Pandemi Covid-19 yang telah berjalan selama hampir dua tahun tanpa kepastian kapan akan benar-benar berakhir membuat banyak orang merasa cemas, khawatir, dan takut. Selain itu, karena pembatasan sosial dan menurunnya tingkat ekonomi, orang-orang seringkali merasa tertekan, stress, hingga burnout sampai memengaruhi kesehatan mental. Lantas, bagaimana cara kita menjaga kesehatan mental selama pandemi berlangsung? Berikut ini merupakan 6 strateginya.

1. Kenali bahwa kecemasan kita benar-benar normal

Jika penutupan sekolah, pembatasan sosial, dan berita-berita utama selama Pandemi Covid-19 membuat kita merasa cemas, maka kita bukanlah satu-satunya orang yang merasa seperti itu. Bahkan sebenarnya, cemas merupakan hal yang wajar dirasakan dalam kondisi ini.  Para psikolog telah lama menyadari bahwa kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang mengingatkan kita akan ancaman dan membantu kita mengambil tindakan untuk melindungi diri kita sendiri. Kecemasan akan membantu kita membuat keputusan yang perlu dibuat saat ini, seperti tidak menghabiskan waktu dalam kelompok besar orang, mencuci tangan, dan tidak menyentuh wajah. Perasaan seperti itu tidak hanya membantu diri kita, tetapi juga orang lain. Begitulah cara kita merawat anggota keluarga kita.

Meskipun kecemasan tentang corona virus benar-benar normal, pastikan untuk mendapatkan informasi dari sumber yang dapat dipercaya, seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia, atau untuk memeriksa informasi apa pun yang datang melalui saluran yang kurang dapat diandalkan.  Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri kita sendiri dan orang lain aman dari virus corona, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya :  sering-seringlah mencuci tangan, jangan menyentuh wajah kita, dan membatasi waktu bertatap muka dengan orang lain.

2. Temukan pengalih perhatian

Para psikolog tahu bahwa ketika orang berada dalam kondisi sulit yang kronis, sangat membantu untuk membagi masalah menjadi dua kategori, yaitu hal-hal yang dapat diselesaikan, dan kemudian hal-hal yang tidak dapat diselesaikan. Saat membicarakan pandemi Covid-19, akan ada banyak hal yang termasuk dalam kategori kedua. Sadarilah bahwa tidak apa-apa jika kita tidak memiliki solusi untuk semua masalah yang saat ini sedang berlangsung. Jika hal ini mulai mengendalikan pikiran kita, maka ada baiknya kita mengalihkan perhatian dengan menambah kesibukan yang bermanfaat, seperti mengerjakan pekerjaan rumah, menonton film favorit, atau membaca buku, sebagai cara untuk memudahkan diri kita sendiri dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Temukan cara baru untuk terhubung dengan teman

Jika ingin menghabiskan waktu bersama teman sambil membatasi waktu tatap muka, maka media sosial adalah cara yang bagus untuk bersosialisasi. Jadilah kreatif, seperti mengikuti tantangan TikTok yang bermanfaat dan menyenangkan di waktu luang. Tetapi, bukanlah ide yang baik untuk memiliki akses tanpa batas ke layar atau media sosial. Segala yang berlebihan itu tidak sehat, tidak cerdas, dan justru dapat meningkatkan kecemasan. Ada baiknya, kita menetapkan jadwal waktu bermain media sosial untuk diri sendiri. Yang lebih penting lagi, orang tua harus mengawasi dan membatasi waktu penggunaan sosial media anak-anaknya. Bagaimanapun, media sosial sangat membantu kita untuk tetap bercengkrama dengan orang lain di masa pembatasan sosial ini jika dilakukan dengan tepat.

4. Fokus pada diri sendiri

Jika kita pernah memiliki keinginan untuk belajar melakukan sesuatu yang baru, mulai membaca buku baru, atau mencurahkan waktu untuk memainkan alat musik, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan semua itu. Berfokus pada diri sendiri dan menemukan cara untuk menggunakan waktu yang sekarang tersedia adalah cara yang bagus untuk menjaga kesehatan mental kita.

5. Terhubung dengan perasaan sendiri

Meninggalkan acara bersama teman, meninggalkan hobi dan olahraga, pastinya menimbulkan rasa kecewa dalam diri kita. Pandemi Covid-19 adalah kerugian besar. Corona virus sangat mengganggu semua orang, bukan hanya kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental. Apa cara terbaik untuk mengatasi kekecewaan? Biarkan diri kita merasakannya. Ketika datang perasaan yang menyakitkan, satu-satunya jalan keluar adalah melaluinya. Bersedihlah, dan jika kita membiarkan diri kita melakukannya, maka kita akan segera merasa lebih baik.

Setiap orang memproses perasaan mereka dengan cara yang berbeda. Beberapa anak akan membuat karya seni, beberapa ingin berbicara dengan teman-teman mereka dan menggunakan kesedihan bersama mereka sebagai cara untuk merasa terhubung di saat mereka tidak dapat bersama secara langsung, dan beberapa anak ingin untuk mencoba banyak makanan. Penting untuk melakukan apa yang kita rasa benar dan berguna.

6. Berbaik hatilah pada diri sendiri dan orang lain

Beberapa remaja menghadapi intimidasi dan kekerasan online saat pandemi Covid-19. Kita tidak bisa mengharapkan anak-anak dan remaja yang menghadapi intimidasi untuk melawan si penindas; sebaliknya, kita harus mendorong mereka untuk meminta bantuan dan dukungan kepada teman atau orang dewasa di sekitar mereka. Jika hal ini terjadi di sekitar kita, cobalah untuk menawarkan dukungan. Tidak melakukan apa pun dalam situasi ini dapat membuat orang tersebut merasa bahwa semua orang menentang mereka atau tidak ada yang peduli pada mereka. Kata-kata kita dapat membuat perbedaan.

Dan ingat bahwa sekarang, lebih dari sebelumnya, kita harus memastikan bahwa hal-hal yang kita katakan dan bagikan tidak menyakiti siapa pun.

 

 

 

Source :

https://www.unicef.org/how-protect-your-mental-health-during-pandemic