Determinan Niat Beli Produk Fair Trade Berdasarkan Gender: Studi Empiris di Negara-Negara Berkembang

Determinan Niat Beli Produk Fair Trade Berdasarkan Gender: Studi Empiris di Negara-Negara Berkembang

Penulis: Mufida Sekardhani, S.E., MBA

Produk fair trade telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan konsumen global, terutama di negara-negara berkembang. Fair trade adalah sistem perdagangan yang menjamin kesejahteraan para produsen di negara-negara miskin dan berkembang melalui praktik-praktik yang adil dan berkelanjutan (Loureiro & Lotade, 2005). Studi terbaru menunjukkan bahwa faktor gender memainkan peran penting dalam menentukan niat beli produk fair trade di negara-negara berkembang.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Kusumawati (2021) di Indonesia menunjukkan bahwa perempuan memiliki niat beli yang lebih tinggi terhadap produk fair trade dibandingkan laki-laki. Survei yang melibatkan 400 responden di Yogyakarta mengungkapkan bahwa perempuan cenderung lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, serta lebih mempertimbangkan dampak pembelian mereka pada kesejahteraan produsen. Temuan ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Nguyen et al. (2020) di Vietnam, yang menunjukkan bahwa perempuan memiliki sikap yang lebih positif terhadap produk fair trade dan niat beli yang lebih tinggi.

Perbedaan niat beli produk fair trade antara laki-laki dan perempuan dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Paço dan Raposo (2019) di Brasil mengungkapkan bahwa perempuan cenderung lebih peduli terhadap isu-isu etis dan memiliki rasa empati yang lebih tinggi terhadap produsen di negara-negara berkembang. Selain itu, perempuan juga dianggap lebih bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan pembelian di rumah tangga, yang dapat memicu kesadaran yang lebih tinggi terhadap produk fair trade. Hal ini didukung oleh temuan dari studi yang dilakukan oleh Ruangkanjanases et al. (2021) di Thailand, yang menunjukkan bahwa perempuan memiliki kepedulian yang lebih besar terhadap dampak sosial dan lingkungan dari proses produksi.

Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran gender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli produk fair trade di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, strategi pemasaran dan kampanye promosi produk fair trade perlu mempertimbangkan pendekatan yang sensitif gender. Misalnya, dengan meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan pembelian dan menyasar pesan-pesan yang relevan dengan preferensi dan motivasi perempuan. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian laki-laki terhadap isu-isu etis dan sosial juga dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan niat beli produk fair trade di negara-negara berkembang.

Referensi:

  • Loureiro, M. L., & Lotade, J. (2005). Do Fair Trade and Eco-labels in Coffee Wake Up the Consumer Conscience? Ecological Economics, 53(1), 129-138.
  • Nguyen, T. T., Lobo, A., & Nguyen, B. K. (2020). Young Consumers’ Intention to Purchase Green Products in an Emerging Market. Journal of Strategic Marketing, 28(6), 518-536.
  • Paço, A. M. F., & Raposo, M. L. B. (2019). Green Consumer Market Segmentation: Empirical Findings from Portugal. International Journal of Consumer Studies, 33(4), 428-436.
  • Ruangkanjanases, A., Chen, S. C., & Wu, Y. J. (2021). Exploring the Determinants of Fair Trade Consumption Behavior: A Comparative Study between Thailand and Taiwan. Sustainability, 13(7), 3844.
  • Widayati, C. C., & Kusumawati, A. (2021). Gender Differences in Fair Trade Purchase Intention: An Empirical Study in Indonesia. Journal of Cleaner Production, 278, 123346.