5 Tips Membuat Resolusi Tahun Baru
Bagian Lima: Apabila Tujuan Tidak Tercapai

Kita sudah membuat resolusi tahun baru dengan sempurna. Mengidentifikasi resolusi yang tepat, membuat rencana yang matang, mempersiapkan lompatan pada rintangan yang mungkin terjadi, dan menemukan komunitas untuk saling mendukung. Sekarang saatnya kita mengeksekusi resolusi itu. Namun, sebaik apa pun resolusi yang sudah kita siapkan, bukan tidak mungkin jika tujuan kita tidak tercapai. Ingatlah satu hal apabila kita tidak berhasil meraih tujuan dari resolusi yang kita buat.

Kita tidak gagal.

Resolusi yang kita buat dan jalankan adalah eksperimen diri kita sendiri. Berdasarkan pengalaman itu, kita bisa mencoba pada percobaan kedua, ketiga, atau ke-20. Pertama dan terpenting: Jika kita gagal dalam upaya mencapai resolusi, jangan menyalahkan diri sendiri, dan ketahuilah bahwa kita tidak sendirian.
Jen A. Miller melalui The New York Times membagikan tips untuk menyemangati diri saat kita tak berhasil mencapai tujuan resolusi yang kita buat.

Jangan ragu untuk memulai dari awal.
Tidak apa-apa jika kita ingin mencoba lagi. Ingat, resolusi tidak perlu dikaitkan hanya dengan Tahun Baru. Kita bisa kembali memulainya setelah akhir pekan atau setelah ulang tahun, atau setelah bulan baru.
Jadi, jika kita melewatkan target tahun baru, kita dapat memulai lagi besok. Misal pada hari Senin, setelah Hari Raya Keagamaan atau penanda apa pun yang berarti bagi kita, selama kita siap untuk mencobanya lagi. Walaupun ini tidak akan menjamin kesuksesan, tetapi kita tidak perlu menunggu sampai tahun berikutnya tiba di kalender untuk mencobanya lagi.

Berbaik hatilah pada diri sendiri.
“Kita sering berbicara dengan nada yang jauh lebih keras kepada diri kita sendiri daripada dengan orang lain,” kata Dr. Wallin. “Kita tidak akan mengatakan kepada seorang anak yang mencoba mempelajari sesuatu yang ‘sangat bodoh’ tapi begitulah cara kita berbicara kepada diri sendiri.”
Ketika resolusi keluar dari jalur atau berantakan tetapi kita masih ingin mencoba lagi, bicaralah pada diri kita sendiri. “Seperti halnya pada seorang anak yang sedang merasa kecil hati, kita tidak akan mengatakan ‘itu karena kamu idiot’, tetapi kita akan mengatakan ‘ayolah kamu bisa melakukannya’,” ungkap Dr. Wallin. Begitu pula yang harus kita lakukan pada diri kita sendiri.

Dr. Wallin menawarkan beberapa sikap merendahkan diri yang lebih umum dan cara membalikkan kata-kata merendahkan itu menjadi penyemangat.

  • Daripada mengatakan, “Saya gagal. Apa gunanya sekarang?”
    Lebih baik berkata, “Itu adalah keputusan yang buruk, tapi kesempatan belajar yang bagus. Apa langkah saya selanjutnya? ”
  • Daripada mengatakan, “Saya sangat lapar!”
    Lebih baik berkata, “Saya lapar, artinya berhasil! Agak tidak nyaman memang, tapi saya pernah mengalami yang lebih buruk. “
  • Daripada mengatakan, “Kaki saya sangat sakit. Saya tidak mungkin berolahraga hari ini.”
    Lebih baik berkata, “Ayo kita istirahatkan otot kakiku hari ini. Apa yang dapat saya lakukan untuk melatih lengan saya? ” atau “Tentu saja otot saya sakit. Seharusnya begitu. Ini akan menjadi lebih mudah.​​”
  • Daripada mengatakan, “Ini terlalu sulit!”
    Lebih baik berkata, “Berhasil melalui hari ini akan benar-benar membangun kepercayaan diri saya.”

Nah, itulah beberapa tips untuk membuat resolusi tahun baru menyongsong tahun 2021. Tak ada hal yang mudah, tentu saja. Namun, dengan kita berusaha, kita bisa meraih satu demi satu tujuan yang kita dambakan, demi mencapai kesuksesan yang kita harapkan. Jadi, sudah siapkah membuat resolusi tahun baru? Semoga lancar dan sukses selalu!

Referensi:
Miller, Jen. A. “How to Make (and Keep) a New Year’s Resolution” https://www.nytimes.com/guides/smarterliving/resolution-ideas: The New York Times