5 Tips Membuat Resolusi Tahun Baru
Bagian Tiga: Melompati Rintangan

Apa cara terbaik untuk mengatasi masalah yang muncul dalam perjalanan menuju kesuksesan? Pertama, ingatlah! Tidak peduli seberapa baik kita merencanakan, perubahan itu sulit.
“Anda melawan bagian dari diri Anda yang tidak akan pernah berubah. Itu selalu akan mendorong Anda ke arah tertentu yang tidak sehat. Anda harus benar-benar membuat sesuatu langkah demi langkah untuk mengelolanya,” kata Dr. Bennett. Jadi sebelum rintangan menghadang, pastikan kita memiliki rencana untuk melompatinya.

Sebelumnya, kita sudah membahas tentang cara menyusun rencana hingga persiapan jika resolusi yang sudah dibuat tidak berhasil. Namun, selama membuat rencana, kita perlu mempersiapkan diri untuk melompati rintangan yang akan terjadi. Berikut adalah beberapa masalah umum yang dihadapi orang dalam mencapai tujuan mereka, dikutip dari penulis Jen A. Miller melalui The New York Times yang membagikan cara menghadapi rintangan dalam mencapai resolusi.

“Resolusi saya terlalu banyak dan saya harus pergi sejauh itu.”
Kurangnya kemajuan bisa membuat frustasi. Dr. Wallin menyarankan untuk berfokus pada angka apa pun “jumlah yang lebih kecil”: kemajuan atau seberapa banyak yang harus kita lakukan.
Teknik “jumlah kecil” ini didasarkan pada studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam The Journal of Consumer Research, yang menemukan bahwa berfokus pada jumlah yang lebih kecil dalam mencapai tujuan membuat orang lebih termotivasi.
Jadi, saat pertama kali memulai perjalanan menuju resolusi, alih-alih melihat angka besar yang tersisa untuk mencapainya, lihatlah apa yang telah kita capai. Menjelang akhir, ketika jumlah tujuan itu menyusut, tidak apa-apa untuk melihat kemajuan, tetapi jangan lupa pada apa yang tersisa sebelum mencapai tujuan kita.

“Saya mencoba untuk tetap positif, tetapi tidak berhasil.”
Berpikir positif tidak akan cukup, kata Gabriele Oettingen, seorang profesor psikologi di Universitas New York dan penulis “Rethinking Positive Thinking: Inside the New Science of Motivation.” Faktanya, berpikir positif mungkin menjadi hal yang menahan kita.
Dalam studinya, dia menemukan bahwa, “Semakin positif orang berfantasi dan melamun tentang kesuksesan masa depan mereka, semakin kurang baik yang mereka lakukan dalam hal meraih kesuksesan yang sebenarnya,” katanya.
Teknik yang lebih baik dari pada berpikir positif? Cobalah untuk menjadi positif, tetapi realistis. Ya, bayangkan tujuan atau fantasi positif, tetapi kemudian lihat apa hambatan yang menghadang dan bagaimana cara mengatasinya. Oettingen menyebut teknik ini sebagai W.O.O.P. – WIsh (harapan), Outcome (hasil), Obstacle (rintangan), Plan (rencana).

  • Harapan : Apa yang Anda inginkan?
  • Hasil : Apa hasil yang ideal? Akan seperti apa hidup Anda ketika Anda mencapai tujuan Anda?
  • Rintangan : Anda tahu diri Anda sendiri. Apa yang akan mencoba menghentikan Anda? Apa yang mengesampingkan Anda sebelumnya?
  • Rencanakan : Bagaimana Anda akan menyiasatinya?

Menjawab pertanyaan ini tidak perlu banyak waktu. Dr Oettingen menyarankan tiga sampai lima menit untuk memulai; pastikan berada pada tempat di mana kita tidak akan diganggu.

“Saya tidak bisa mengikuti rutinitas ini.”
Rutinitas terkadang membuat kita tidak cukup fleksibel, sehingga membuat kita mudah untuk menyerah. Bagaimana menyiasatinya? Tetapkan rencana, tetapi bersikaplah fleksibel saat hidup menghalangi. Sangat penting untuk membuat rencana cadangan daripada hanya menyerah dan pasrah dengan keadaan.

“Saya mendapatkan terlalu banyak tekanan dari luar.”
Ini bisa jadi pertanda bahwa kita mencoba berubah karena alasan yang salah. Seperti sudah dibahas sebelumnya dalam membuat resolusi, pastikan kita ingin berubah karena itu memang penting untuk diri kita sendiri. Mulailah berpikir ulang tentang apakah kita ingin membuat perubahan ini untuk diri sendiri atau karena orang lain menyuruh kita melakukannya.

“Saya mengacaukan rencana yang sudah dibuat.”
“Jika Anda mengacau, yang harus Anda lakukan pertama kali adalah berpura-pura itu tidak terjadi. Jangan terlibat dalam pola pikir negatif itu, “kata Mr. Duhigg. “Bangunlah keesokan harinya dan anggaplah Anda tidak terpeleset dan kembali ke pola apa pun yang Anda coba raih.”

Jika kita terus tergelincir, alih-alih menyalahkan diri sendiri, cobalah untuk melihat perilaku kita untuk mencari tahu di mana proses yang salah. Mr. Duhigg menambahkan, “Jika suatu pilihan tidak berhasil, bukan berarti kita menyalahkan diri sendiri. Artinya, kita memiliki lebih banyak data untuk pengalaman dan kita mungkin akan berhasil lebih baik di lain waktu.”

Bagi sebagian orang, menjalani perubahan sendirian mungkin hal yang sulit. Perlu adanya support system yang saling mendukung selama menjalani resolusi yang sudah dibuat. Oleh karena itu, artikel berikutnya akan membahas tentang menemukan komunitas yang akan mendukung kita meraih keberhasilan resolusi bersama.

Referensi
Miller, Jen. A. “How to Make (and Keep) a New Year’s Resolution” https://www.nytimes.com/guides/smarterliving/resolution-ideas: The New York Times