Memahami Design Thinking dalam Korporasi
Memahami Design Thinking dalam Korporasi
Penulis: Riefky Prabowo, S.E., MBA
Dalam dunia startup yang kompetitif, banyak pendiri (founders) berfokus pada produk dan strategi pasar tanpa memahami bagaimana desain berpikir (design thinking) dapat membantu mereka dalam membangun organisasi yang inovatif dan berkelanjutan. Dalam Change by Design, Tim Brown menyoroti bagaimana design thinking tidak hanya bermanfaat dalam pengembangan produk, tetapi juga dalam mengubah cara kerja organisasi (Brown, 2009). Saat startup berkembang menjadi perusahaan besar, tantangan bukan hanya pada inovasi produk, tetapi juga pada bagaimana budaya perusahaan tetap fleksibel, kreatif, dan responsif terhadap perubahan. Oleh karena itu, memahami bagaimana design thinking diterapkan dalam korporasi dapat membantu pendiri menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Brown menjelaskan bahwa banyak perusahaan besar terjebak dalam birokrasi dan proses yang kaku, sehingga sulit untuk beradaptasi dengan perubahan pasar (Brown, 2009). Namun, perusahaan yang mengadopsi design thinking mampu mengubah cara mereka beroperasi, menjadikan inovasi sebagai bagian dari DNA organisasi. Bagi seorang pendiri, memahami bagaimana design thinking dapat diterapkan dalam skala besar memungkinkan mereka membangun startup yang siap berkembang tanpa kehilangan kelincahan awalnya. Ini bukan hanya soal menciptakan produk inovatif, tetapi juga membangun tim yang memiliki pola pikir kreatif dalam menyelesaikan masalah bisnis secara menyeluruh.
Lebih jauh, Brown menekankan konsep teaching to fish, yaitu bagaimana perusahaan dapat membangun budaya inovasi yang mandiri, bukan hanya bergantung pada individu atau departemen tertentu (Brown, 2009). Bagi seorang pendiri, ini berarti membekali tim dengan alat dan metode berpikir kreatif yang dapat diterapkan di berbagai aspek bisnis. Dengan pendekatan ini, startup tidak hanya bertahan karena pemimpinnya visioner, tetapi juga karena organisasi secara keseluruhan mampu beradaptasi dan menciptakan solusi inovatif dari dalam. Ini penting karena dalam banyak kasus, kegagalan startup bukan hanya karena kurangnya ide, tetapi karena kurangnya sistem yang memungkinkan inovasi berkembang secara berkelanjutan.
Pada akhirnya, memahami bagaimana design thinking beroperasi dalam korporasi adalah investasi bagi masa depan startup. Brown menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mampu menghindari jebakan stagnasi dan terus berkembang melalui eksplorasi solusi baru (Brown, 2009). Oleh karena itu, bagi pendiri yang ingin membangun bisnis yang tidak hanya bertahan tetapi juga terus berinovasi, memahami dan menerapkan design thinking dalam organisasi mereka adalah suatu keharusan. Dengan mengadopsi pola pikir ini sejak awal, pendiri dapat memastikan bahwa inovasi bukan hanya terjadi di tahap awal perusahaan, tetapi menjadi bagian dari budaya kerja yang berkelanjutan.
Referensi:
Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. Harper Business.