Design Activism – Solusi Global

Design Activism – Solusi Global

Penulis: Riefky prabowo, SE., MBA

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, para pendiri startup tidak hanya bertanggung jawab untuk menciptakan produk yang menguntungkan, tetapi juga harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari inovasi mereka. Design activism, sebagaimana dijelaskan oleh Tim Brown dalam Change by Design, adalah pendekatan yang menggabungkan prinsip desain dengan tujuan aktivisme untuk menciptakan solusi yang memiliki dampak global (Brown, 2009). Konsep ini menekankan bahwa desain tidak boleh terbatas hanya pada estetika atau fungsi produk, tetapi juga harus digunakan sebagai alat untuk menciptakan perubahan sistemik. Bagi para founder, memahami design activism adalah langkah penting dalam membangun bisnis yang tidak hanya bertahan di pasar, tetapi juga berkontribusi terhadap perbaikan masyarakat dan lingkungan.

Pendekatan ini sangat relevan dalam menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, kesenjangan sosial, dan keterbatasan akses terhadap sumber daya esensial. Brown menyoroti bahwa desain dapat menjadi alat yang kuat untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan, baik dalam skala lokal maupun internasional (Brown, 2009). Misalnya, perusahaan sosial seperti Fairphone telah menerapkan prinsip design activism dengan menciptakan smartphone yang lebih etis dan berkelanjutan, memberikan transparansi dalam rantai pasokan dan mendukung praktik kerja yang adil. Para founder perlu memahami bahwa desain tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk membangun bisnis yang memiliki dampak sosial jangka panjang.

Selain sebagai sarana inovasi sosial, design activism juga membantu startup dalam membangun hubungan yang lebih kuat dengan konsumen dan pemangku kepentingan. Dalam buku ini, Brown menegaskan bahwa konsumen modern semakin mencari produk dan layanan yang mencerminkan nilai-nilai mereka (Brown, 2009). Dengan menerapkan prinsip desain yang lebih etis dan bertanggung jawab, para founder dapat membangun brand yang lebih otentik dan memiliki daya tarik yang lebih kuat di pasar. Lebih dari sekadar strategi pemasaran, design activism menciptakan komunitas yang lebih loyal dan berkomitmen terhadap visi perusahaan, memberikan keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaing.

Pada akhirnya, para founder yang memahami dan menerapkan design activism akan lebih siap menghadapi tantangan global sambil tetap menciptakan nilai bagi bisnis mereka. Dalam Change by Design, Brown mengajak para pemimpin bisnis untuk berpikir lebih besar dan melihat desain sebagai alat untuk menciptakan perubahan yang berarti (Brown, 2009). Dengan mengambil inspirasi dari prinsip ini, para pendiri startup dapat mengembangkan solusi inovatif yang tidak hanya relevan secara komersial, tetapi juga memiliki dampak sosial dan lingkungan yang positif. Oleh karena itu, memahami design activism bukan hanya pilihan bagi para founder—tetapi merupakan kebutuhan dalam membangun masa depan bisnis yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Referensi:
Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. Harper Business.