“Happiness is more about subtraction than addition.”
~Anthony J. Yeung

Selama ini, kita berpikir bahwa untuk mencapai kebahagian, kita hanya perlu mengisi kehidupan dengan mempelajari berbagai trik hidup, latihan pernapasan, dan melakukan afirmasi positif. Namun, lebih daripada itu, ada hal lain yang jauh lebih mudah dan sederhana untuk diterapkan. Menyingkirkan hal-hal yang berpotensi merusak kebahagiaan yang kita punya, atau bahkan membuat kita sama sekali tidak bahagia, akan jauh lebih efektif dan praktis untuk dilakukan.

Anthony J. Young dalam tulisannya yang berjudul “5 Simple Things I Removed from My Life to Become Happier” di situs medium.com, membagikan kisahnya membuang hal-hal sederhana dalam hidupnya untuk membuatnya hidup lebih bahagia. Berikut lima hal sederhana yang jika disingkirkan, akan memiliki efek besar bagi kebahagiaan hidup kita:=

  • Mengurangi akses pada informasi negatif
    Banyak orang terbiasa dengan hal-hal negatif yang membuat stres dan frustrasi, baik dari lingkaran sosial atau apa yang mereka lihat. Dua hal berikut dikurangi Young demi mendapatkan kebahagian dirinya.
  • Kurangi menonton dan membaca berita
    Seperti misalnya menonton berita kasus pembunuhan, kekerasan, dan perselisihan yang sering diberitakan. Menurut Young, berita negatif akan membuat kita terbawa emosi, kemarahan, kecemasan, dan kesedihan dari berita yang masuk ke alam bawah sadar kita. Meskipun terkadang bermanfaat, seringkali berita yang disajikan menampilkan pandangan yang negatif, ekstrem, dan bias. Jadi sebaiknya, kurangi membaca atau menonton berita yang berpotensi memasukkan pikiran negatif ke dalam diri kita. Tentu saja, bukan berarti kita menutup mata dari berita tentang kejadian besar di negara kita atau dunia. Bagi Young, ini bukan tentang ketidakpedulian, tetapi tentang mengetahui bahwa hal-hal tertentu tidak sepadan dengan pengaruhnya terhadap kesehatan mental kita.
  • Kurangi penggunaan media sosial
    Masalah dengan media sosial adalah adanya kecenderungan untuk menjadi depresi dan tidak bahagia dengan hidup kita sendiri. Di media sosial, orang hanya membagikan hal terbaik yang terjadi dalam hidup mereka. Meskipun tidak ada yang salah dengan itu, tanpa sadar, kita mulai membandingkan kehidupan kita dengan mereka, membuat kita tidak bahagia dengan kehidupan kita sendiri. Kita berharap bisa seperti mereka: jalan-jalan ke luar negeri, menginap di hotel mewah, makan-makan di restoran mahal dan lain sebagainya, sehingga kita tidak bersyukur dengan hidup kita saat ini.
  • Menyingkirkan 20% bagian terbawah dari hidup kita
    Aturan 80/20 menyarankan bahwa 20% penyebab menciptakan 80% efek. Itulah mengapa setiap beberapa bulan, Young melakukan analisis 80/20 dan mengajukan dua pertanyaan:

    • Apa saja 20% hal yang menyebabkan 80% ketidakbahagiaan saya?
    • Apa saja 20% hal yang menyebabkan 80% kebahagiaan saya?
  • Menjauh dari orang toksik
    Jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang negatif, tidak bahagia, dan tidak ambisius, mereka akan menurunkan kita ke level mereka, tidak peduli seberapa keras kita berusaha. Kita tidak bisa terlalu memaksakan mereka harus sesuai dengan diri kita. Jadi jika ingin berubah, kitalah yang harus mengubah lingkungan kita terlebih dahulu.
    Itulah mengapa Young menyarankan untuk menyingkirkan orang-orang negatif dari hidupnya. Lebih lanjut, ia memberikan catatan: Dia tidak menyalahkan mereka atas ketidak-bahagiaannya. Tetapi dia tahu jika ingin berubah, dia harus mengubah teman-temannya.
    Young menambahkan pada akhirnya, dia menetapkan preseden tentang akan menjadi bagaimana persahabatan dan hubungan yang dia miliki. Dia memilih apa yang akan— dan tidak akan—toleransi. Menghapus hubungan yang toksik mengubah kebahagiaannya hampir seketika.
  • Menghilangkan hasrat untuk “membuktikan diri”
    Menurut Young, tidak ada yang salah dengan memiliki tujuan yang besar dan ambisius. Namun, perlu diperhatikan bahwa banyak orang mengejar tujuan mulia untuk membuktikan sesuatu kepada orang lain dan—yang lebih penting—kepada diri mereka sendiri. Mereka sangat peduli dengan apa yang orang pikirkan tentang mereka. Selain itu, mereka juga peduli tentang membuktikan harga diri, menunjukkan bahwa mereka berada pada tingkat tertentu, dan memvalidasi keberadaan mereka.
    Semua itu hanya membuat Young semakin jauh dari kebahagiaan. Karena kebutuhan untuk menjadi “sempurna” cenderung mengarah pada depresi, kecemasan, dan kelelahan. Dia mengatakan bahwa selama ini, ia mengejar standar khayalan tentang “kesempurnaan”, yang tidak akan pernah tercapai karena definisi kesempurnaannya akan selalu berubah. Namun dia mendefinisikan dirinya sendiri sebagai pribadi yang konstan. Tidak ada tingkat pencapaian yang akan membuatnya lebih berharga sebagai pribadi.
    Untuk menghilangkan kecenderungan untuk membuktikan diri, Young secara teratur bertanya:

    • Jika saya tidak pernah bisa memberi tahu satu orang pun tentang pencapaian saya, apakah saya masih akan mengejarnya?
    • Jika perjalanan peningkatan diri saya tidak membuat saya menjadi orang yang “lebih baik”, apakah saya masih akan melakukannya?
  • Membuang hal yang “melekat” dengan kita
    Young menguraikan hal terakhir untuk dihilangkan agar hidup lebih bahagia. Menurutnya, beberapa orang percaya bahwa mereka tidak dapat bahagia sampai mereka memiliki hal-hal tertentu—kekayaan, kesehatan, hubungan, harta benda, dll. Namun, itu tidak berlaku dalam psikologi.
    Ketika kita mencapai sesuatu dan merasa bahagia, kita dengan cepat beradaptasi, dan kehilangan kebahagiaan itu. Kemudian, kita akan mencoba untuk mencapai sesuatu yang lain, dan siklus tersebut berulang, menciptakan apa yang disebut “treadmill hedonik”. Pada akhirnya, jika mereka tidak bisa bahagia tanpa hal-hal itu, mereka tidak bisa bahagia dengannya.
    Bukan berarti kita tidak boleh mencoba mencapai apa pun dalam hidup. Sebaliknya, Young mencoba mencapai tujuan tanpa membuat kebahagiaan bergantung padanya. Dengan kata lain, ia tanpa melekatkan kebahagiaannya pada hal-hal itu. Ia berhasil menciptakan lebih banyak kebebasan, kemudahan, dan kedamaian. Dan jika dia kebetulan kehilangan apa yang dia miliki, dia tidak akan merasa hancur karena itu tidak pernah menjadi sumber kebahagiaannya.

Referensi:
Young, Anthony. J. (2020). “5 Simple Things I Remove from My Life to Become Happier.” https://medium.com/mind-cafe/5-simple-things-i-removed-from-my-life-to-become-happier-799c36a99276