Bila anda pernah mendesain logo, anda mungkin harus mengujinya melalui latar belakang putih dan gelap. Ini merupakan hal yang bagus, karena anda ingin logo terlihat konsisten pada latar belakang yang berbeda. Kebanyakan orang berpikir bahwa semua yang perlu anda lakukan hanyalah membalikkan warna, dan selesai. Tetapi… bukanlah itu masalahnya. Sesuatu yang aneh terjadi: logo tampak lebih “gemuk” pada warna putih. Pada contoh diatas, goresan simbol logo putih tampak lebih tebal. Hal ini tampak secara khusus ketika anda membandingkan dua goresan berbentuk-daun ditengah. Tetapi percaya atau tidak – bobot sama persis pada kedua simbol. Membalikkan warna telah membuat logo yang sama persis tampak seperti bertambah berat! Aneh bukan? Ilusi ini disebut Irradiation Illustion.

Ilusi

Istilah ilusi iradiasi diciptakan oleh ilmuan asal Jerman, Hermann von Helmholtz pada tahun 1860-an untuk menggambarkan persepsi visual dimana area terang tampak lebih besar daripada area gelap yang berukuran identik. Efeknya telah diamati sejak zaman Galileo, yang mengacu pada ‘efek’ dalam pengamatannya tentang ukuran planet bila dilihat melalui teleskop pada waktu yang berbeda dalam sehari.

Pada contoh diatas, anda dapat melihat dua kotak bagian dalam yang lebih kecil, masing-masing dikelilingi oleh kotak yang lebih besar dengan warna terbalik. Meskipun kotak bagian dalam berukuran sama, kotak putih tampak lebih besar dari kotak hitam. Tapi kenapa?

Ilmu dibaliknya

Setelah melakukan berbagai penelitian, para ilmuan mendapat kesimpulan awal: bahwa ukuran persegi pada retina sama; oleh karena itu, perbedaan ukuran yang dirasakan terjadi dikorteks visual primer. Sebuah studi baru” ini yang dipimpin oleh Dr. Jose-Manuel Alonso, seorang ahli saraf di State University of New York’s College of Optometry, menyelidiki fenomena tersebut sedikit lebih dalam. Sistem visual memiliki 2 saluran utama: Neuron yang sensitif terhadap hal-hal yang terang disebut neuronON, sedangkan neuron yang sensitif terhadap hal-hal gelap disebut neuronOFF. Para peniliti mencatat dari kedua jenis neuron pada penilitian tersebut. Mereka menemukan bahwa neuronoff” merespons dengan cara linier yang dapat diprediksi ke bentuk gelap pada latar belakang terang: semakin kontras antara obyek gelap dan terang, semakin aktif neuron tersebut. Tetapi neuronon” merespon bentuk terang secara tidak proporsional pada latar belakang gelap: untuk jumlah kontras yang sama, mereka memiliki respons yang lebih besar.

Peneliti independen Grant Ocean memiliki penjelasan yang bagus tentang apa yang dapat menyebabkan respon yang lebih besar. Seperti yang diketahui, bahwa cahaya memberikan kekuatan fisik atau energi yang bekerja pada retina kita dan menghasilkan ransangan sensorik untuk menghasilkan penglihatan. Bahwasannya juga merupakan fakta bahwa warna putih memantulkan (memancarkan kembali) lebih banyak energi cahaya (atau lebih tepatnya foton) daripada warna hitam; oleh karena itu, kotak putih kecil menampilkan tingkat energi yang lebih tinggi daripada kotak hitam kecil. Kedua kotak kecil berukuran identik, tetapi memancarkan kembali kerapatan foron yang berbeda. Kotak putih kecil memiliki kepadatan foton yang lebih tinggi (dihasilkan oleh intensitas gaya cahaya yang lebih tinggi); sehingga dapat mengaktifkan area yang lebih besar pada korteks visual utama. Semakin banyak energi cahaya yang dipantulkan suatu obyek, semakin besar pula obyek tersebut cenderung dirasakan.

Sifat evolusi

Ilusi optik ini mungkin memiliki tujuan yang lebih besar dalam evolusi kita. Mengutip dari Dr. Jose-Manuel Alonso, penglihatan yang terdistorsi ternyata sangat berguna bagi manusia, “karena ketika anda berada ditempat yang sangat gelap, hal itu memungkinkan anda untuk melihat cahaya. Hal ini dapat membantu, katakanlah, memperingatkan anda tentang pemangsa dimalam hari. Tetapi pada siang hari lebih banyak obyek gelap yang terlihat, jadi sebaliknya tidak terdistorsi”, kata Alonso.

Pikiran iradiasi

Setelah semua penjelasan ilmiah: bagaimana kita dapat meningkatkan karya desain kita dengan pengetahuan baru ini? Jika anda seperti saya, anda akan langsung berpikir: mode gelap. Terdapat banyak hal yang dapat dikatakan tentang mode gelap dalam desain UI – seluruh artikel akan diperlukan untuk membahasnya. Namun mengikuti prinsip ilusi iradiasi, kita dapat menarik beberapa kesimpulan dan perbaikan yang dapat dilakukan saat menerjemahkan desain dari mode terang ke mode gelap:

  • Mode gelap akan membuat font terlihat lebih tegas. Pertimbangkan ini saat menangani area penulisan yang luas, dan judul tebal yang besar. Terkadang ada baiknya untuk mengurangi satu bobot font saat menafsirkan desain anda ke mode gelap, sehingga coretan huruf tetap mirip secara optik dengan mode terang.

  • Jangan gunakan full-black pada mode gelap. Hitam pekat akan memperburuk efek penyinaran, karena kontras yang tinggi dengan teks, gambar, dan grafik. Namun, ingatlah bahwa anda memerlukan kontras untuk memenuhi pedoman aksesibiliitas: mencapai keseimbangan antara kontras yang terlalu banyak dan terlalu sedikit sangat penting untuk pengalaman pengguna dan antarmuka yang hebat.

Bila anda seorang perancang logo, pemahaman ini sangat berguna. Anda mungkin ingin menyesuaikan bobot goresan logo saat menampilkannya pada latar belakang gelap. Pada illustrator misalnya, saat mendesain versi putih dari desain logo anda, anda cukup menerapkan goresan yang tipis, memperluas bentuk, dan menggunakan cetakan uuntuk menghilangkannya. Seberapa banyak berat yang anda perlukan untuk melakukan hanya dengan mata atau pandangan, tetapi tujuannya adalah untuk membuat desain tampak secara optik sama dalam warna putih diatas hitam seperti hitam diatas putih.

Artikel merupakan terjemahan dari artikel asli yang berjudul “Why White Looks Bigger than Black – The Irradiation Illusion” oleh Gonçalo Dias yang diterbitkan pada situs uxdesign.cc