Pandemi telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan kita. Beberapa perkembangan terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja, seperti social distancing, pemakaian masker, penghentian angkutan umum, pembatasan perjalanan, dan lain-lain. Dalam beberapa segmen, pandemi mempercepat adopsi perilaku yang sebelumnya sudah mendapatkan daya tarik, seperti digitalisasi belanja, digitalisasi perbankan, dan sebagainya.

Lalu, apakah perubahan ini hanya terjadi sementara atau permanen?

Semua perilaku manusia memiliki ketergantungan lokasi dan waktu yang kuat. Perilaku dapat berbeda secara signifikan dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung pada budaya, geografi, dan faktor lainnya. Pandemi membuat dimensi perilaku manusia menjadi lebih kompleks; misalnya, karena gerakan fisik dibatasi, orang-orang bermigrasi ke dunia maya dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terpapar pada pengaruh yang lebih baru. Perubahan perilaku dan kebiasaan juga secara langsung terkait dengan tingkat paparan lingkungan baru. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu antara 18 dan 254 hari untuk membentuk kebiasaan baru; rata-rata dibutuhkan sekitar 66 hari.

Orang-orang lebih cepat mengadopsi kebiasaan yang tidak secara signifikan mengubah rutinitas yang ada. Saat ini, orang-orang menyesuaikan diri dengan pola perilaku baru untuk waktu yang cukup lama dalam menanggapi berbagai gelombang pandemi. Pengalaman baru perlu menawarkan nilai tambahan yang signifikan agar perubahan menjadi permanen dan pengalaman buruk dapat mengakibatkan pembalikan cepat ke perilaku masa lalu. Misalnya, permintaan untuk tele-health meningkat secara dramatis selama pembatasan sosial awal tetapi sejak itu turun menjadi kurang dari setengah dari puncaknya (meskipun masih jauh lebih tinggi daripada sebelum COVID-19).

Beberapa penurunan mungkin disebabkan oleh pengalaman pelanggan yang buruk dalam konsultasi online. Sebaliknya, permintaan belanja online tampaknya berkelanjutan untuk jangka panjang. Rasa takut tertular infeksi dapat memudar setelah Covid-19 berakhir, tetapi kenyamanan yang dirasakan secara signifikan yang lebih tinggi dapat membuat perilaku tersebut menjadi permanen. Sektor e-commerce telah merespon dengan cepat tantangan untuk menciptakan pengalaman positif dalam menanggapi pandemi. Perusahaan telah berinvestasi dalam logistik dan rantai pasokan dan memperluas jangkauan produk mereka. Ini telah menarik banyak konsumen, dan survei awal tahun ini menemukan banyak dari mereka cenderung terus membeli secara online karena alasan non-kesehatan seperti kenyamanan, penghematan waktu, dan rentang produk yang lebih luas.

Terdapat lima tren utama dalam perubahan perilaku yang muncul dari dampak COVID-19:

  1. Peningkatan adopsi digital : Orang-orang beralih ke platform digital untuk kebutuhan sehari-hari, contohnya untuk belanja, hiburan, layanan keuangan, kebugaran, pendidikan, dan lainnya. Survei menemukan sebagian besar orang akan melanjutkan penggunakan saluran digital bahkan setelah Covid-19 selesai.
  2. Perubahan pola mobilitas : Lebih sedikit penggunaan transportasi umum dan lebih tinggi mobilitas kendaraan pribadi, serta lebih banyak bekerja dari jarak jauh dengan adopsi digital peningkatan pertemuan virtual.
  3. Perubahan perilaku pembelian : Orang-orang beralih ke pembelian berbasis nilai dan belanja online. Terjadi pergeseran ke pembelian berbasis nilai, dimana konsumen bereksperimen dengan merek yang kurang dikenal dan mencoba untuk membeli dari toko dan produsen lokal secara online.
  4. Peningkatan kesadaran akan kesehatan : Banyak orang mulai mengadopsi gaya hidup sehat dan fokus pada kebugaran serta kesehatan mental. Selain itu, juga memberikan fokus lebih besar untuk membangun kekebalan imun. Perubahan perilaku dalam kesehatan yang paling sering dijumpai adalah memakai masker, meningkatkan kebersihan, makan sehat, dan lain-lain.
  5. Perubahan perilaku interpersonal: Terjadi lonjakan tingkat perceraian dan peningkatan adopsi hewan peliharaan.

Tren ini saling berhubungan dan tumpang tindih. Pandemi telah meningkatkan penggunaan alat digital oleh orang-orang dalam kehidupan dan bisnis untuk tetap terhubung di dunia yang terputus secara fisik. Peningkatan penggunaan alat digital mengaburkan batas antara pekerjaan, gaya hidup dan interaksi sosial, serta antara domain seperti mobilitas, kesehatan dan, keuangan.

Kesimpulan

Pengalaman hidup melalui COVID-19 mengubah dunia tempat kita hidup dan perilaku kita. Perubahan yang memberikan pengalaman positif cenderung bertahan lebih lama, terutama yang didorong oleh kenyamanan dan kesejahteraan, seperti adopsi digital, pembelian berbasis nilai, dan peningkatan kesadaran akan kesehatan. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk menawarkan produk yang inovatif, modular, granular, berbasis nilai, dan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

 

 

Source :

https://www.swissre.com/covid-19-and-consumer-behaviour