HYBRID ENTREPRENEURSHIP: BERPIJAK PADA EXPERIENTIAL LEARNING SEBAGAI KOMPAS MENUJU ENTREPRENEUR SEUTUHNYA (PART 1)

Hybrid Entrepreneurship: Berpijak Pada Experiential Learning Sebagai Kompas Menuju Entrepreneur Seutuhnya (Part 1)
Penulis: Febby Candra Pratama, S.E., M.M.
Proses mengambil keputusan untuk berkarir sebagai Entrepreneur tidak berjalan dengan sederhana dalam satu proses, namun berulang-ulang disertai dengan dilema memilih untuk
menjadi pengusaha sepenuhnya atau pengusaha hibrida. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui
teori experiential learning di mana memberikan gambaran proses individu mengambil
keputusan dalam berkarir menjadi entrepreneur berdasarkan pembelajaran yang telah dilewati.
Teori Experiential Learning menekankan bahwa pembelajaran yang bermakna dapat dirasakan
individu melalui praktik atas ilmu yang telah dipelajari. Proses ini mendukung individu untuk
merasakan kompetensi yang dimiliki, sehingga semakin yakin dalam mengambil keputusan
berkarir. Menerapkan teori pada pembelajaran nyata merupakan aspek penting sehingga
individu benar-benar merasakan dampak dari apa yang telah dipelajari di kelas.
Berpijak Pada Teori Pembelajaran (Learning Theory)
Pembelajaran merupakan sebuah proses untuk mendapatkan pengetahuan dan skill (Kolb,
1984). Dalam aktivitas kewirausahaan, dijelaskan oleh banyak literatur bahwa pembelajaran
menjadi proses yang sangat penting dalam membentuk individu untuk menjadi entrepreneur.
Proses memahami keilmuan hingga mampu menjelaskan apa yang dipelajari sehingga dapat
dijadikan pertimbangan untuk menghadapi kondisi sejenis di masa depan merupakan definisi
dari Teori Pembelajaran (Byrne and Toutain, 2012). Dari berbagai macam teori pembelajaran,
terdapat tiga teori yang dominan, yakni behavioris, kognitivis, dan konstruktivis.
Teori pembelajaran behavioris berfokus pada respons terhadap stimulus dari lingkungan.
Pendekatan ini menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui pengalaman yang telah
diperoleh individu. Pendekatan ini juga menjelaskan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh
lingkungan dan proses penguatan, seperti pemberian reward atas respon atau capaian tertentu.
Dalam konteks entrepreneurship, pendekatan ini mengasumsikan pengusaha akan mengulang
perilaku yang terbukti membuat sukses dan menghindari hal-hal yang menyebabkan kegagalan
Teori pembelajaran kognitivis berfokus pada proses mental internal yang tidak dapat diamati
secara langsung, seperti memahami, mengorganisasi dan menyimpan informasi. Teori ini
menjelaskan bahwa individu berperan penting, terutama pada proses mengolah informasi dan
membangun pemahaman dalam proses pembelajaran. Dalam konteks entrepreneurship,
pendekatan kognitif sering digunakan, seperti analisis studi kasus atau menyusun rencana
bisnis, sehingga dapat membentuk mental dan perilaku individu.
Teori pembelajaran konstruktivis berfokus pada proses aktif di mana individu membangun
pengetahuan berdasarkan pengalaman dan penafsiran pribadi. Belajar merupakan proses
konstruksi makna, di mana setiap individu akan mengartikan pengalaman belajar yang telah
ditempuh dan dari aktivitas pemaknaan ini pengetahuan terbentuk. Dalam konteks
kewirausahaan, teori ini memberikan pernyataan bahwa penguasha belajar melalui pengalaman
nyata dalam mengelola bisnis, membuat kesalahan, melakukan evaluasi berkala, dan
beradaptasi denggan perubahan faktor-faktor eksternal yang dihadapi.
Selain tiga teori dominan tersebut, terdapat juga teori Experiential Learning yang dikemukakan
oleh Kolb 1984, pembelajaran merupakan proses di mana pengetahuan didapatkan dari
transformasi atas sebuah pengalaman. Teori ini menekankan bahwa berdasarkan pengalaman
nyata, individu dapat melakukan refleksi dan menjadikan pengalaman tersebut sebagai
pengetahuan untuk menghadapi situasi di masa depan secara lebih baik. Experiential Leraning
mengubah pengalaman menjadi pengetahuan yang implementatif. Penelitian membuktikan
bahwa individu yang sukses pada bisnis kedua dan ketiga yang dijalankan, mengambil
pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman pada bisnis pertama.
Pembelajaran menjadi aspek fundamental dalam mengarungi perjalanan menjadi
entrepreneurs. Lantas bagaimana teori pembelajaran dapat menuntun individu dalam
menentukan karir menjadi entrepreneur seutuhnya? Simak penjelasannya pada artikel
berikutnya
Referensi
Byrne, J., & Toutain, O. (2012). Entrepreneurial learning in education: Processes, context and
scope. Entrepreneurship Education and Pedagogy.
Kolb, D. A. (1984). Experiential learning: Experience as the source of learning and
development. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall