Circular Economics
Circular economics merupakan sebuah aktivitas perekonomian yang memaksimalkan pengelolaan aset seperti infrastruktur, bangunan, kendaraan, peralatan, dan barang konsumsi agar dapat mempertahankan nilai guna dan manfaat dari produk yang dihasilkan. Terdapat tiga fokus utama yang menjadi dasar dari Circular Economics, yaitu melestarikan dan meningkatkan sumber daya alam (memisahkan proses produksi dari konsumsi sumber daya alam yang terbatas dan mendorong pelestarian sumber daya alam); mengoptimalkan hasil produksi dan sumberdaya (meningkatkan sirkulasi sumberdaya bahan baku serta maksimalkan manfaat dari produk dan mendorong penggunaan bahan baku yang telah digunakan Sebelumnya); dan mendorong efektivitas sistem (mengurangi hal hal negatif dan merancang sebuah sistem produksi dan konsumsi) (EMF et al., 2015).
Menurut Masi dkk (2018) penerapan praktis dari Circular economics dapat dibagi menjadi tiga level yaitu :
- Level Mikro
Tingkat mikro mengacu pada inisiatif spesifik perusahaan yang biasanya dikenal sebagai Prinsip 3R: Pengurangan, Penggunaan Kembali, dan Daur Ulang. Pengurangan dilakukan dengan meminimalkan input energi, bahan baku, dan limbah. Implikasi dari 3R dalam sebuah produk akhir perusahaan dapat berupa desain produk yang mendukung zero waste. Prinsip penggunaan kembali menunjukkan bahwa sumber daya harus digunakan beberapa kali untuk mengurangi sumber daya, energi, dan tenaga kerja dalam pembuatan barang dengan kata lain, apabila sebuah sumber daya dapat digunakan beberapa kali maka akan diusahakan untuk digunakan kembali hingga nilai guna nya habis. Selain itu, prinsip daur ulang mengacu pada pengolahan kembali bahan limbah, dengan kata lain bahan yang tidak dapat digunakan kembali apa adanya, menjadi produk baik untuk tujuan asli atau lainnya.
- Level Menengah
Level menengah disebut juga inisiatif kolaborasi antar-perusahaan, inisiatif yang terkait dengan rantai pasok dan kolaborasi lintas sektor. Inisiatif seperti kepemilikan Bersama suatu sumber daya dan penggunaan Bersama suatu sumber daya agar pemanfaatanya maksimal. Contohnya penggunaan Bersama mesin produksi dengan schedule masing masing, penggunaan ruang kerja atau kepemilikan properti Bersama sama untuk aktivitas produksi
- Level Makro
Insisiatif level makro dapat didefinisian sebagai dorongan penerapan yang di sponsori oleh pemerintah dan pembuat kebijakan. Seperti contohnya pembatasan pembatasan limbah dan peraturan pemerintah berkaitan dengan sumberdaya lingkungan.