GOOD MOOD FROM LOCAL FOOD: POTENSI KEWIRAUSAHAAN SNACK FUNGSIONAL DI ERA WELLBEING ECONOMY
GOOD MOOD FROM LOCAL FOOD: POTENSI KEWIRAUSAHAAN SNACK FUNGSIONAL DI ERA WELLBEING ECONOMY
Penulis: Etsa Astridya Setiyati, S.E, PGradDiplBus, M.Com.
Dalam satu dekade terakhir, pola konsumsi masyarakat dunia mengalami pergeseran signifikan. Makanan tidak lagi sekadar kebutuhan fisiologis, tetapi juga bagian dari upaya menjaga keseimbangan emosional dan mental. Istilah comfort nutrition kini merepresentasikan fenomena baru di mana konsumen mencari makanan yang bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menenangkan pikiran dan memberi rasa aman.
Di tengah transformasi ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menonjol. Dengan kekayaan sumber daya pangan lokal dan kreativitas generasi mudanya, muncul potensi besar untuk mengembangkan snack fungsional berbasis bahan lokal, yakni camilan yang tidak hanya bernutrisi, tapi juga dapat mempengaruhi mood konsumen yang mengkonsumsinya.
- Makanan Sebagai Sumber Energi Emosional
Bagi masyarakat usia produktif, terutama generasi milenial dan Gen Z, makanan kini menjadi bagian penting dari self-care routine. Survei McKinsey (2025) terhadap lebih dari 9.000 konsumen di Tiongkok, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat, mencatat bahwa bagi generasi milenial dan Gen Z, kesehatan telah menjadi praktik harian yang personalized. Berdasarkan hasil survei tersebut, tercatat bahwa 84 persen konsumen AS menyatakan kesehatan sebagai prioritas “utama” atau “penting” (di Inggris, angkanya mencapai 79 persen, sementara di Tiongkok melonjak hingga 94 persen).
Sementara itu, laporan Grand View Research (2023) memperkirakan pasar healthy and functional snacks global akan mencapai USD 144,64 miliar pada tahun 2030, dengan pertumbuhan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 6,2% dari tahun 2024 hingga 2030. Data ini menunjukkan preferensi terhadap pilihan camilan yang praktis, lebih sehat, dan bergizi di kalangan masyarakat usia produktif meningkat. Survei yang dilakukan oleh Mondelēz India pada Oktober 2022 mengungkapkan perubahan signifikan dalam kebiasaan dan preferensi ngemil konsumen. 86% responden yang disurvei menyatakan memilih camilan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan nutrisi mereka, dan bahwa mengemil dilakukan untuk meningkatkan suasana hati, menemukan kenyamanan, bersantai, dan mencari momen tenang.
Gaya hidup yang sibuk, meningkatnya urbanisasi, dan perubahan preferensi diet mendorong permintaan akan pilihan camilan praktis yang mudah dibawa, mudah dikonsumsi, namun sesuai dengan preferensi diet mereka. Tren ini menunjukkan bahwa makan bukan lagi sekedar menghilangkan lapar, tetapi tentang mendapatkan energi positif — baik dari bahan alami, maupun makna emosional di balik produk tersebut. Dalam konteks ini, snack fungsional menjadi simbol gaya hidup produktif dan mindful living.
- Wellbeing Economy: Saat Bisnis Bertemu Makna
Konsep wellbeing economy semakin mendapat perhatian di seluruh dunia. Model ekonomi ini berfokus pada kesejahteraan manusia dan planet, bukan sekadar pertumbuhan finansial. Dalam ekonomi semacam ini, wirausaha berperan sebagai agen perubahan sosial, menciptakan produk yang menyehatkan tubuh, menenangkan pikiran, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari ekosistem ini. Dengan sekitar 286 juta penduduk dan kekayaan biodiversitas, wirausahawan muda dapat menciptakan nilai ekonomi baru dengan mengangkat bahan pangan lokal menjadi produk global yang menjawab kebutuhan wellbeing masyarakat urban.
- Potensi Besar Sumber Daya Lokal
Indonesia memiliki ratusan jenis bahan pangan bernilai fungsional yang belum tergarap optimal. Beberapa di antaranya memiliki manfaat psikologis dan fisiologis yang relevan dengan tren comfort nutrition.
