Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Kiasan ini sering diasosiasikan dengan hukum di Indonesia. banyak pejabat yang melanggar hukum seperti koruptor, mendapat perlakuan “istimewa” dibandingkan dengan rakyat kecil yang mendapat perlakuan yang cukup “keras”. Hukum yang tidak adil ini sering memicu polemik pada masyarakat. Tidak hanya itu, masyarakat juga seringkali tidak mendapat cukup pengetahuan mengenai hukum yang ada di Indonesia. ini membuat masyarakat kecil merasa dibodohi dan tidak sedikit masyarakat yang dirugikan. Bagaimana solusi yang bisa diberikan kepada masyarakat? Apa tindakan yang mampu kita berikan untuk masyarakat?

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis 10 Business Law Program BINUS UNIVERSITY, BINUS menghadirkan Studium Generale dengan judul “Menjadi Pembelajar Hukum”. Webinar ini dihadiri oleh sejumlah narasumber yang professional, seperti Dhito HF Sitompul, SH., LL.M selaku Direktur LBH Mawar Saron, Rifky Wicaksono, SH., Mjur., LL.M selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Peraih Beasiswa Oxford dan Harvard Law School, Dr. Muhammad Reza Zaki., S.H., MA selaku Dosen Business Law Program BINUS UNIVERSITY dan Dr. Erna Ratnaningsih, SH., LL.M selaku Mantan Komisioner Kejaksaan RI dan Tokoh Srikandi Hukum versi Hukum Online.

Acara ini dimoderatori oleh Mirelle, salah satu Mahasiswa Business Law Program BINUS UNIVERSITY. Studium Generale ini diadakan pada tanggal 8 Juli 2021 pukul 14.00-16.00 WIB. Studium Generale merupakan sebuah seri kuliah umum dengan mengangkat berbagai topik terkini. Dalam hal ini, Studum Generale membahas bagaimana menjadi Pembelajar Hukum dan bagaimana perkembangan hukum di Indonesia saat ini. Pemaparan pertama dibuka oleh Dhito HF Sitompul, SH., LL.M.

Dalam pemaparannya, Pak Dhito memberikan penjelasan apa itu LBH Mawar Saron, apa saja kegiatannya, dan beberapa kasus yang berhasil diselesaikan, mulai dari kasus yang ringan hingga kasus yang berat. Menariknya, beberapa kasus ini merupakan kasus yang merugikan atau menjebak rakyat kecil. LBH Mawar Saron memberikan bantuan hukum secara maksimal tanpa memungut biaya.

LBH Mawar Saron juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat kecil di beberapa tempat. Dari pemaparan contoh kasus ini, membuat siapapun yang mendengarnya merasa kesal terhadap hukum di Indonesia. tanpa kita sadari, banyak kejahatan yang terjadi di sekitar kita yang bisa saja menimpa kita. Sebagai penutup pemaparan, Pak Dhito menyarankan para peserta terutama mahasiswa, untuk belajar magang dengan LBH yang menangani kasus kecil, karena disana para mahasiswa bisa mengaplikasikan apa yang sudha dipelajari.

“Menurut saya, kita juga hadir di dunia ini kan tentu untuk menjadi terang dan menjadi garam buat orang-orang disekitar kita.” Pesan Pak Dhito

Selanjutnya, Studium Generale dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Rifky Wicaksono, SH., Mjur., LL.M. Pak Rifky juga menyarankan kepada para peserta, terutama para mahasiswa, untuk lebih menjadi percaya diri dalam meraih mimpinya. Ia juga mendorong para mahasiswa untuk belajar di kampus luar negeri, dimana bisa mendapat pengalaman yang berbeda dan lebih lagi.

“Pengalaman praktek itu sungguh berharga”, ujar Pak Rifky sebagai penutup.

Diskusi tanya jawab dilanjutkan dengan Dr. Muhammad Reza Zaki., S.H., MA dan Dr. Erna Ratnaningsih, SH., LL.M . Dimulai dari Pak Zaki menceritakan bagaimana ia meniti karirnya sejak awal, bagaimana ia menjadi dosen, dan berbagai buku yang telah dirinya tulis. Pengalamannya ikut berbagai kegiatan dan organisasi, membuat ia menjadi semakin masuk ke dalam dunia hukum.

Ibu Erna juga menceritakan bagaimana ia masuk ke dalam dunia hukum ini, apa motivasinya, tips dan saran untuk menjadi pengacara yang baik. Beliau mengatakan bahwa sebagai pengacara yang baik, kita tidak cukup dengan teori dan ilmu, tapi juga dengan empati dan cara komunikasi yang baik. Ibu Erna juga menyarankan para mahasiswa untuk ikut ke dalam organisasi, agar bisa mendapat koneksi yang nantinya membantu di masa depan.

Dari Studium Generale ini, kita bisa menyimpulkan bahwa di masa kuliah, mengikuti organisasi merupakan faktor penting untuk mendapat koneksi yang pasti akan membantu di masa depan. selain itu, untuk menjadi pengacara yang baik, diperlukan pengalaman, empati dan kemauan, agar kita bisa mengambil keputusan yang tepat dan menolong masyarakat yang diperlakukan tidak adil.