BELAJAR DARI KANTOR POS

Pada masa dibawah tahun 2000 semua orang Indonesia pasti mengenal Kantor Pos, meskipun mungkin banyak yang tidak tahu jika nama perusahaan ini sebenarnya adalah PT Pos Indonesia. Melihat dari sejarahnya, perusahaan ini sudah berdiri lebih dari 100 tahun, oleh sebab itu tidak heran jika pada akhirnya menjadi penguasa pasar. Sebagai penguasa pasar bisnis logistik yang didukung pemerintah, PT Pos Indonesia sepertinya tidak akan pernah terkalahkan. Mereka memiliki jaringan dan infrastruktur yang sangat kuat dan tersebar sampai kepelosok tanah air. Disetiap kota pasti ada Kantor Pos, bahkan sampai ketingkat kecamatan juga memiliki kantor-kantor cabang.

Layanan bisnis PT. Pos Indonesia di era itu juga berkembang cukup bagus. Kalau pada awalnya  hanya melayani pengiriman surat, pada masa berikutnya mengembangkan layanan-layanan yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Contoh saja, pengiriman uang/wesel, pengiriman barang/paket, layanan tabungan dan beberapa layanan lain. Orang-orang didaerah menganggap Kontor Pos sebagai satu-satunya perusahaan layanan logistik yang ada di Indonesia. Dengan begitu semahal apapun tarif yang ditetapkan oleh Kantor Pos tetap akan dibayar oleh konsumennya. Sampai disini PT Pos Indonesia adalah perusahaan yang hebat.

Teknologi, infrastuktur, regulasi dan banyak hal lain mengalami perubahan. Perubahan didunia ini menuntut perubahan dalam dunia bisnis. Perubahan memunculkan peluang-peluang baru sehingga perusahaan harus melakukan penyesuaian. Perubahan juga memunculkan model-model bisnis baru yang lebih efisien. Disinilah kekalahan PT. Pos Indonesia. Model bisnis yang mengandalkan infrastruktur yang dimilik ternyata tidak cukup. Berkembangnya teknologi dan perubahan regulasi memunculkan model binis baru dalam dunia logistik yang menjadi ancaman bagi PT Pos Indonesia.

Perubahan yang ada “sepertinya” tidak diperhatikan oleh PT Pos Indonesia. Teknologi memudahkan orang berkomunikasi jarak jauh sehingga tidak perlu surat lagi, jaringan perbankan semakin luas sehingga pengiriman uang bisa dilakukan lebih mudah, perusahaan pengiriman barang dan dokumen bermunculan dengan harga lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Perubahan itulah yang pada akhirnya menenggelamkan PT Pos Indonesia. Coba saja kita tanyakan kepada generasi muda saat ini, sudah banyak dari mereka yang tidak tahu dimana lokasi Kantor Pos. bahkan mungkin banyak diantara mereka yang tidak tahu kalau ada Kantor Pos.

Ironi yang terjadi pada PT Pos Indonesia disebabkan oleh lambatnya mengikuti arus perubahan. Model bisnis yang dibangun tidak pernah berubah, sepertinya mereka tidak melihat bagaimana dunia bergerak. Hal ini memang bisa saja terjadi dalam sebuah bisnis. Secara umum terjadi karena dua hal: pertama, perusahaan terlalu percaya diri. Sebagai penguasa pasar apalagi memiliki infrastruktur yang kuat, mereka terlalu percaya diri dengan model binis mereka dan merasa tidak akan terkalahkan. Kedua, kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki tidak mengikuti perkembangan jaman. SDM seperti ini biasanya malas belajar sesuatu yang baru sehingga mereka sulit diajak berubah. Mereka tidak sadar atau sadar tetapi malas untuk memulai sesuatu yang baru.

Menariknya, saat ini meskipun sudah sangat terlambat PT Pos Indonesia sudah mulai berbenah. Masuknya orang-orang baru yang paham terhadap perubahan dalam team manajemen mereka memunculkan model bisnis baru. Pemanfaatan teknologi, perekrutan SDM baru dan beberapa upaya dilakukan untuk mengejar ketertinggalan yang sudah jauh. Tidak ada salahnya dan tidak ada kata terlambat jika mau berusaha dengan keras. Sumberdaya besar yang dimiliki seharusnya bisa menjadi modal untuk berlari cepat mengejar ketertinggalan.

Salam Sukses-KL

DR. KUKUH LUKIYANTO, S.T., M.M., M.T