan.

Startup seperti Shopify dan Canva berhasil berkembang karena mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga memahami bagaimana produk mereka dapat memecahkan masalah spesifik pelanggan.

Empati: Rahasia Keberhasilan dalam Membangun Hubungan dengan Pelanggan

Selain kemampuan menjual, empati terhadap pelanggan adalah kunci lain yang membuat startup digital bisa tumbuh dengan cepat. Empati bukan sekadar memahami pelanggan, tetapi juga bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.

Beberapa cara startup menunjukkan empati terhadap pelanggan meliputi:

1. Mendengarkan Feedback dengan Serius – Startup yang berkembang selalu terbuka terhadap masukan dan menggunakannya untuk meningkatkan produk atau layanan mereka.
2. Membuat Customer Experience yang Personal – Mereka tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga pengalaman yang membuat pelanggan merasa dihargai.
3. Memberikan Solusi yang Benar-Benar Dibutuhkan – Startup yang sukses berfokus pada solusi yang relevan, bukan hanya menjual fitur yang tidak diperlukan pelanggan.

Sebagai contoh, Slack sukses besar karena mereka memahami bagaimana tim bekerja dan berkomunikasi, sehingga mereka bisa menciptakan produk yang benar-benar membantu tim bekerja lebih efisien.

Mengapa Kombinasi Penjualan dan Empati Sangat Penting?

Kapabilitas penjualan dan empati pelanggan adalah kombinasi yang tidak bisa dipisahkan dalam pertumbuhan startup digital. Tanpa empati, strategi penjualan bisa terasa agresif dan memaksa. Tanpa kemampuan menjual, meskipun produk memiliki nilai tinggi, pelanggan mungkin tidak pernah menemukannya.

Penelitian Griva et al. (2021) menegaskan bahwa startup digital yang sukses adalah mereka yang bisa memahami pelanggan sekaligus menjual produk dengan cara yang efektif. Dalam lingkungan digital yang sangat kompetitif, pelanggan tidak hanya mencari produk terbaik, tetapi juga pengalaman yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Cara Meningkatkan Kapabilitas Penjualan dan Empati dalam Startup

Agar bisa tumbuh dan bertahan, startup digital harus mengembangkan strategi yang menyeimbangkan kedua aspek ini. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Gunakan Data untuk Memahami Pelanggan – Analisis data pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka secara lebih mendalam.
2. Latih Tim Penjualan agar Lebih Empatik – Jangan hanya mengajarkan teknik menjual, tetapi juga bagaimana memahami emosi dan kebutuhan pelanggan.
3. Gunakan Teknologi untuk Personalisasi – Manfaatkan AI dan analitik untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal dan relevan.
4. Buat Produk Berdasarkan Masukan Pelanggan – Terus lakukan iterasi dan perbaikan berdasarkan feedback pelanggan, bukan hanya berdasarkan asumsi internal.

Kesimpulan: Startup yang Sukses Menjual dengan Empati

Startup digital yang tumbuh bukan hanya jago dalam menjual, tetapi juga memiliki empati tinggi terhadap pelanggan. Mereka memahami bahwa pelanggan bukan sekadar angka dalam laporan penjualan, tetapi adalah individu dengan kebutuhan dan harapan yang unik.

Dengan menggabungkan strategi penjualan yang cerdas dengan empati yang mendalam, startup dapat membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, meningkatkan retensi, dan mempercepat pertumbuhan bisnis mereka.

Jadi, jika Anda ingin startup Anda berkembang, jangan hanya fokus menjual—fokuslah juga pada memahami pelanggan Anda! 🚀

Referensi:
Griva, A., Kotsopoulos, D., Karagiannaki, A., & Zamani, E. D. (2021). What do growing early-stage digital start-ups look like? A mixed-methods approach. International Journal of Information Management, 102427. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2021.102427