Saat ini, eLearning adalah metode pendidikan yang disukai, baik itu kursus akademik yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan atau pelatihan perusahaan. Mengevaluasi modul eLearning diperlukan untuk memastikan bahwa modul tersebut mampu memenuhi tujuan pembelajaran. Ada berbagai model untuk mengevaluasi sebuah modul pembelajaran. Salah satu model tersebut adalah model PDPP. Model ini dikembangkan oleh Weiyuan Zhang dan Y L Cheng dari University of Hong Kong. Mereka membangun model evaluasi empat fase.

PDPP adalah singkatan dari evaluasi perencanaan, evaluasi pengembangan, evaluasi proses, dan evaluasi produk.

  1. Evaluasi perencanaan menilai kualitas perencanaan yang dilakukan sebelum pengembangan mata kuliah. Perencanaan sama pentingnya dengan pembangunan. Aspek umum yang dibahas meliputi evaluasi permintaan pasar, kelayakan, kelompok siswa sasaran, tujuan kursus, keuangan, dan jaminan kualitas.
  2. Evaluasi pengembangan menilai berbagai aspek perkembangan aktual modul eLearning. Aspek umum yang dibahas meliputi evaluasi cetak biru, platform eLearning, situs web kursus, desain instruksional, sumber belajar, tugas dan ujian, dan tutor.
  3. Evaluasi proses menilai proses yang diikuti dalam pengembangan modul eLearning. Aspek umum yang dicakup meliputi evaluasi keseluruhan, dukungan teknis, pemanfaatan situs web, interaksi pembelajaran, pemanfaatan sumber daya, evaluasi pembelajaran, dukungan pembelajaran, dan fleksibilitas.
  4. Tahap terakhir adalah evaluasi produk yang menilai dampak modul eLearning sebagai produk yang ditawarkan oleh organisasi pengembang. Aspek umum yang dicakup meliputi evaluasi tingkat kepuasan, efektivitas pengajaran, efektivitas pembelajaran, hasil lainnya, dan keberlanjutan.

Ada total 26 parameter untuk modul eLearning yang dievaluasi. Ini menjadikannya salah satu model evaluasi yang paling komprehensif. Ini juga banyak digunakan untuk kursus eLearning pendidikan tinggi.

Berbagai penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa model PDPP dapat digunakan secara efektif untuk menjamin kualitas mata kuliah eLearning. Hal ini telah menjadi tolak ukur untuk membangun kualitas dalam kursus yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan.

Manfaat Model PDPP

Model PDPP sebagai model evaluasi yang komprehensif menawarkan berbagai manfaat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Evaluasi semua aspek
    Model PDPP menangani semua aspek kursus eLearning. Ini melampaui modul yang dikembangkan, kontennya, media, atau pengalaman pengguna. Model evaluasi standar membatasi ruang lingkup evaluasi pada faktor-faktor ini saja. Namun, model PDPP melakukan evaluasi yang komprehensif dengan menggunakan 26 parameter dari studi pasar hingga keberlanjutan kursus. Evaluasi komprehensif seperti itu tidak ada dalam model lain.
  • Efektivitas
    Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan model PDPP telah ditemukan sebagai yang paling efektif untuk penilaian yang paling rinci dari kursus eLearning.
  • Peningkatan
    Model PDPP didasarkan pada model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, and Product) yang telah diuji. PDPP, bagaimanapun, lebih ditingkatkan dan lebih baik dalam hasil akhirnya.
  • Umpan balik berkualitas
    Studi yang dilakukan oleh peneliti mengungkapkan bahwa penggunaan evaluasi yang sistematis, seperti model PDPP, dapat menjadi mekanisme umpan balik untuk melakukan perbaikan pada mata kuliah yang akan datang. Bagaimanapun, kita semua bisa belajar dari kesalahan kita.
  • Pembandingan
    Evaluasi PDPP dapat dijadikan tolak ukur untuk mata kuliah yang akan datang.

Kekurangan Model PDPP

Model PDPP juga memiliki beberapa kekurangan.

  • Bukan model berkelanjutan
    Model PDPP dapat diterapkan setelah pelaksanaan kursus. Dengan demikian, tidak dapat digunakan sebagai model pengendalian kualitas, tetapi hanya sebagai model evaluasi kualitas.
  • Membutuhkan keahlian di berbagai bidang
    Model PDPP mencakup berbagai macam kegiatan yang akan dievaluasi. Dengan demikian, menuntut orang-orang dengan keahlian yang berbeda.
  • Memakan waktu
    Model PDPP sangat memakan waktu. Hal ini terlihat dari sifat evaluasinya yang komprehensif.

Dengan meningkatnya permintaan untuk kursus eLearning, menjadi semakin penting untuk melakukan evaluasi mereka dari berbagai sudut pandang.

Lembaga pendidikan menginvestasikan banyak uang dan sumber daya dalam menciptakan kursus. Di sisi lain, siswa menginvestasikan banyak uang dan waktu dalam kursus ini.

Kursus demikian harus dievaluasi dengan hati-hati berdasarkan semua parameter dan bukan hanya yang akademis.

Model evaluasi PDPP memberi kita cara yang tepat untuk mengevaluasi semua aspek kursus eLearning langsung dari riset pasarnya hingga keberlanjutannya. Jika diterapkan dengan ketat, model PDPP dapat membantu meningkatkan kualitas eLearning secara signifikan.

Referensi:
https://elearningindustry.com/pdpp-an-evaluation-model-for-elearning-courses