Kita semua pasti setuju bahwa Internet adalah salah satu penemuan paling penting dan berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Internet telah benar-benar mengubah bagaimana kita menjalani hidup kita. Bahkan kita tidak bisa lepas dari internet setiap hari nya, baik untuk kerja, berjualan, berinteraksi di media sosial dan lain sebagainya. Internet saat ini berada di versi Web 2.0 dan saat ini perlahan berkembang ke versi Web 3.0. Apa manfaatnya? Mari kita bahas dulu satu per satu perkembangannya.

Web 1.0
Ini adalah versi pertama dari Internet. Pada versi ini, Internet dikenal sebagai web statis. Yang artinya web nya digunakan untuk ‘tulis dan terbitkan’ atau hanya bisa untuk dibaca saja oleh pengunjung website tanpa adanya interaksi seperti memberi komentar, rating, dsb, yang saat ini bisa kita lakukan di media social atau pun toko online. Perubahan dikontennya pun harus dilakukan manual dengan mengubah code websitenya. Berbeda dengan Web 2.0 saat ini yang kontennya bisa diupdate melalui halaman admin atau yang biasa dikenal dengan Content Management System (CMS).

Perlu dicatat bahwa perpindahan dari versi 1 ke versi 2 sejauh ini cukup mulus. Tidak ada perubahan infrastruktur yang signifikan. Hanya pelayanan website nya saja yang berkembang menjadi lebih interaktif seperti saat ini. Walaupun masih banyak juga yang website nya masih menggunakan konten statis.

Web 2.0
Versi 2.0 diciptakan sekitar tahun 2004. dan dijelaskan oleh Tim O’Reilly sebagai berikut:

“Revolusi bisnis di industri komputer disebabkan oleh perpindahan ke Internet sebagai platform, dan upaya untuk memahami aturan untuk sukses di platform baru itu. Aturan utama di antara aturan itu adalah: Bangun aplikasi yang memanfaatkan efek jaringan untuk menjadi lebih baik saat semakin banyak orang menggunakannya.”

Saat ini kita berada di versi 2.0. Dimana kalau sebelumnya konten disediakan oleh penyedia layanan atau pemilik website, sekarang pengguna juga dapat membuat konten mereka sendiri. Baik itu untuk jualan, promosi ataupun sekedar untuk sharing kehidupan sehari-hari nya. Itu semua dapat mereka lakukan di berbagai platform yang tersedia seperti Facebook, Youtube, Instagram, dan lain sebagainya.

Jenis aplikasi atau platform yang sudah disebutkan dan pastinya kita memiliki setidaknya minimal satu akun disana, jika semakin banyak pengguna dan digunakan, maka akan semakin baik pelayanan yang diberikan dan juga semakin banyak orang yang ingin ikut menggunakannya. Namun tentu saja ada hal yang akan dikorbankan sebagai timbal baliknya yaitu berupa data kita seperti email, nomor telepon, nama dan terkadang bahkan alamat rumah. Dan inilah masalah yang terjadi pada Web 2.0 yaitu masalah keamanan privasi karena kita tidak tahu apakah perusahaan pemiliki platform akan menjaga data kita tetap aman atau menjualnya ke pihak lain untuk digunakan sesuai kepentingan. Yang pasti kita sulit untuk membuktikannya jika itu terjadi.

Web 3.0
Web 3.0, dalam bentuk yang sederhana, terdiri dari jaringan terbuka, tanpa kepercayaan, dan tanpa izin. Desentralisasi adalah inti dari perbedaan antara web 2.0 dan web 3.0.

Karena sifat blockchain, setiap pengguna di aplikasi atau situs web yang dijalankan di blockchain dapat mengakses layanan tanpa izin atau persyaratan dari otoritas pusat mana pun. Artinya tidak ada yang dapat memblokir atau menolak layanan kita.

Meskipun bukan Web Semantik yang dibayangkan oleh Berners-Lee, Web 3.0 dalam banyak hal kembali ke web aslinya, di mana “tidak diperlukan izin dari otoritas pusat untuk memposting apa pun … tidak ada simpul pengendali pusat, dan karenanya tidak ada titik tunggal kegagalan … dan tidak ada “saklar mematikan”!

Kontrol Identitas Online Anda
Fakta bahwa kita dapat memilih siapa yang akan berikan tentang informasi kita mungkin merupakan karakter terbesar dari web 3.0. Itu dibangun di atas teknologi blockchain yang dipopulerkan secara luas oleh Bitcoin dan cryptocurrency. Karena sifat anti-rusak blockchain, memberikan informasi kita di Web 3.0 akan memungkinkan seluruh internet untuk mengetahui dan memastikan bahwa kita adalah siapa sesuai dengan apa yang kita katakan.

Ini menangani masalah utama yang sering kita dengar hari ini: peretasan dan pencurian identitas. Kita tidak akan lagi memberikan informasi kita kepada pihak ketiga, tetapi akan mengizinkan mereka untuk menggunakannya. Identitas kita di web 3.0 adalah paket data yang dapat kita gunakan untuk mengubah informasi kita hanya sekali, bukan mengubahnya di setiap platform.

Misalnya, saya baru saja pindah rumah dan harus mengubah alamat saya di Amazon, The Economist, dan semua langganan saya yang lain. Itu sangat menyakitkan! Tetapi jika saya menggunakan web 3.0, saya hanya perlu mengubah alamat saya sekali. Perubahan itu kemudian akan disiarkan ke semua platform tempat alamat saya digunakan.

Kita dapat mengontrol semua data yang kita punya di internet (seperti profil Instagram, LinkedIn, Twitter, dsb). Web 3.0 akan memungkinkan kita untuk mendapatkan kembali kendali atas siapa kita di Internet.

The Picture Painted by Web 3.0
Web 3.0, sering disebut sebagai web semantik, mendemokratisasikan Internet. Kami diizinkan untuk menggunakan sebagian besar layanan mereka secara gratis. Apakah itu berarti tidak ada pembelian atau penjualan yang terjadi? Bagaimana perusahaan-perusahaan besar ini mendapatkan uang mereka? Nah, jika Anda tidak membeli apa pun, dan Anda tidak menjual apa pun, maka Anda adalah produknya. Dalam hal ini, informasi pribadi Anda.

Web 3.0 memungkinkan publik untuk mengambil kendali kembali atas Internet yang mereka gunakan. Perusahaan besar seperti Google dan monopoli Microsoft pada layanan perangkat lunak akan dihentikan. Mereka tidak akan lagi memiliki informasi pribadi tetapi harus meminjam informasi sebagai gantinya.

Source: https://studentsxstudents.com/web-3-all-the-benefits-531d1e7e712c

Featured Image from Unsplash by Benjamin Dada