Economic Value Added (EVA) Mengukur Nilai Tambah Ekonomi Perusahaan

Economic Value Added (EVA) Mengukur Nilai Tambah Ekonomi Perusahaan

Penulis: Kayla Qatrunnada (2802555385)

Dalam dunia keuangan, sering kali kita mendengar berbagai indikator untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Salah satu konsep yang cukup menarik perhatian adalah Economic Value Added (EVA). Konsep ini dikembangkan oleh Stern Stewart & Co. dan bertujuan untuk mengukur apakah sebuah perusahaan benar-benar menciptakan nilai ekonomi setelah memperhitungkan biaya modal yang digunakan.

Secara sederhana, EVA dihitung dari laba operasi setelah pajak (NOPAT) dikurangi biaya modal yang dihitung dari total modal yang digunakan dikalikan dengan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Jika EVA bernilai positif, berarti perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah. Sebaliknya, jika negatif, maka perusahaan justru mengurangi nilai dari modal yang telah digunakan (Corporate Finance Institute, n.d.).

Menurut saya, yang membuat EVA menarik adalah kemampuannya melihat kinerja perusahaan dari perspektif pemegang modal, bukan hanya dari sisi laba bersih. Berbeda dari indikator tradisional seperti ROA atau ROE yang hanya melihat sisi akuntansi, EVA memperhitungkan seluruh biaya modal, baik yang berasal dari utang maupun ekuitas. Artinya, EVA lebih mencerminkan “nilai nyata” yang diberikan kepada investor.

Namun, bukan berarti EVA tanpa kelemahan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, indikator tradisional seperti EPS, ROA, dan ROE justru lebih efektif dalam menjelaskan pengembalian saham, terutama di pasar negara berkembang seperti India (Tiwari & Kumar, 2022). Selain itu, perhitungan EVA juga cukup kompleks karena memerlukan banyak penyesuaian akuntansi, sehingga tidak selalu praktis untuk diterapkan oleh semua perusahaan.

Meskipun demikian, penerapan EVA dalam praktik manajerial terbukti bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, khususnya dalam menilai proyek investasi dan efisiensi penggunaan modal. Perusahaan yang menerapkan EVA secara konsisten biasanya juga menunjukkan perbaikan dalam transparansi dan akuntabilitas keuangan (Pham et al., 2020).

EVA memang bukan satu-satunya alat ukur kinerja keuangan, tapi bisa menjadi pelengkap yang kuat jika digunakan bersama dengan indikator lainnya. Terutama bagi perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang, EVA menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh dan berorientasi pada pemegang modal.

Daftar Pustaka:

Corporate Finance Institute. (n.d.). *Economic Value Added (EVA). Retrieved from https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/valuation/economic-value-added-eva/

Tiwari, R., & Kumar, S. (2022). Comparative study of EVA and traditional measures in Indian manufacturing sector. International Research Journal of Management Science, 3(1). Retrieved from https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/irjms-03-2022-0037/full/html

Pham, H., Vo, X., & Le, D. (2020). The impact of economic value added adoption on firm performance in Asian SOEs. PMC. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7581501/