HYBRID ENTREPRENEURSHIP: BERPIJAK PADA EXPERIENTIAL LEARNING SEBAGAI KOMPAS MENUJU ENTREPRENEUR SEUTUHNYA (PART 2)

Hybrid Entrepreneurship: Berpijak Pada Experiential Learning Sebagai Kompas Menuju Entrepreneur Seutuhnya (Part 2)
Penulis: Febby Candra Pratama, S.E., M.M.
Perlu difahami, bahwa entrepreneurship merupakan proses iteratif, di mana individu terus
membangun pengalaman secara natural dari aktivitas bisnis yang dijalankan. Proses ini
menjelaskan fenomena hybrid entrepreneurship, di mana individu memiliki kemampuan untuk
bertindak secara signifikan dalam membangun bisnis melalui pembelajaran dari pengalaman.
Transformasi individu dari fase wirausaha hibrida menjadi wirausaha penuh waktu, seiring
berjalannya waktu akan ditunjukkan melalui proses pembelajaran utama yang terbentuk saat
fase hibrida.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ferreira (2019), menjelaskan hasil bahwa wirausaha
hibrida dan penuh waktu bukan merupakan proses yang linear, namun merupakan sebuah
siklus. Individu memilih karir menjadi profesional dengan gaji tetap, lalu mendapatkan
pengalaman, selanjutnya mencoba menjadi pengusaha sepenuhnya dan ketika menghadapi
tantangan tertentu yang dirasa sulit untuk diselesaikan dapat membuatnya kembali menjadi
profesional sehingga lebih aman karena memiliki pendapatan pasti. Siklus ini menajamkan
keilmuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah bisnis yang akan dijalankan di masa
depan.
Perjalanan Memantabkan Diri Menjadi Entrepreneur
Salah satu perjalanan individu menjadi entrepreneur adalah melalui fase hibrida. Fase ini
menempatkan individu sebagai wirausaha sekaligus profesional berpenghasilan tetap. Dalam
fase ini, sangat penting untuk mengevaluasi pembelajaran yang ditempuh selama menjadi
wirausaha hibrida, untuk membangun pemahaman secara mendalam tentang perjalanan
menjadi entrepreneur yang dinamis. Raffie and Feng (2014) menjelaskan bahwa pengusaha
hibrida memiliki karakter menjalankan bisnis dengan peluang bertahan dan sukses yang lebih
baik. Penelitian oleh Lawrie (2019) menunjukkan bahwa 37% dari karyawan dengan usia 25 –
34 tahun memiliki usaha sampingan dan menyerap tenaga kerja lokal.
Perjalanan menjadi wirausaha seutuhnya melalui wirausaha hibrida setidaknya membantu
meyakinkan individu untuk mampu melewati empat faktor utama dalam masa transisi, yakni:
Fear of Failure menghambat individu menjadi entrepreneur penuh waktu akibat faktor
eksternal seperti norma sosial dan ekonomi yang tidak mendukung. Fase hibrida digunakan
sebagai strategi mitigasi risiko dengan menjaga pendapatan tetap sembari mengevaluasi
potensi bisnis.
Perceived Risk berkaitan dengan ketakutan akan kegagalan dan risiko ekonomi, sosial, dan
waktu. Melalui fase hibrida, individu dapat mempelajari pasar dan mengurangi persepsi risiko
seiring dengan peningkatan pengalaman dan keterampilan.
Entrepreneurial Competency Development berperan dalam kesiapan transisi. Kompetensi
seperti pengenalan peluang, mitigasi risiko, dan pemanfaatan sumber daya berkembang selama
fase hibrida, meningkatkan kepercayaan diri individu untuk beralih menuju wirausaha
seutuhnya
Self-efficacy mencerminkan keyakinan individu dalam menjalankan bisnis. Pengalaman dalam
kewirausahaan hibrida dapat meningkatkan self-efficacy, sehingga meningkatkan
kemungkinan transisi.
Kesimpulan dari fase ini, kewirausahaan hibrida bukan hanya pilihan sementara dalam proses
menuju wirausaha seutuhnya, tetapi juga menjadi tahap pembelajaran yang menentukan
kesiapan individu untuk menjadi entrepreneur dengan catatan proses pada fase ini dilakukan
secara terstruktur, terkontrol, dan disertai minat yang kuat untuk beralih dari fase hibrida
menjadi entrepreneur seutuhnya.
Jadi, menurut Anda, apakah fase hibrida menjadi tempat pembelajaran yang penting sehingga
individu dapat menjadi entrepreneur seutuhnya di masa depan? Atau justru dapat menjebak
seseorang dalam zona nyaman sehingga kehilangan potensi dan peluang menjadi entrepreneur
seutuhnya?
Referensi
Ferreira, C. C. (2019). Entrepreneurial marketing and hybrid entrepreneurship: The case of JM
Reid Bamboo Rods. Journal of Marketing Management, 35(9–10).
Kolb, D. A. (1984). Experiential learning: Experience as the source of learning and
development. Prentice Hall.
Lawrie, E. (2019). Drag queen or delivery driver: What’s your side hustle? BBC News.
Raffiee, J., & Feng, J. (2014). Should I quit my day job? A hybrid path to entrepreneurship.
Academy of Management Journal, 57(4), 936–963