DEEP WORK VS MULTI TASKING “FLEKSIBILITAS DAN BIAS PRIORITAS” Part 2
Interaksi dalam jaringan yang didorong dengan kondisi pandemi sehingga memaksa individu adaptif atas kondisi ini memiliki konsekuensi baik dan buruk. Salah satu istilah yang muncul pada masa ini adalah multitasking. Setiap individu menjadi adaptif untuk dapat mengerjakan beberapa hal sekaligus. Namun masih menjadi perdebatan yang tak pernah selesai tentang multitasking ini, apakah ini merupakan kemampuan adaptif yang baik bagi seseorang atau justru menyebabkan bias prioritas.
Melansir dari Alodokter.com, keterampilan seseorang dalam mengerjakan bebeapa aktivitas atau pekerjaan sekaligus dalam waktu yang bersamaan disebut dengan Multitasking. Menjadi pertanyaan Bersama, apakah skill ini merupakan hal penting nan positif untuk dimiliki pada masa digital saat ini? Sayangnya, riset menunjukkan bahwa Multitasking bukan hal yang terlalu baik, hal ini dikarenakan pengehematan waktu memang dapat dilakukan dan pekerjaan menjadi efisien, namun memiliki potensi sangat besar bahwa pekerjaan tidak memiliki hasi maksimal bahkan menggangu Kesehatan.
Glints.com juga memberikan ulasan yang serupa tentang potensi buruk dari multitasking, yakni:
- Berpotensi menurunkan produktivitas
Seseorang yang sedang melakukan multitasking atau mengerjakan sesuatu bersamaan memang terlihat mengerjakan dua hal yang berbeda, namun tidak dengan cara yang lebih baik. Contohnya apabila sedang melakukan membaca laporan akhir atau mengerjakan progress report dari suatu proyek dan diiringi dengan mendengarkan musik serta makan, hal ini justru membuat seseorang berpotensi kehilangan fokus dan mengulang berkali-kali pada pekerjaan yang sama.
- Terlihat efisien namun cenderung tidak efektif
Apabila seseorang mampu menyelesaikan dua tugas dalam satu waktu yang bersamaan, seringkali pekerjaan tersebut tidak tergarap dengan maksimal. Hal ini dikarenakan individu tidak memberikan konsentrasi penuh pada satu pekerjaan hingga tuntas dan memilih melakukan tugas lain secara bersamaan. Secara otomatis hal ini akan menurunkan daya focus yang berakibat kurang baik pada hasil pekerjaan.
- Berpotensi menambah stress
Tentu saja dengan melakukan beberapa pekerjaan secara Bersama akan memicu stres, ditambah kemungkinan pekerjaan satu dan lainnya yang saling menuntut perhatian lebih dan tenggat waktu yang saling berebut.
Namun bagaimanapun juga, era digital tidak dapat dihindari dan setiap individu menjadi adaptif serta lebih melek teknologi agar dapat bertahan hidup. Era ini berhasil meretas batas ruang dan waktu, sehingga baik deep work dan multitasking tidak akan pernah berhenti berdebat. Setiap dari kita hendaknya bertanggung jawab untuk memasang filter pada diri masing-masing, sehingga tidak terbelenggu pada bias prioritas.
Jadi.. Anda lebih nyaman dengan deep work atau multitasking?
Sumber:
Berapa Lama Orang Indonesia Akses Internet dan Medsos Setiap Hari? Halaman all – Kompas.com. (n.d.). Retrieved December 19, 2021, from https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/11320087/berapa-lama-orang-indonesia-akses-internet-dan-medsos-setiap-hari?page=all
Ini Buktinya Multitasking Tidak Efisien dan Mengganggu Kesehatan – Alodokter. (n.d.). Retrieved December 19, 2021, from https://www.alodokter.com/ini-buktinya-multitasking-tidak-efisien-dan-mengganggu-kesehatan
Multitasking: Arti, Pro dan Kontra, serta Tips Melakukannya – Glints Blog. (n.d.). Retrieved December 19, 2021, from https://glints.com/id/lowongan/multitasking-adalah/#.Yb8X9GhBy3A