Persona adalah karakter fiksi, yang kita buat berdasarkan penelitian/riset untuk mewakili jenis pengguna yang akan menggunakan layanan, produk, situs atau Brand. Dengan membuat persona, kita dapat memahami kebutuhan, pengalaman, perilaku, dan tujuan pengguna yang kita targetkan.

Menurut Lene Nielsen, ada 4 perspektif berbeda dalam persona:

  1. Goal-directed Personas. Tipe persona ini fokus pada “Apa yang ingin dilakukan pengguna dengan produk saya?”. Tujuan dari persona ini adalah untuk memeriksa proses dan alur kerja pengguna ingin gunakan untuk mencapai tujuan dalam berinteraksi dengan produk atau layanan kita.
  2. Role-Based Personas. Perpektif ini juga diarahkan pada tujuan dan juga berfokus pada perilaku. Namun persona dari perspektif ini didukung dengan data secara besar-besaran dan menggabungkan data dari sumber kualitatif dan kuantitatif.
  3. Engaging Personas. Persona ini dapat menggabungkan Goal-directed persona dan Role-based persona. Persona ini dibuat agar para desainer yang menggunakannya dapat menjadi lebih terlibat dengannya. Idenya adalah untuk membuat rendering 3D pengguna. Persona ini melihat dari emosi pengguna, latar belakang, dan membuatnya relevan dengan tugas yang ada.
  4. Fictional Personas. Persona ini tidak muncul dari hasil penelitian/ riset pengguna tetapi muncul dari pengalaman tim desain UX. Persona ini membutuhkan tim desain untuk membuat asumsi berdasarkan interaksi masa lalu dengan data pengguna dan produk. Persona ini dapat menimbulkan perdebatan karena memiliki resiko masalah yang besar. Maka dari itu persona ini mungkin bisa digunakan sebagai sketsa awal kebutuhan pengguna.

 

Sumber: Interaction Design Foundation
Featured Image: Photo by Juan Rojas on Unsplash