-
- Kacang hijau, kedelai hitam, dan kacang tunggak mengandung magnesium dan triptofan yang membantu relaksasi serta produksi serotonin (hormon yang berfungsi mengatur suasana hati).
- Ubi ungu, talas, dan singkong lokal tinggi antioksidan alami (anthocyanin) yang menstabilkan gula darah dan meningkatkan mood.
- Kakao kaya flavonoid dan theobromine, terbukti meningkatkan energi positif dan fokus mental.
- Rempah seperti jahe, kunyit, kayu manis, dan sereh memiliki efek adaptogenik alami yang membantu tubuh beradaptasi terhadap stres.
- Produk fermentasi tradisional seperti tempe dan tape mengandung probiotik yang mendukung gut-brain axis, terbukti berkaitan dengan kestabilan emosi.
Produk semacam ini bukan hanya lezat, tapi juga memiliki cerita emosional dan nilai keberlanjutan yang tinggi.
- Peluang Kewirausahaan di Era Baru
Generasi muda memiliki peran strategis dalam memimpin transformasi ke arah wellbeing economy. Ada empat potensi besar yang bisa dimanfaatkan:
-
- Riset dan inovasi berbasis ilmu lokal
Wirausahawan muda dapat berkolaborasi dengan kampus dan lembaga penelitian untuk menguji kandungan bioaktif bahan pangan lokal, memastikan klaim fungsional didukung bukti ilmiah. - Storytelling dan branding berbasis kearifan lokal
Konsumen global tertarik pada produk yang punya cerita autentik. Narasi tentang asal-usul bahan, petani lokal, dan filosofi tradisional dapat menjadi kekuatan emosional produk. - Pemasaran digital dan ekosistem e-commerce
Teknologi memungkinkan snack sehat lokal dipasarkan ke audiens global dengan biaya rendah. Platform digital juga mendukung community-based branding yang memperkuat loyalitas konsumen. - Sustainability dan social impact
Konsumen kini lebih memilih produk yang memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Model bisnis berbasis conscious entrepreneurship (seperti misalnya menggunakan kemasan ramah lingkungan atau memberdayakan petani lokal) dapat meningkatkan nilai merek.
- Riset dan inovasi berbasis ilmu lokal
- Tantangan dan Arah Masa Depan
Tantangan utama dalam pengembangan snack fungsional lokal adalah keterbatasan riset ilmiah, standar mutu bahan baku, dan akses pembiayaan bagi startup pangan. Namun, arah kebijakan pemerintah dan universitas kini semakin mendukung ekosistem inovasi pangan fungsional.
Ke depan, kolaborasi lintas sektor — akademisi, industri, dan investor — perlu difokuskan untuk membangun pusat inovasi pangan lokal yang berorientasi wellbeing. Inisiatif seperti inkubasi bisnis pangan sehat, sertifikasi nutrisi, dan dukungan branding global dapat mempercepat lahirnya local champions di bidang comfort nutrition.
Kesimpulannya, tren snack fungsional mencerminkan pergeseran nilai dalam masyarakat modern, dari sekadar kenyang menuju keseimbangan fisik, mental, dan emosional. Indonesia, dengan kekayaan bahan lokal dan semangat wirausaha generasi mudanya, berada di posisi ideal untuk memimpin gelombang ini.
Ketika local food diolah dengan inovasi, pengetahuan ilmiah, dan empati terhadap kebutuhan psikologis konsumen, maka yang dihasilkan bukan sekadar produk, tetapi gerakan kewirausahaan yang menyehatkan tubuh dan menenangkan jiwa.
Inilah makna sesungguhnya dari good mood from local food dalam era wellbeing economy.
REFERENSI
Grand View Research, 2023. Healthy Snacks Market Size, Share & Trends Report, 2030. Grand View Research. Available at: https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/healthy-snack-market.
McKinsey & Company, 2025. The $2 trillion global wellness market gets a millennial and Gen Z glow-up. McKinsey & Company. Available at: https://www.mckinsey.com/industries/consumer-packaged-goods/our-insights/future-of-wellness-trends.