Kecerdasan Buatan Di Dunia Pendidikan: Peluang Besar, Tantangan Nyata
Kecerdasan Buatan Di Dunia Pendidikan: Peluang Besar, Tantangan Nyata
Penulis: Hany Azza Umama, SE., MM.
Kecerdasan buatan (AI) kini semakin banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan tinggi di berbagai belahan dunia. AI tidak hanya digunakan untuk membantu penilaian, prediksi capaian belajar, hingga sebagai tutor cerdas, tetapi juga dalam mengelola proses pembelajaran secara lebih efisien (Crompton & Burke, 2023). Peningkatan pesat dalam publikasi riset tentang AI dalam pendidikan tinggi—khususnya antara tahun 2021 hingga 2022—menunjukkan bahwa teknologi ini menjadi fokus utama dalam transformasi digital pendidikan global. Sejalan dengan itu, kemajuan Artificial Intelligence in Education (AIED) juga menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan pemahaman terhadap proses belajar siswa dan pengalaman belajar secara keseluruhan (Nguyen et al., 2023). Teknologi ini membuka peluang baru bagi personalisasi pembelajaran dan pengambilan keputusan berbasis data yang lebih akurat.
Implementasi AI tidak selalu membawa dampak positif. Penerapam AI terutama di negara-negara Global South seperti Sri Lanka, menghadapi tantangan yang kompleks (Henadirage & Gunarathne, 2025). Studi terbaru menemukan bahwa hambatan seperti ketiadaan kebijakan kampus yang jelas, kurangnya pemahaman dari dosen, hingga ketergantungan berlebihan mahasiswa terhadap AI generatif (seperti ChatGPT) menjadi faktor penghambat utama. Selain itu, adopsi AIED juga menimbulkan kekhawatiran etis yang semakin meningkat, khususnya terkait privasi data pribadi, transparansi algoritma, dan otonomi peserta didik (Nguyen et al., 2023). Meski berbagai organisasi internasional telah menerbitkan panduan etis bagi penggunaan AI dalam pendidikan, masih terdapat perdebatan terkait prinsip-prinsip utama yang harus mendasarinya. Oleh karena itu, penting untuk merumuskan kerangka prinsip etis yang dapat diterapkan secara global guna membimbing para pemangku kepentingan pendidikan—termasuk pengembang teknologi, pendidik, dan pengambil kebijakan—agar pemanfaatan AI tidak hanya canggih, tetapi juga bertanggung jawab dan berkeadilan.
Sumber:
- Crompton, H., & Burke, D. (2023). Artificial intelligence in higher education: the state of the field. International journal of educational technology in higher education, 20(1), 22. https://doi.org/10.1186/s41239-023-00392-8
- Nguyen, A., Ngo, H. N., Hong, Y., Dang, B., & Nguyen, B. P. T. (2023). Ethical principles for artificial intelligence in education. Education and information technologies, 28(4), 4221-4241. https://doi.org/10.1007/s10639-022-11316-w
- Henadirage, A., & Gunarathne, N. (2025). Barriers to and opportunities for the adoption of generative artificial intelligence in higher education in the global south: insights from Sri Lanka. International Journal of Artificial Intelligence in Education, 35(1), 245-281. https://doi.org/10.1007/s40593-024-00439-5