Apakah Membaca Komik merupakan Suatu Hal yang Salah?

Sedari dulu hingga saat sekarang, sedari masih zaman mendengarkan music melalui Walkman hingga sekarang dimana mendengarkan music bisa melalui aplikasi spotify di handphone, masih umum di telinga masyarakat bahwa kita dihimbau untuk rajin membaca buku. Tak jarang ketika ada momen tahun baru, dimana hampir semua orang berlomba-lomba untuk membuat suatu resolusi tahun baru, banyak juga yang menuliskan untuk dapat rajin membaca buku beserta dengan target berapa buku yang harus diselesaikan untuk dibaca. Namun, masih umum dipahami bahwa buku yang harus dibaca tersebut adalah buku-buku yang terkesan “serius” atau dapat kita sebut sebagai buku yang “berisi”. Lalu, bagaimana dengan komik?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata komik adalah cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komik pun juga adalah buku. Lantas, mengapa orang yang senang membaca komik, seringnya, mendapatkan pandangan yang tidak nyaman dari lingkungan sekitarnya? Apakah karena komik adalah cerita bergambar? Apakah karena komik cenderung dikenal dengan kontennya yang bersifat ringan dan mudah dicerna? Sehingga, membaca komik tidak bisa diartikan sebagai “membaca buku”. Sangat umum bagi para orang tua untuk memandang bahwa komik hanyalah media mainan bagi para anaknya. Mereka beranggapan bahwa komik bukanlah sarana untuk belajar, atau bahkan tidak bisa dianggap sebagai “buku” yang notabene adalah media untuk memperluas wawasan. Secara umum komik memang cenderung dipandang sebagai hiburan bagi para pembacanya. Namun, banyak pula yang menganggap bahwa komik berperan lebih dari  sekedar hiburan membaca dalam kesehariannya.

Komik bisa menjadi stress healer, dimana ketika individu merasa terlalu tertekan dalam hidupnya hingga mengakibatkan stress, komik bisa menjadi penyembuh atas stres yang dirasakan. Komik bisa menjadi sebuah pelarian, dimana pembaca setidaknya dapat sejenak kabur dari realita kehidupan. Komik dapat menjadi suatu hal yang penting dalam hidup seseorang, dikarenakan seseorang tersebut merasa diselamatkan oleh komik ketika kehidupannya sedang dalam masa yang buruk. Tidak hanya itu, Sebagian orang mungkin akan menganggap komik sebagai teman mereka, yang akan selalu membersamai mereka, menghibur dan menemani mereka. Memang terkesan berlebihan, namun bukankah hal tersebut sama seperti halnya ketika orang stres dan butuh liburan, maka mereka akan pergi berlibur? Ada sebagian orang yang memang hiburannya adalah membaca komik.

Komik juga bisa menjadi sebuah mimpi baru bagi individu. Seperti yang telah diketahui, bahwa umumnya komik memang identik berasal dari Negara Jepang, sehingga tidak jarang pembaca komik ingin  untuk bisa ke Negara tersebut. Bercita-cita untuk pergi ke Jepang bukanlah suatu mimpi yang buruk, terutama jika pergi kesana tidak hanya dengan tujuan jalan-jalan, melainkan untuk menimba ilmu. Penulis sendiri mengenal salah satu rekannya yang bercita-cita untuk dapat pergi ke jepang hanya karena individu tersebut gemar membaca komik. Pada akhirnya, individu tersebut berhasil untuk pergi ke Jepang, tidak hanya untuk jalan-jalan, melainkan untuk bekerja. Dari pengalaman bekerja ke luar negeri tersebut, individu itu mendapatkan banyak sekali wawasan global yang pada akhirnya meningkatkan kompetensi baik dari segi personal maupaun professional.

Jadi, dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca sebuah komik pada akhirnya tidak lagi bisa dianggap sebagai “hanya membaca komik”, bukan?

ZAINIYAH ALFIRDAUS, S.M., M.S.M.