BUSINESS MODEL DESIGN: STORYTELLING

Storytelling atau yang disebut sebagai mendongeng adalah sebuah teknik bercerita yang dibawakan oleh seseorang untuk menghibur audience. Storytelling menekankan kemampuan penyajian dalam bentuk cerita dengan gaya, intonasi, serta alat peraga untuk membuat audience tertarik. Storytelling termasuk dalam pelatihan kemampuan berbicara dan mendengarkan atau listening untuk kita sebagai pemilik perusahaan dan para audience/client. Cerita yang dibawakan dalam storytelling biasanya adalah cerita yang menarik dan memikat sehingga dapat meyakinkan pendengar untuk membeli produk yang kita tawarkan. Seperti yang ada dalam Business Model Canvas, storytelling juga masuk ke dalam salah satu tahapan dalam BMC yang dimana kita harus bisa mempresentasikan, membawakan, dan meyakinkan consumer untuk memilih produk/jasa kita. Baik halnya dalam BMC yang membantu kita dalam penyusunan business model seperti sketching dan analisa, storytelling juga bisa membantu kita dalam berkomunikasi. Hal ini dikarenakan sebuah cerita yang bagus mampu mengikutsertakan para pendengar sehingga cerita tersebut dapat menjadi alat yang ideal untuk menyiapkan diskusi yang lebih mendalam tentang business model yang ingin disampaikan. Storytelling mendapat keuntungan yang kuat dalam penjelasannya dengan meyakinkan ketidakpercayaan pada orang-orang atau konsumer-konsumer yang baru atau tidak dikenal.

Storytelling sendiri memiliki beberapa tujuan dalam penyampaiannya, yaitu:

  • Memberikan pengalaman baru serta menambah wawasan audience
  • Membuka wawasan dan pemahaman mengenai suatu konsep bisnis yang disampaikan
  • Melatih public speaking, pitching technique dan word picking bagi penyaji dalam menyampaikan ide bisnisnya.
  • Memberikan dan menyajikan rasa puas, senang, dan pengertian untuk para audience

 

Mengapa Storytelling?

Banyak ide bisnis yang bisa tiba-tiba muncul di dalam sebuah organisasi, dan ide tersebut terkadang baik dan berguna namun terkadang sama sekali tidak berguna. Oleh karena itu, pitching atau pengenalan sebuah ide sangatlah penting dengan menyaring semua elemen-elemen yang ada dan merubahnya menjadi sebuah cerita yang unik, mudah dipahami, dan memikat. Disinilah peran storytelling sangat membantu, karena baik client, manager maupun orang-orang yang ingin berperan dalam ide tersebut tertarik dengan fakta dan angka-angka yang jelas. Menceritakan sebuah cerita yang unik dapat lebih memenangkan perhatian mereka. Hal ini dikarenakan sebuah cerita yang unik dapat dengan cepat menggarisbawahi sebuah ide sebelum masuk ke dalam detail-detail dari ide tersebut. Kita sebagai seorang entrepreneur memiliki kemungkinan yang besar untuk melakukan pitching terhadap ide bisnis kita kepada para investor atau orang-orang yang memiliki potensi untuk bekerja sama. Disini para investor dan shareholder pastinya akan menanyakan value apa yang bisa kita berikan kepada customer serta bagaimana cara kita mendapatkan uang dari ide yang kita sampaikan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjadi ide cerita yang sempurna untuk kita susun dan menjadi cara yang ideal untuk memperkenalkan usaha dan ide bisnis kita sebelum masuk ke dalam rencana bisnis yang sesungguhnya.

Saat kita melakukan perpindahan ranah dari bisnis yang sudah ada ke bisnis model baru, maka perlu adanya perubahan dalam struktur organisasi dengan meyakinkan collaborator untuk mengikuti ide bisnis kita. Sebuah perusahaan yang melakukan perubahan atau pegantian membutuhkan pergerakan dan keterlibatan untuk para karyawan mereka. Hal ini dikarenakan merekalah yang mencakup sebagian besar kinerja dan kegiatan yang berjalan di dalam sebuah perusahaan.

