Apakah yang dimaksud dengan render? Render adalah representasi yang dapat menyampaikan aspek tiga dimensi dari sebuah desain melalui media dua dimensi, yaitu gambar, yang memberikan preview bagaimana proyek akan terlihat di masa depan. Namun, tidak seperti yang sering dibayangkan orang, rendering tidak selalu berupa visualisasi arsitektur yang realistis.

Karena render merupakan alat untuk komunikasi visual, rendering dapat memiliki gaya yang berbeda. Tidak hanya tergantung pada proyek itu sendiri, tetapi juga pada audiens yang ditargetkan secara spesifik, dan di atas segalanya, pada identitas arsitek atau firma arsitektur yang bertanggung jawab atas desain tersebut. Mengingat keragaman besar representasi visual yang dapat diberikan oleh rendering arsitektur, berikut ini merupakan beberapa contoh gaya rendering yang berbeda dan perangkat lunak yang digunakan untuk membuatnya.

1. Collages

Collages atau kolase adalah metode representasi yang telah digunakan dalam arsitektur selama beberapa waktu. Kolase awalnya merupakan teknik analog, tetapi baru-baru ini disesuaikan dengan perangkat lunak digital. Tekstur, objek, dan sosok manusia ditambahkan melalui program pengeditan gambar, seperti Photoshop, dengan memanipulasi adegan yang diambil dari perangkat lunak pemodelan 3D. Komposisi akhir biasanya mengandung tekstur tetapi tidak ada bayangan atau refleksi dan perspektif yang realistis, seperti kolase analog. Representasi “tidak begitu nyata” ini memungkinkan narasi yang lebih beragam untuk audiens.

2. Sketches

Sketsa, baik buatan tangan atau digital, adalah bentuk komunikasi langsung yang terdiri dari gambar kasar untuk mengekspresikan ide dengan sangat singkat. Untuk alasan ini, sketsa digunakan tidak hanya sebelum pelaksanaan proyek tetapi juga selama konstruksi untuk mengklarifikasi pertanyaan yang mungkin muncul di lokasi. Selain kertas, pensil, dan pena yang dapat diandalkan dan digunakan dalam gambar tangan bebas, perangkat lunak dan aplikasi untuk ponsel dan tablet telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa contohnya adalah Morpholio Trace, Autodesk Sketchbook, dan Paper.

3. Hyperrealistic

Peningkatan konstan dalam perangkat lunak rendering telah memungkinkan untuk membuat gambar yang semakin mirip dengan foto-foto lingkungan yang sebenarnya setelah proyek dijalankan. Hiper-realisme ini, yang biasanya menarik bagi klien dan arsitek, dicapai dengan menetapkan serangkaian parameter, seperti pencahayaan, tekstur, opasitas, dan reflektifitas objek. Saat ini, ada banyak program yang ditujukan untuk rendering hyperrealistic, seperti V-Ray, Lumion, Corona, Enscape, Twinmotion, 3ds MAX, dan Cinema 4D.

4. Illustration

Selain skema arsitektur dan diagram, ilustrasi juga dapat diterapkan pada rendering lingkungan. Tanpa maksud untuk mencapai kesan yang realistis, rendering ini biasanya menonjol justru karena kualitas imajinatifnya yang memberikan alternatif yang tidak jelas untuk lingkungan aslinya. Ilustrasi vektor sering diproduksi menggunakan perangkat lunak seperti Illustrator, atau bahkan aplikasi seluler seperti Illustrator Draw, untuk Android dan iOS.

5. 3D Model

Dalam pemodelan 3D, material diatur agar sesuai dengan bahan yang digunakan dalam model fisik, seperti berbagai jenis kertas dan kayu. Untuk mencapai hasil ini, desainer dapat menggunakan perangkat lunak yang sama dengan yang digunakan untuk rendering Hyperrealistic tetapi dengan menerapkan pengaturan tekstur yang berbeda.

6. Mixed

Dengan menggabungkan dua atau lebih gaya rendering, desainer dapat mencapai banyak hasil berbeda pada final gambar akhir. Ada beberapa cara untuk mencampur gaya rendering, misalnya, untuk membuat perbedaan antara arsitektur dan elemen eksterior seperti medan dan vegetasi, dipadukan teknik yang berbeda menggunakan overlay dan transparansi. Selain perangkat lunak khusus untuk produksi setiap gambar yang dirender, gaya ini memerlukan penggunaan program manipulasi gambar, seperti Photoshop.

 

Source :

https://www.archdaily.com/rendering-styles-different-techniques-and-how-to-achieve-them