Bentuk presentasi yang didasari oleh text based presentation seringkali mengalami kegagalan karena penyampaian mereka yang membosankan dengan hanya memberikan text sehingga para audience cepat merasa lelah dan bosan, maka dari itu pengenalan ide bisnis yang dilakukan dengan storytelling dapat lebih menarik perhatian para audience dengan bantuan powerpoint, gambar, grafik, dan ilustrasi yang jauh lebih menarik dan mudah dipahami bagi para audience. Memikat perhatian dan meyakinkan orang adalah tujuan utama dari storytelling, baik dengan presentasi maupun diskusi, bagaimanapun model/platform pembawaan kita, jika kita bisa memiliki teknik dan cara pembawaan yang unik, maka orang pun akan memberikan poin plus dan apresiasi untuk presentasi kita, itulah keuntungan jika kita dapat menguasai storytelling dengan baik.

Pembuatan business model menjadi nyata dengan storytelling

Goal atau target dari storytelling itu sendiri adalah untuk memperkenalkan ide bisnis dengan cara yang unik dan memikat, seperti contoh iklan-iklan yang menggunakan kalimat-kalimat unik, promosi yang berkedok cerita clickbait, pembawaan cerita dengan nada yang tidak membosankan, dan masih banyak lagi. Cara-cara itulah yang dapat memenuhi target dari storytelling, namun jangan lupa untuk membuat cerita yang kita sampaikan tetap simple dan mudah dicerna karena cerita ide bisnis yang ribet, akan sulit dipahami oleh para client yang akan membuat mereka hilang interest terhadap ajakan kita. Pembawaan storytelling juga harus dilihat dari audience yang akan kita hadapi. Hal ini dikarenakan setiap kalangan atau jangka usia pasti memiliki taste mereka sendiri. Jadi jangan samakan pembawaan kita kepada semua orang baik tua maupun muda, karena tanggapan dan pemikiran mereka pasti berbeda-beda.

Berikut adalah starting point yang bisa kita gunakan untuk melakukan storytelling

Employee Persepective:

  • Menjelaskan bisnis model yang kita ingin berikan dengan bentuk story told dari pandangan seorang karyawan.
  • Memakai karyawan sebagai tokoh utama yang mendemonstrasikan mengapa bisnis model yang baru lebih masuk akal.
  • Dalam sebuah cerita, kita menempatkan diri kita sebagai karyawan yang bekerja di dalam sebuah perusahaan dan bisnis model yang kita miliki dapat kita ajukan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan.

Customer Perspective:

  • Dalam persepektif seorang customer kita memiliki keunggulan point start untuk sebuah cerita.
  • Kita dapat mengambil peran sebagai seorang customer dan menceritakan keluh kesah kita dari point of view atau sudut pandang seorang customer.
  • Tantangan terbesar dengan storytelling yang mengambil peran sebagai customer adalah menjaga tone kita untuk tetap rendah dan tidak menjudge/menggurui secara cepat.

The Tangible Storytelling Future

Cerita dapat menjadi suatu teknik yang indah untuk memisahkan dan memberikan jarak antara fiksi dan kenyataan. Hal ini dikarenakan dalam sebuah cerita kita bisa menempatkan diri kita dimana saja baik sebagai protagonis maupun antagonis, namun tidak lupa untuk tetap memberikan bumbu dari kenyataan itu sendiri sehingga tidak hanya sebuah cerita, melainkan menjadi kenyataan yang tertunda. Dengan itu, cerita memberikan alat yang kuat untuk bisa berdampak pada kejelasan untuk bisa bersaing dan berbeda dimasa yang akan datang. Hal ini juga bisa membantu menantang diri sendiri untuk lebih maju dan bisa mengadopsi sebuah bisnis model yang baru.

Geacinta Renata Dewatari & Dr. R. Aditya Kristamtomo Putra, S.T., M.M